Empat Relawan Asing Mengajar di Pasraman
Empat relawan asing membantu mengajar di Pasraman Lascarya Parama Seva, Banjar Darma Winangun, Desa Tianyar Timur, Kecamatan Kubu, Karangasem.
AMLAPURA, NusaBali
Mereka menggantikan tiga relawan setelah mengajar selama dua minggu di pasraman. Tradisi di pasraman, setiap relawan yang datang disambut kalungan bunga, sedangkan yang pergi diberikan sertifikat sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Pengelola Pasraman Lascarya Parama Seva, I Made Putu Kawi Suardana mengaku senang terus ada relawan membantu mengajar di pasraman. Para relawan asing mengajar bahasa Inggris dan budi pekerti. Pasraman yang dibangun tahun 2012 dengan memanfaatkan anak-anak di lingkungan desa setempat. Awalnya sebagai guru yakni I Putu Kawi Suardana dibantu I Gede Novaldi (anak), I Made Deso Sagita (anak), I Gede Yuda Alan, Ni Luh Sutiani, dan lainnya. Pengelola menyisihkan pendapatannya sebagai guru dan sumbangan, sedangkan anak-anak tanpa dipungut biaya.
Selanjutnta ada relawan asing datang membantu mengajar bahasa Inggris. Setiap tahun silih berganti relawan asing datang membantu. Sehingga anak-anak penghuni pasraman lebih fasih berbahasa Inggris karena praktek langsung dengan wisatawan asing tersebut. Empat relawan asing yang baru datang yakni Florentina dari Jerman, Morgan dari Prancis, Ali dari Inggris, dan Jantine dari Belgia. Sedangkan yang baru saja berpisah sebanyak 3 relawan yakni Denise dari Jerman, Paige dari Inggris, dan Anahi dari Mexico. “Mereka sambil liburan juga mengajar bahasa Inggris di Pasraman. Saya bentuk yayasan bidang pendidikan agar saat pensiun nanti ada kegiatan,” ungkap Putu Kawi Suardana.
Setiap relawan yang datang disambut kalungan bunga, selanjutnya berkenalan di hadapan seluruh siswa yang terbagi 10 kelas. Setiap relawan yang datang merasa senang dan betah mengajar karena merasa telah diterima sebagai keluarga besar pasraman. Dari 167 siswa terbagi kelas sunshie umur 3-4 tahun sebanyak 2 kelas dengan 42 siswa. Kelas pre-school umur 4-5 tahun atau setingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebanyak 2 kelas dengan jumlah 32 siswa. Kelas A setingkat SD sebanyak 4 kelas dengan jumlah 58 siswa. Kelas B setara SMP sebanyak 1 kelas dengan 20 siswa, dan kelas C setara SMA sebanyak 1 kelas dengan 15 siswa.
Relawan Ni Luh Sutiani mengaku merasa terbantu dengan adanya relawan asing sehingga anak-anak bisa belajar langsung bahasa Inggris. “Hanya yang masih kurang sarana, alat tulis seperti spidol white board, kertas HVS,” katanya. Pembelajarannya di luar jam sekolah. Aktivitasnya buat canang, yoga, dan belajar bahasa Inggris. *k16
Mereka menggantikan tiga relawan setelah mengajar selama dua minggu di pasraman. Tradisi di pasraman, setiap relawan yang datang disambut kalungan bunga, sedangkan yang pergi diberikan sertifikat sebagai bentuk ucapan terima kasih.
Pengelola Pasraman Lascarya Parama Seva, I Made Putu Kawi Suardana mengaku senang terus ada relawan membantu mengajar di pasraman. Para relawan asing mengajar bahasa Inggris dan budi pekerti. Pasraman yang dibangun tahun 2012 dengan memanfaatkan anak-anak di lingkungan desa setempat. Awalnya sebagai guru yakni I Putu Kawi Suardana dibantu I Gede Novaldi (anak), I Made Deso Sagita (anak), I Gede Yuda Alan, Ni Luh Sutiani, dan lainnya. Pengelola menyisihkan pendapatannya sebagai guru dan sumbangan, sedangkan anak-anak tanpa dipungut biaya.
Selanjutnta ada relawan asing datang membantu mengajar bahasa Inggris. Setiap tahun silih berganti relawan asing datang membantu. Sehingga anak-anak penghuni pasraman lebih fasih berbahasa Inggris karena praktek langsung dengan wisatawan asing tersebut. Empat relawan asing yang baru datang yakni Florentina dari Jerman, Morgan dari Prancis, Ali dari Inggris, dan Jantine dari Belgia. Sedangkan yang baru saja berpisah sebanyak 3 relawan yakni Denise dari Jerman, Paige dari Inggris, dan Anahi dari Mexico. “Mereka sambil liburan juga mengajar bahasa Inggris di Pasraman. Saya bentuk yayasan bidang pendidikan agar saat pensiun nanti ada kegiatan,” ungkap Putu Kawi Suardana.
Setiap relawan yang datang disambut kalungan bunga, selanjutnya berkenalan di hadapan seluruh siswa yang terbagi 10 kelas. Setiap relawan yang datang merasa senang dan betah mengajar karena merasa telah diterima sebagai keluarga besar pasraman. Dari 167 siswa terbagi kelas sunshie umur 3-4 tahun sebanyak 2 kelas dengan 42 siswa. Kelas pre-school umur 4-5 tahun atau setingkat PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) sebanyak 2 kelas dengan jumlah 32 siswa. Kelas A setingkat SD sebanyak 4 kelas dengan jumlah 58 siswa. Kelas B setara SMP sebanyak 1 kelas dengan 20 siswa, dan kelas C setara SMA sebanyak 1 kelas dengan 15 siswa.
Relawan Ni Luh Sutiani mengaku merasa terbantu dengan adanya relawan asing sehingga anak-anak bisa belajar langsung bahasa Inggris. “Hanya yang masih kurang sarana, alat tulis seperti spidol white board, kertas HVS,” katanya. Pembelajarannya di luar jam sekolah. Aktivitasnya buat canang, yoga, dan belajar bahasa Inggris. *k16
1
Komentar