SMAN 2 Amlapura Gelar Lomba Menulis Lontar
SMAN 2 Amlapura menggelaar lomba menulis aksara Bali pada daun lontar, Jumat (1/11).
AMLAPURA, NusaBali
Pesertanya sebanyak 17 siswa kelas X dan kelas XI. Lomba ini serangkaian bulan bahasa dan menyambut HUT ke-36 SMAN 2 Amlapura. Setiap peserta wajib membawa perlengkapan, pengrupak, lontar, dan alas. Kriteria lomba meliputi ketrampilan kelengkapan naskah, kerapian, bentuk tulisan, dan jumlah aksara yang benar dan aksara yang salah. Durasi 90 menit.
Salah satu peserta lomba Ni Gusti Putu Abiliyanti mengaku telah terbiasa menulis aksara Bali di lontar. Sebab di SMP ikut ekstra menulis aksara Bali di lontar. Ternyata yang ikut lomba rata-rata memang telah terlatih menulis aksara Bali di lontar, mulai dari teknik memegang pengrupak (pisau), cara memegang lontar dan pengrupak, menekan pengrupak, dan menggoreskan hingga muncul aksara-aksara Bali di lontar.
Menulis aksara Bali di lontar mesti kedua tangannya berfungsi, ada yang memegang pengrupak dan ada yang menahan lontar dari bawah lontar. Dewan juri I Wayan Sudana mengatakan usai lomba, setelah menyimak hasil karya siswa, dinyatakan semuanya berbakat menulis aksara Bali di lontar. “Hasil karyanya begitu rapi dan kualitas huruf dihasilkan tidak ada bedanya dengan yang tertuang di lontar-lontar yang telah ada,” jelas Wayan Sudana diamini juri lainnya, I Made Putra.
Hanya saja Wayan Sudana belum membaca karya siswa itu. “Seberapa banyak tulisan siswa yang benar dan yang salah, saya belum mengecek. Sepintas saya lihat, semua karya siswa bagus-bagus, rapi dan berkualitas,” tambahnya. Kasek SMAN 2 Amlapura I Nengah Miyasa juga mengaku salut atas bakat siswa bidang nyurat aksara Bali di lontar. “Baru kali ini saya menggelar lomba nyurat aksara Bali di lontar, ternyata banyak siswa yang berbakat. Nanti akan dibina lebih optimal agar menghasilkan sederet gelar juara di lomba-lomba tingkat kabupaten dan provinsi,” katanya. *k16
Salah satu peserta lomba Ni Gusti Putu Abiliyanti mengaku telah terbiasa menulis aksara Bali di lontar. Sebab di SMP ikut ekstra menulis aksara Bali di lontar. Ternyata yang ikut lomba rata-rata memang telah terlatih menulis aksara Bali di lontar, mulai dari teknik memegang pengrupak (pisau), cara memegang lontar dan pengrupak, menekan pengrupak, dan menggoreskan hingga muncul aksara-aksara Bali di lontar.
Menulis aksara Bali di lontar mesti kedua tangannya berfungsi, ada yang memegang pengrupak dan ada yang menahan lontar dari bawah lontar. Dewan juri I Wayan Sudana mengatakan usai lomba, setelah menyimak hasil karya siswa, dinyatakan semuanya berbakat menulis aksara Bali di lontar. “Hasil karyanya begitu rapi dan kualitas huruf dihasilkan tidak ada bedanya dengan yang tertuang di lontar-lontar yang telah ada,” jelas Wayan Sudana diamini juri lainnya, I Made Putra.
Hanya saja Wayan Sudana belum membaca karya siswa itu. “Seberapa banyak tulisan siswa yang benar dan yang salah, saya belum mengecek. Sepintas saya lihat, semua karya siswa bagus-bagus, rapi dan berkualitas,” tambahnya. Kasek SMAN 2 Amlapura I Nengah Miyasa juga mengaku salut atas bakat siswa bidang nyurat aksara Bali di lontar. “Baru kali ini saya menggelar lomba nyurat aksara Bali di lontar, ternyata banyak siswa yang berbakat. Nanti akan dibina lebih optimal agar menghasilkan sederet gelar juara di lomba-lomba tingkat kabupaten dan provinsi,” katanya. *k16
Komentar