Diharapkan Jadi Wirausaha, PKK Dilatih Membuat Kue
Ibu-ibu PKK se Desa Belega mengikuti pelatihan membuat roti dan kue di Balai Banjar Belega Kanginan, Desa Belega, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Jumat (1/11).
GIANYAR, NusaBali
Pelatihan ini difasilitasi Kementerian Tenaga Kerja melalui Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Gianyar. “Pelatihan ini berlangsung 20 hari. Sesekali kami tengok biar mereka tambah semangat mengikuti pelatihan,” jelas Perbekel Desa Belega I Ketut Trisna Jaya. Setiap sesi pelatihan, kata dia, jenis makanan yang diolah bervariasi. Kamis (31/10), latihan membuat Burger. ‘’Hari ini (Jumat kemarin,Red), latihan membuat roti dan kue. Bervariasi, setiap hari beda-beda,” ujarnya.
Kata Trisna Jaya, pelatihan semacam ini disambut antusias oleh warga desa. Sebab yang para ibu rumah tangga khususnya yang belum bekerja, bias mendapatkan skill berwirausaha. Sebab sebelum praktek, ibu-ibu ini diberikan pembekalan teori selama hari berturut-turut. “Mereka nampaknya sangat serius. Mudah-mudahan selesai pelatihan, semangatnya masih tetap sama,” harapnya.
Selain membuka peluang usaha, pelatihan semacam ini dapat memupuk rasa kebersamaan. Terlebih di jaman serba canggih ini, membuat ruang kebersamaan warga semakin sempit. “Disini mereka bertemu selama 20 hari, pasti akan berkesan,” ujarnya. Selain menyasar ibu rumah tangga yang belum bekerja, pelatihan ini juga diikuti oleh ibu rumah tangga yang sudah punya usaha pembuatan kue skala rumahan. Harapannya, yang sudah bisa semakin meningkatkan kualitas produknya. Bagi peserta pemula, ada keinginan untuk memulai binsis penjualan kue. Apalagi, permintaan kue bolu maupun mangkok kukus cukup tinggi untuk keperluan pembuatan banten.
Salah seorang instruktur dari Balai Latihan Kerja Disnaker Gianyar, Ni Luh Dewi Martina Rahayu mengatakan potensi usaha kue dan roti cukup menjanjikan. “Melihat potensinya di Bali, sangat menjanjikan. Setiap rahinan memerlukan kue, bahkan jika bisa dikreasikan kuenya bisa jadi konsumsi sehari-hari,” ujarnya. Dia pun berharap, pasca pelatihan para peserta melanjutkan dengan praktek dirumah masing-masing. “Minimal bisa membuat untuk keperluan di rumah masing-masing,” ujarnya.*nvi
Kata Trisna Jaya, pelatihan semacam ini disambut antusias oleh warga desa. Sebab yang para ibu rumah tangga khususnya yang belum bekerja, bias mendapatkan skill berwirausaha. Sebab sebelum praktek, ibu-ibu ini diberikan pembekalan teori selama hari berturut-turut. “Mereka nampaknya sangat serius. Mudah-mudahan selesai pelatihan, semangatnya masih tetap sama,” harapnya.
Selain membuka peluang usaha, pelatihan semacam ini dapat memupuk rasa kebersamaan. Terlebih di jaman serba canggih ini, membuat ruang kebersamaan warga semakin sempit. “Disini mereka bertemu selama 20 hari, pasti akan berkesan,” ujarnya. Selain menyasar ibu rumah tangga yang belum bekerja, pelatihan ini juga diikuti oleh ibu rumah tangga yang sudah punya usaha pembuatan kue skala rumahan. Harapannya, yang sudah bisa semakin meningkatkan kualitas produknya. Bagi peserta pemula, ada keinginan untuk memulai binsis penjualan kue. Apalagi, permintaan kue bolu maupun mangkok kukus cukup tinggi untuk keperluan pembuatan banten.
Salah seorang instruktur dari Balai Latihan Kerja Disnaker Gianyar, Ni Luh Dewi Martina Rahayu mengatakan potensi usaha kue dan roti cukup menjanjikan. “Melihat potensinya di Bali, sangat menjanjikan. Setiap rahinan memerlukan kue, bahkan jika bisa dikreasikan kuenya bisa jadi konsumsi sehari-hari,” ujarnya. Dia pun berharap, pasca pelatihan para peserta melanjutkan dengan praktek dirumah masing-masing. “Minimal bisa membuat untuk keperluan di rumah masing-masing,” ujarnya.*nvi
Komentar