Kapal Terbakar, 10 ABK Diselamatkan
Sempat Terombang-ambing di Sebelah Utara Celukan Bawang
Kapal Motor (KM) Bintang Jaya VI terbakar di perairan Buleleng, sekitar 91 kilometer arah utara Pelabuhan Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Selasa (5/11) siang pukul 12.00 Wita.
SINGARAJA, NusaBali
Sempat selama 2 jam terombang-ambing di bawah teror api, nakhoda berikut 9 anak buah kapal (ABK)-nya berhasil dievakuasi dari laut dalam kondisi selamat. Nakhoda KM Bintang Jaya VI, Martin, 37, bersama 9 ABK-nya selamat dari maut setelah ditolong oleh Kapal Cargo asal Hongkong, Selasa siang pukul 14.00 Wita. Seluruh korban selanjutnya dievakuasi tim gabungan dari Pos SAR Buleleng, TNI AL, Pelindo Celukan III Bawang, Pos Pol Air Polres Buleleng, dan petugas kesehatan. Mereka tiba di Pelabuhan Celukan Bawang, tadi malam sekitar pukul 21.30 Wita.
Selain nakhoda Martin, 9 ABK KM Bintang Jaya VI yang dievakuasi dalam kondisi selamat tadi malam, masing-masing Hamzah, 47, Danang Budi Santoso, 26, Ramlan, 45, Haris Sutejo, 36, Sabarudin, 40, Timbul, 55,.Hoksiu, 66, Andi Hededata, 40, dan Said Dahlah, 42.
Menurut nahkoda kapal, Martin, asal Tanjung Balai, Kabupaten Kari-mun, Sumatra Utara, KM Bintang Jaya VI mengalami musibah kebakaran saat dalam pelayaran dari Probolinggo (Jawa Timur) ke Lombo (Papua). Kapal naas dengan 10 ABK termasuk nakhoda ini berangkat dari Pelabuhan Probolinggo, Senin (4/11) sore pukul 17.00 WIB. Kapal milik perusahaan ikan ini hendak mengambil ikan di wilayah Lombo, Papua. Namun, baru seujung perjalanan, kapal mengalami troubel pada baling-baling yang tersangkut tali tambang yang hanyut ke laut, Selasa siang pukul 12.00 Wita.
"Saat itu, kapal terasa agak bergetar. Setelah saya matikan mesin dan suruh ABK turun, ternyata ada tali tersangkut di baling-baling. Sudah sempat dipotong, setelah itu pas dihidupkan mesinnya, langsung keluar api," cerita Martin yang ditemui NusaBali setibanya di darat, tadi malam.
Para ABK pun kalang-kabut karena api dengan cepat menyebar, lantaran ada beberapa bahan bakar minyak di dalam kapal. Nahkoda dan ABK sepakat menceburkan diri ke laut, setelah api membakar bagian depan kapal. KM Bintang Jaya VI berkekuatan 168 GT, dengan panjang 35 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 5 meter yang biasa mengangkut 15 ton ikan ini ludes terbakar, lalu tenggelam.
"Sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, kami langsung cebur ke laut dan pegangan di pelampung kapal. Kami ngumpul mengapung," cerita Martin. Para korban yang terombang-ambing di atas pelampung ini terus melambai-lambaikan tangan, seraya memohon pertolongan kepada kapal yang melintas.
Beruntung, 2 jam kemudian, tepatnya pukul 14.00 Wita, ada kapal Pionir berbendera Hongkong melintas. Kapal Hongkong itu pun bantu 10 korban dan menaikkan mereka ke dalam kapal. Musibah laut ini kemudian dilaporkan ke SAR Pos Buleleng, Selasa sore. Begitu dapat laporan, Tim Gabungan terjun mengevakuasi 10 korban dari Kapal Hongkong untuk dibawa ke Pelabuhan Celukan Bawang.
Menurut Martin, dia dan 9 ABK-nya setiap bulan melintasi jalur tersebut untuk mengambil ikan ke Papua dan kembali lagi ke Probolinggo. Biasanya, dalam satu rute perjalanan Probolinggo-Papua, menghabiskan waktu 7 hari.
Sementara itu, Koordinator Pos SAR Buleleng, Dewa Hendri Gunawan, menjelaskan timnya berangkat dari Pelabuhan Celukan Bawang untuk mengevakuasi para korban kapal tenggelam di tengah laut, Selasa sore pukul 17.00 Wita. Menurut Dewa Hendri, pihaknya bergerak setelah mendapat laporan dari Kantor SAR Denpasar sekitar pukul 16.00 Wita terkait musibah kapal terbakar di sebelah utara Pelabuhan Celukan Bawang.
Tim gabungan berkekuatan 10 personel langsung menjemput korban yang berada di atas Kapal Honkong di tengah laut, dengan mengggunakan Perahu RIB. "Semua korban kami jemput dalam kedaan selamat, karena mereka sempat ditolong Kapal Cargo dari Hongkong. Mereka langsung kami evakuasi ke daratan,” ujar Dewa Hendri di Pelabuhan Celukan Bawang, tadi malam.
Setelah tiba di daratan tadi malam pukul 21.30 Wita, nakhoda kapal berukut 9 ABK-nya langsung didata identitasnya. Mereka juga diperiksa kesehatannya oleh tim medis. Selanjutnya, mereka diinapkan semalam di Kantor Kesyahbandaran dan Orotitas Pelabuhan Pelindo III Celukan Bawang.
