Kasek SMA PGRI Apresiasi Pemenang Film Dokumenter
Kasek SMA PGRI Amlapura I Ketut Jelantik mengapresisi dan bagikan hadiah kepada para pemenang film dokumenter di halaman sekolah, Rabu (30/10).
AMLAPURA, NusaBali
Lomba membuat film dokumenter ini serangkaian perayaan Bulan Bahasa. Kelas XII MIPA 1 keluar sebagai juara pertama, disusul kelas XII IPB3, kelas XI MIPA 1, kelas XI IPB 2 dan kelas XII IPB 2.
Ketut Jelantik didampingi Wakasek Kesiswaan I Gede Aries Pidrawan mengatakan, cerita kenakalan remaja yang diangkat dalam tema film dokumenter menyentuh dunia remaja. Garapan kelas XII MIPA 1 ini menampilkan sejumlah siswa bolos sekolah. Dampak bolos sekolah menjadi siswa bodoh, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, akhirnya jadi pengangguran. Ditayangkan juga terjadinya pergaulan bebas, terjerumus seks bebas, hamil di luar nikah, terpaksa menikah, jadi ibu rumah tangga kurang mampu karena gagal di bidang pendidikan, tidak bisa cari kerja untuk menafkahi keluarganya.
Sedangkan terjerumus kasus narkoba lebih parah lagi akibatnya, sering hilang kesadaran, saraf tubuh terganggu, akhirnya mati. “Film ini memberikan pesan agar orangtua memberikan penyadaran kepada anak-anaknya agar tidak bolos sekolah, tidak melakukan pergaulan bebas, dan menjauhi narkoba. Semuanya sudah jelas akibatnya, membunuh masa depan,” kata Ketut Jelantik. Dikatakan, lomba film dokumenter merupakan implementasi dari visi dan misi Ketua OSIS Ni Kadek Pricilia Meikayanti. Sehingga nuansa bulan bahasa jadi lebih semarak dan ada inovasi baru dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gede Aries Pidrawan menambahkan, lomba film dokumenter diikuti 17 kelas. “Lumayan ada yang berbakat membuat karya film dokumenter. Perlu kerjasama sejumlah siswa di dalam satu kelas, mulai dari menyusun naskah, shooting, editing, dan dialog masing-masing peran agar mampu menggambarkan sesuai pesan sosial dalam film,” katanya. Menurutnya, peserta lomba mampu memahami editing film. Hanya lomba film dokumenter yang ramai ditonton. Sebab, setiap peserta menyajikan film diputar sekitar 20 menit, menayangkan adegan bervariasi, ada yang lucu, sedih, tegang dan lainnya. *k16
Ketut Jelantik didampingi Wakasek Kesiswaan I Gede Aries Pidrawan mengatakan, cerita kenakalan remaja yang diangkat dalam tema film dokumenter menyentuh dunia remaja. Garapan kelas XII MIPA 1 ini menampilkan sejumlah siswa bolos sekolah. Dampak bolos sekolah menjadi siswa bodoh, tidak naik kelas, tidak lulus ujian, akhirnya jadi pengangguran. Ditayangkan juga terjadinya pergaulan bebas, terjerumus seks bebas, hamil di luar nikah, terpaksa menikah, jadi ibu rumah tangga kurang mampu karena gagal di bidang pendidikan, tidak bisa cari kerja untuk menafkahi keluarganya.
Sedangkan terjerumus kasus narkoba lebih parah lagi akibatnya, sering hilang kesadaran, saraf tubuh terganggu, akhirnya mati. “Film ini memberikan pesan agar orangtua memberikan penyadaran kepada anak-anaknya agar tidak bolos sekolah, tidak melakukan pergaulan bebas, dan menjauhi narkoba. Semuanya sudah jelas akibatnya, membunuh masa depan,” kata Ketut Jelantik. Dikatakan, lomba film dokumenter merupakan implementasi dari visi dan misi Ketua OSIS Ni Kadek Pricilia Meikayanti. Sehingga nuansa bulan bahasa jadi lebih semarak dan ada inovasi baru dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Gede Aries Pidrawan menambahkan, lomba film dokumenter diikuti 17 kelas. “Lumayan ada yang berbakat membuat karya film dokumenter. Perlu kerjasama sejumlah siswa di dalam satu kelas, mulai dari menyusun naskah, shooting, editing, dan dialog masing-masing peran agar mampu menggambarkan sesuai pesan sosial dalam film,” katanya. Menurutnya, peserta lomba mampu memahami editing film. Hanya lomba film dokumenter yang ramai ditonton. Sebab, setiap peserta menyajikan film diputar sekitar 20 menit, menayangkan adegan bervariasi, ada yang lucu, sedih, tegang dan lainnya. *k16
Komentar