Tensi Rendah, Banyak Siswa Gagal Donor Darah
Semarakkan HUT ke 36, SMAN 2 Amlapura menggelar donor darah, Selasa (5/11).
AMLAPURA, NusaBali
Ada 309 siswa yang mendaftarkan diri untuk ikut donorkan darahnya. Namun kebanyakan siswa gagal ikut donor karena tensi rendah.
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Karangasem, dr AA Harry Wijaya mengatakan siswa yang umurnya di atas 17 tahun diperbolehkan ikut donor. Syaratnya, tensi normal, HB normal, tidak sedang datang bulan, dan tidak sakit. Sebelum darahnya diambil, setiap siswa didata dan cek tensi. “Banyak yang gagal ikut donor karena tensinya rendah,” ungkap dr Harry Wijaya. Siswa yang tensi tinggi juga tidak boleh donor.
Dijelaskan, meski tensi normal dan darahnya sudah diambil, belum tentu darahnya dipakai. Sebab darah tersebut masih perlu discreening agar benar-benar terbebas dari segala macam penyakit. Cara paling gampang mengecek kondisi kesehatan warga melalui tes darah. Darah yang discreening itu untuk mengetahui apakah pendonor mengidap HIV, VDRL atau penyakit kelamin, HCV (hepatitis C), dan HBSag (hepatitis B Surface antigen).
Dari 309 siswa kelas XII yang didata, akhirnya hanya dapat 94 kantong darah. Semuanya baru pertama kali ikut sebagai peserta donor darah. “Awalnya sih takut, ternyata biasa saja,” jelas Rachel, siswi kelas XII IPB. Sementara siswi kelas XII IPA3 Ni Ketut Rahayu Utami Laksmi Dewi gagal donor karena tensinya rendah. Begitu juga Ni Kadek Eva Yuni Adi R gagal donor karena tensinya rendah. dr AA Harry Wijaya menyarankan, bagi yang tensinya rendah, lebih banyak makan yang mengandung kalori tinggi dan protein. Sehingga bisa menaikkan tensi menjadi normal. *k16
Kepala Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Karangasem, dr AA Harry Wijaya mengatakan siswa yang umurnya di atas 17 tahun diperbolehkan ikut donor. Syaratnya, tensi normal, HB normal, tidak sedang datang bulan, dan tidak sakit. Sebelum darahnya diambil, setiap siswa didata dan cek tensi. “Banyak yang gagal ikut donor karena tensinya rendah,” ungkap dr Harry Wijaya. Siswa yang tensi tinggi juga tidak boleh donor.
Dijelaskan, meski tensi normal dan darahnya sudah diambil, belum tentu darahnya dipakai. Sebab darah tersebut masih perlu discreening agar benar-benar terbebas dari segala macam penyakit. Cara paling gampang mengecek kondisi kesehatan warga melalui tes darah. Darah yang discreening itu untuk mengetahui apakah pendonor mengidap HIV, VDRL atau penyakit kelamin, HCV (hepatitis C), dan HBSag (hepatitis B Surface antigen).
Dari 309 siswa kelas XII yang didata, akhirnya hanya dapat 94 kantong darah. Semuanya baru pertama kali ikut sebagai peserta donor darah. “Awalnya sih takut, ternyata biasa saja,” jelas Rachel, siswi kelas XII IPB. Sementara siswi kelas XII IPA3 Ni Ketut Rahayu Utami Laksmi Dewi gagal donor karena tensinya rendah. Begitu juga Ni Kadek Eva Yuni Adi R gagal donor karena tensinya rendah. dr AA Harry Wijaya menyarankan, bagi yang tensinya rendah, lebih banyak makan yang mengandung kalori tinggi dan protein. Sehingga bisa menaikkan tensi menjadi normal. *k16
Komentar