General Manager Pelindo III Celukan Bawang, Rio Dwi Santosa, mengatakan seluruh korban kapal terbakar ini akan difasilitasi makan, minum, obat-obatan, dan pakaian kering. "Selama mereka di sini (Pelabuhan Celukan Bawang), ya menjadi tanggung jawab kami, termasuk membantu menghubungi keluarganya sampai dijemput," jelas Dewa Hendri. *k23
Selain nakhoda Martin, 9 ABK KM Bintang Jaya VI yang dievakuasi dalam kondisi selamat tadi malam, masing-masing Hamzah, 47, Danang Budi Santoso, 26, Ramlan, 45, Haris Sutejo, 36, Sabarudin, 40, Timbul, 55,.Hoksiu, 66, Andi Hededata, 40, dan Said Dahlah, 42.
Menurut nahkoda kapal, Martin, asal Tanjung Balai, Kabupaten Kari-mun, Sumatra Utara, KM Bintang Jaya VI mengalami musibah kebakaran saat dalam pelayaran dari Probolinggo (Jawa Timur) ke Lombo (Papua). Kapal naas dengan 10 ABK termasuk nakhoda ini berangkat dari Pelabuhan Probolinggo, Senin (4/11) sore pukul 17.00 WIB. Kapal milik perusahaan ikan ini hendak mengambil ikan di wilayah Lombo, Papua. Namun, baru seujung perjalanan, kapal mengalami troubel pada baling-baling yang tersangkut tali tambang yang hanyut ke laut, Selasa siang pukul 12.00 Wita.
"Saat itu, kapal terasa agak bergetar. Setelah saya matikan mesin dan suruh ABK turun, ternyata ada tali tersangkut di baling-baling. Sudah sempat dipotong, setelah itu pas dihidupkan mesinnya, langsung keluar api," cerita Martin yang ditemui NusaBali setibanya di darat, tadi malam.
Para ABK pun kalang-kabut karena api dengan cepat menyebar, lantaran ada beberapa bahan bakar minyak di dalam kapal. Nahkoda dan ABK sepakat menceburkan diri ke laut, setelah api membakar bagian depan kapal. KM Bintang Jaya VI berkekuatan 168 GT, dengan panjang 35 meter, lebar 5 meter, dan tinggi 5 meter yang biasa mengangkut 15 ton ikan ini ludes terbakar, lalu tenggelam.
"Sudah tidak ada yang bisa diselamatkan lagi, kami langsung cebur ke laut dan pegangan di pelampung kapal. Kami ngumpul mengapung," cerita Martin. Para korban yang terombang-ambing di atas pelampung ini terus melambai-lambaikan tangan, seraya memohon pertolongan kepada kapal yang melintas.
Beruntung, 2 jam kemudian, tepatnya pukul 14.00 Wita, ada kapal Pionir berbendera Hongkong melintas. Kapal Hongkong itu pun bantu 10 korban dan menaikkan mereka ke dalam kapal. Musibah laut ini kemudian dilaporkan ke SAR Pos Buleleng, Selasa sore. Begitu dapat laporan, Tim Gabungan terjun mengevakuasi 10 korban dari Kapal Hongkong untuk dibawa ke Pelabuhan Celukan Bawang.
Menurut Martin, dia dan 9 ABK-nya setiap bulan melintasi jalur tersebut untuk mengambil ikan ke Papua dan kembali lagi ke Probolinggo. Biasanya, dalam satu rute perjalanan Probolinggo-Papua, menghabiskan waktu 7 hari.
Sementara itu, Koordinator Pos SAR Buleleng, Dewa Hendri Gunawan, menjelaskan timnya berangkat dari Pelabuhan Celukan Bawang untuk mengevakuasi para korban kapal tenggelam di tengah laut, Selasa sore pukul 17.00 Wita. Menurut Dewa Hendri, pihaknya bergerak setelah mendapat laporan dari Kantor SAR Denpasar sekitar pukul 16.00 Wita terkait musibah kapal terbakar di sebelah utara Pelabuhan Celukan Bawang.
Tim gabungan berkekuatan 10 personel langsung menjemput korban yang berada di atas Kapal Honkong di tengah laut, dengan mengggunakan Perahu RIB. "Semua korban kami jemput dalam kedaan selamat, karena mereka sempat ditolong Kapal Cargo dari Hongkong. Mereka langsung kami evakuasi ke daratan,” ujar Dewa Hendri di Pelabuhan Celukan Bawang, tadi malam.
Setelah tiba di daratan tadi malam pukul 21.30 Wita, nakhoda kapal berukut 9 ABK-nya langsung didata identitasnya. Mereka juga diperiksa kesehatannya oleh tim medis. Selanjutnya, mereka diinapkan semalam di Kantor Kesyahbandaran dan Orotitas Pelabuhan Pelindo III Celukan Bawang.
General Manager Pelindo III Celukan Bawang, Rio Dwi Santosa, mengatakan seluruh korban kapal terbakar ini akan difasilitasi makan, minum, obat-obatan, dan pakaian kering. "Selama mereka di sini (Pelabuhan Celukan Bawang), ya menjadi tanggung jawab kami, termasuk membantu menghubungi keluarganya sampai dijemput," jelas Dewa Hendri. *k23
Komentar