Pemilahan Sampah Organik-Non Organik Belum Jalan
Anggota DPRD Kota Denpasar dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Agus Wirajaya, mendorong pemerintah agar tetap berkomitmen dalam memaksimalkan pengolahan sampah rumah tangga.
DENPASAR, NusaBali
Selama ini, wacana pengolahan sampah dengan proses pemilahan organik dan non organik dianggap sebatas wacana dan tidak pernah terealisasi. Agus Wirajaya saat ditemui, Selasa (5/11) mengatakan, pengolahan sampah yang diwacanakan dari rumah tangga agar terbiasa memilah sampah organik dan non organik belum mampu diterapkan. Sebab, sampah yang diangkut bank sampah selama ini masih bercampur tanpa dipilah dan langsung masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Selama ini, jika penerapan itu sudah benar, maka dipastikan sampah-sampah yang dibuang akan berkurang. "Ini tidak berkurang malahan. Dulu katanya ada edukasi untuk pemilahan mulai dari rumah tangga kok ini malah gak ada kejelasannya? Nah sekarang apa solusi pemerintah ke depannya kalau seperti ini agar bisa mengurai sampah rumah tangga," imbuhnya.
Kata Gus Wirajaya, untuk menerapkan itu, pemerintah harusnya mulai memikirkan segala bentuk program berbasis aplikasi teknologi informasi untuk mempermudah dan mempercepat sosialisasi untuk mulai meningkat kan kesadaran dari masyarakat. Karena, untuk mengurangi sampah dibuang ke TPA harus ada penanggulangan dari hulu.
Pemkot kata dia, penting untuk menganggarkan sarana prasarana penunjang dalam pengelolaan sampah rumah tangga terutama dalam edukasi hingga kelompok masyarakat terkecil, serta dibuatkan peraturan sehingga program pemilahan dan pengelolaan sampah dapat menjadi kebiasaan positif masyarakat secara optimal dan nyata hasilnya.
Pemerintah lanjut dia, harusnya mulai memikirkan pola edukasi dan program penanganan sampah di rumah tangga, mulai dari pemilahan, pengelolaan sampah organik di masing-masing rumah tangga, dan dapat dilakukan secara massal, termasuk juga hasil pengolahan sampah dirumah tangga tersebut dapat menghasilkan insentif atau tambahan penghasilan bagi rumah tangga itu sendiri yang konkrit.
"Membuka atau menambah tempat pembuangan sampah alternatif bukanlah jalan keluar tetapi bagaimana mengurangi sampah rumah tangga yang perlu dilakukan sehingga volume sampah ke TPA yang ada jadi berkurang. Dalam hal ini pemkot perlu hadir untuk mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah," katanya. *mis
Selama ini, jika penerapan itu sudah benar, maka dipastikan sampah-sampah yang dibuang akan berkurang. "Ini tidak berkurang malahan. Dulu katanya ada edukasi untuk pemilahan mulai dari rumah tangga kok ini malah gak ada kejelasannya? Nah sekarang apa solusi pemerintah ke depannya kalau seperti ini agar bisa mengurai sampah rumah tangga," imbuhnya.
Kata Gus Wirajaya, untuk menerapkan itu, pemerintah harusnya mulai memikirkan segala bentuk program berbasis aplikasi teknologi informasi untuk mempermudah dan mempercepat sosialisasi untuk mulai meningkat kan kesadaran dari masyarakat. Karena, untuk mengurangi sampah dibuang ke TPA harus ada penanggulangan dari hulu.
Pemkot kata dia, penting untuk menganggarkan sarana prasarana penunjang dalam pengelolaan sampah rumah tangga terutama dalam edukasi hingga kelompok masyarakat terkecil, serta dibuatkan peraturan sehingga program pemilahan dan pengelolaan sampah dapat menjadi kebiasaan positif masyarakat secara optimal dan nyata hasilnya.
Pemerintah lanjut dia, harusnya mulai memikirkan pola edukasi dan program penanganan sampah di rumah tangga, mulai dari pemilahan, pengelolaan sampah organik di masing-masing rumah tangga, dan dapat dilakukan secara massal, termasuk juga hasil pengolahan sampah dirumah tangga tersebut dapat menghasilkan insentif atau tambahan penghasilan bagi rumah tangga itu sendiri yang konkrit.
"Membuka atau menambah tempat pembuangan sampah alternatif bukanlah jalan keluar tetapi bagaimana mengurangi sampah rumah tangga yang perlu dilakukan sehingga volume sampah ke TPA yang ada jadi berkurang. Dalam hal ini pemkot perlu hadir untuk mengubah perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam menangani sampah," katanya. *mis
1
Komentar