Warga Sobangan Tolak Rencana Pembangunan TPS
Warga mendatangi kantor Perbekel Sobangan, menyampaikan penolakan rencana pembangunan TPS. Penolakan juga disampaikan melalui spanduk.
MANGUPURA, NusaBali
Wacana Pemkab Badung membangun tempat pengolahan sampah (TPS) di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi, Badung, menimbulkan reaksi di masyarakat. Walaupun belum ada kepastian lokasi, warga Desa Sobangan menyatakan sikap menolak rencana tersebut. Warga pun sempat memasang spanduk berisi penolakan di perempatan desa setempat. Namun spanduk tersebut sudah tak terpasang lagi pada Rabu pagi kemarin.
Warga pada Selasa (5/11) malam mendatangi Kantor Perbekel Sobangan untuk menyampaikan aspirasi penolakan. Di kantor desa setempat, warga dari Banjar Selat dan Tengah, itu diterima oleh Perbekel Sobangan Ketut Tirtayasa, Bendesa Adat Sobangan Made Oka Suarya, serta segenap tokoh masyarakat Desa Sobangan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar pukul 19.30 Wita hingga 20.35 Wita.
Perbekel Sobangan Ketut Tirtayasa saat dikonfirmasi membenarkan masyarakat mendatangi kantor desa dalam rangka menyampaikan aspirasi penolakan pembangunan TPS. “Iya, memang masyarakat menyampaikan aspirasinya ke kami. Namun, kami tampung dulu aspirasi warga dan akan kami sampaikan ke atasan di kecamatan,” jelasnya, Rabu (6/11).
Tirtayasa mengakui informasi pembangunan tempat pengolahan sampah di wilayah Desa Sobangan, membuat warga spontan menolak. “Sebetulnya kami pun belum tahu secara pasti apakah memang benar akan dibangun (TPS) di sini atau di daerah lain. Tanah provinsi di Sobangan memang ada, yang mana yang akan digunakan itu kami belum tahu,” akunya.
“Yang jelas masyarakat sudah menyampaikan aspirasinya. Tentu kami akan melaporkan kepada pimpinan dulu,” tegasnya.
Secara terpisah, Bendesa Adat Sobangan Made Oka Suarya tak banyak memberikan komentar. Namun dia membenarkan bila warga sempat menyampaikan aspirasi penolakan pembangunan TPS ke kantor desa. “Iya, warga secara spontan datang karena mendengar ada isu pembangunan TPS,” katanya.
Senada dengan Perbekel, Suarya pun mengaku belum mengetahui detail rencana pembangunan TPS di Sobangan. Apakah memang sudah direncanakan oleh pemda atau sebatas isu. “Untuk lokasinya saya tidak tahu, yang beredar isunya akan dibangun di Sobangan. Jadi, pikiran masyarakat TPS itu seperti di Suwung,” tutur Suarya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung mengkaji beberapa tempat untuk dijadikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Kabarnya tempat yang dikaji untuk TPS sementara adalah Rumah Hijau di Puspem Badung dan TPST 3R yang ada di Terminal Mengwi.
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, Selasa (5/11), menyatakan TPST dibutuhkan sambil menunggu tempat pasti untuk pembangunan TPA secara permanen. “Kami sudah mengkaji dua tempat, satu di Rumah Hijau di Puspem Badung yang luasnya sekitar 25 are. Kemudian tempat kedua adalah di TPST 3R di Mengwitani, Kecamatan Mengwi. Lokasinya berdekatan dengan Terminal Mengwi, di sana luasnya sekitar 50 are,” ujarnya.
Menurut Merthawan, dua tempat yang dijajaki ini bukanlah tempat baru, melainkan sudah berjalan lama. “Sebetulnya mengoptimalkan saja tempat yang sudah ada. Jadi, sampah yang kami angkut di fasilitas publik nanti akan diolah di sana. Tapi nanti keputusan tetap ada di tangan pimpinan,” kata Merthawan.
Disinggung apakah sudah ada lahan pasti untuk pembangunan TPS secara permanen dengan lahan yang lebih luas, Merthawan menyatakan masih proses.
Seperti diketahui, Dinas LHK sedang membidik lahan milik Pemrov Bali yang ada di Balangan, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, maupun di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi. Namun, karena ada masyarakat yang masih keberatan, sehingga pembangunannya ditangguhkan. *asa
Warga pada Selasa (5/11) malam mendatangi Kantor Perbekel Sobangan untuk menyampaikan aspirasi penolakan. Di kantor desa setempat, warga dari Banjar Selat dan Tengah, itu diterima oleh Perbekel Sobangan Ketut Tirtayasa, Bendesa Adat Sobangan Made Oka Suarya, serta segenap tokoh masyarakat Desa Sobangan. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar pukul 19.30 Wita hingga 20.35 Wita.
Perbekel Sobangan Ketut Tirtayasa saat dikonfirmasi membenarkan masyarakat mendatangi kantor desa dalam rangka menyampaikan aspirasi penolakan pembangunan TPS. “Iya, memang masyarakat menyampaikan aspirasinya ke kami. Namun, kami tampung dulu aspirasi warga dan akan kami sampaikan ke atasan di kecamatan,” jelasnya, Rabu (6/11).
Tirtayasa mengakui informasi pembangunan tempat pengolahan sampah di wilayah Desa Sobangan, membuat warga spontan menolak. “Sebetulnya kami pun belum tahu secara pasti apakah memang benar akan dibangun (TPS) di sini atau di daerah lain. Tanah provinsi di Sobangan memang ada, yang mana yang akan digunakan itu kami belum tahu,” akunya.
“Yang jelas masyarakat sudah menyampaikan aspirasinya. Tentu kami akan melaporkan kepada pimpinan dulu,” tegasnya.
Secara terpisah, Bendesa Adat Sobangan Made Oka Suarya tak banyak memberikan komentar. Namun dia membenarkan bila warga sempat menyampaikan aspirasi penolakan pembangunan TPS ke kantor desa. “Iya, warga secara spontan datang karena mendengar ada isu pembangunan TPS,” katanya.
Senada dengan Perbekel, Suarya pun mengaku belum mengetahui detail rencana pembangunan TPS di Sobangan. Apakah memang sudah direncanakan oleh pemda atau sebatas isu. “Untuk lokasinya saya tidak tahu, yang beredar isunya akan dibangun di Sobangan. Jadi, pikiran masyarakat TPS itu seperti di Suwung,” tutur Suarya.
Diberitakan sebelumnya, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (LHK) Kabupaten Badung mengkaji beberapa tempat untuk dijadikan tempat pengolahan sampah terpadu (TPST). Kabarnya tempat yang dikaji untuk TPS sementara adalah Rumah Hijau di Puspem Badung dan TPST 3R yang ada di Terminal Mengwi.
Kepala Dinas LHK Kabupaten Badung I Putu Eka Merthawan, Selasa (5/11), menyatakan TPST dibutuhkan sambil menunggu tempat pasti untuk pembangunan TPA secara permanen. “Kami sudah mengkaji dua tempat, satu di Rumah Hijau di Puspem Badung yang luasnya sekitar 25 are. Kemudian tempat kedua adalah di TPST 3R di Mengwitani, Kecamatan Mengwi. Lokasinya berdekatan dengan Terminal Mengwi, di sana luasnya sekitar 50 are,” ujarnya.
Menurut Merthawan, dua tempat yang dijajaki ini bukanlah tempat baru, melainkan sudah berjalan lama. “Sebetulnya mengoptimalkan saja tempat yang sudah ada. Jadi, sampah yang kami angkut di fasilitas publik nanti akan diolah di sana. Tapi nanti keputusan tetap ada di tangan pimpinan,” kata Merthawan.
Disinggung apakah sudah ada lahan pasti untuk pembangunan TPS secara permanen dengan lahan yang lebih luas, Merthawan menyatakan masih proses.
Seperti diketahui, Dinas LHK sedang membidik lahan milik Pemrov Bali yang ada di Balangan, Desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, maupun di Desa Sobangan, Kecamatan Mengwi. Namun, karena ada masyarakat yang masih keberatan, sehingga pembangunannya ditangguhkan. *asa
1
Komentar