15 Tahun Usia IHDN Denpasar, Bersiap Jadi Universitas
Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar menapaki usia 15 tahun. Hal ini ditandai dengan puncak perayaan Dies Natalis XV IHDN Denpasar yang diselenggarakan di kampus setempat, Jumat (8/11) hari ini
DENPASAR, NusaBali
Usia yang bertambah menjadikan perguruan tinggi negeri berbasis Agama Hindu ini terus merefleksi dan mengevaluasi diri untuk meningkatkan kualitas. Termasuk di antaranya bersiap menjadi universitas dengan segala tantangannya.
“Dies Natalis adalah momentum untuk kami merefleksi diri, apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan visi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya. Jika sudah, maka sudah sejauh mana mewujudkannya. Sejauh mana berkontribusi untuk kemajuan bidang agama, baik oleh civitas akademika maupun lulusannya,” ujar Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, saat ditemui Kamis (7/11).
Menurut Prof Sudiana, visi menjadi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya diwujudkan dalam berbagai sumbangsih dan kerja nyata. Visi terdepan di dalam Dharma misalnya, diwujudkan oleh IHDN Denpasar dengan melaksanakan pengabdian masyarakat keliling Indonesia di antaranya memberikan pencerahan agama kepada masyarakat umum, pemangku, serati banten, dan membina perguruan tinggi keagamaan Hindu swasta lainnya. “IHDN Denpasar juga sudah mengikrarkan diri menjadi kampus kerukunan, sebagai simbol ingin terdepan di dalam Dharma. Karena kerukunan itu penting dan menjadi kunci bahwa IHDN Denpasar itu bisa disuritauladani oleh umat. Dharma itu kuncinya adalah rukun dan damai,” jelasnya.
Sedangkan visi terdepan dalam Widya, perkembangan IHDN Denpasar kini mulai dilirik oleh masyarakat. IHDN Denpasar saat ini banyak menamatkan tokoh, pejabat, pemangku, sulinggih, dan kalangan lainnya. Ini berarti IHDN Denpasar dibutuhkan ilmunya (widya). Selain itu, akademisi IHDN Denpasar telah memperbanyak jurnal internasional, tulisan, serta penerbitan buku. “Dua tahun terakhir penerimaan mahasiswa di IHDN Denpasar, kami sampai tidak bisa menampung semua yang daftar, baik S1, S2, dan S3. Ini artinya IHDN Denpasar sudah dilirik oleh masyarakat. Tidak hanya orang Indonesia, tapi orang luar negeri juga kuliah di sini, meskipun tidak banyak,” terang akademisi yang juga menjabat Ketua PHDI Bali ini.
Sementara visi terdepan dalam Budaya, diwujudkan dalam bentuk berperan aktif dalam kegiatan budaya dan kearifan lokal. IHDN Denpasar yang memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari dan Tabuh, Dharmagita, aktif ngayah di berbagai daerah di Bali. Bahkan masyarakat sampai mengundang ke Manado, Jayapura, dan berbagai daerah di luar Bali. “Tidak hanya ngayah, IHDN Denpasar juga berpartisipasi dalam festival seni seperti Pesta Kesenian Bali, dan gebyar seni lainnya,” imbuh Prof Sudiana.
Perjalanan IHDN Denpasar sejak awal tidaklah mudah. Namun, secara perlahan IHDN Denpasar terus menunjukkan kualitasnya. Kini, IHDN Denpasar tengah menanti ‘kado’ peningkatan status lembaga pendidikan menjadi universitas. Jika sudah menjadi universitas, maka IHDN Denpasar dengan nama barunya nanti akan menambah dua fakultas baru yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ilmu Sains. “Kalau bisa targetnya tahun ini sudah jadi (universitas, red), mudah-mudahan tidak ada halangan. Prosesnya sudah sampai di pusat. SK persetujuannya sudah ada. Kalau namanya (nama universitas, red) kita serahkan kepada pusat, karena nama universitas ini merupakan kewenangan dari kementerian agama,” tandasnya. *ind
“Dies Natalis adalah momentum untuk kami merefleksi diri, apa saja yang sudah dilakukan untuk mewujudkan visi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya. Jika sudah, maka sudah sejauh mana mewujudkannya. Sejauh mana berkontribusi untuk kemajuan bidang agama, baik oleh civitas akademika maupun lulusannya,” ujar Rektor IHDN Denpasar, Prof Dr Drs I Gusti Ngurah Sudiana MSi, saat ditemui Kamis (7/11).
Menurut Prof Sudiana, visi menjadi terdepan dalam Dharma, Widya, dan Budaya diwujudkan dalam berbagai sumbangsih dan kerja nyata. Visi terdepan di dalam Dharma misalnya, diwujudkan oleh IHDN Denpasar dengan melaksanakan pengabdian masyarakat keliling Indonesia di antaranya memberikan pencerahan agama kepada masyarakat umum, pemangku, serati banten, dan membina perguruan tinggi keagamaan Hindu swasta lainnya. “IHDN Denpasar juga sudah mengikrarkan diri menjadi kampus kerukunan, sebagai simbol ingin terdepan di dalam Dharma. Karena kerukunan itu penting dan menjadi kunci bahwa IHDN Denpasar itu bisa disuritauladani oleh umat. Dharma itu kuncinya adalah rukun dan damai,” jelasnya.
Sedangkan visi terdepan dalam Widya, perkembangan IHDN Denpasar kini mulai dilirik oleh masyarakat. IHDN Denpasar saat ini banyak menamatkan tokoh, pejabat, pemangku, sulinggih, dan kalangan lainnya. Ini berarti IHDN Denpasar dibutuhkan ilmunya (widya). Selain itu, akademisi IHDN Denpasar telah memperbanyak jurnal internasional, tulisan, serta penerbitan buku. “Dua tahun terakhir penerimaan mahasiswa di IHDN Denpasar, kami sampai tidak bisa menampung semua yang daftar, baik S1, S2, dan S3. Ini artinya IHDN Denpasar sudah dilirik oleh masyarakat. Tidak hanya orang Indonesia, tapi orang luar negeri juga kuliah di sini, meskipun tidak banyak,” terang akademisi yang juga menjabat Ketua PHDI Bali ini.
Sementara visi terdepan dalam Budaya, diwujudkan dalam bentuk berperan aktif dalam kegiatan budaya dan kearifan lokal. IHDN Denpasar yang memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Tari dan Tabuh, Dharmagita, aktif ngayah di berbagai daerah di Bali. Bahkan masyarakat sampai mengundang ke Manado, Jayapura, dan berbagai daerah di luar Bali. “Tidak hanya ngayah, IHDN Denpasar juga berpartisipasi dalam festival seni seperti Pesta Kesenian Bali, dan gebyar seni lainnya,” imbuh Prof Sudiana.
Perjalanan IHDN Denpasar sejak awal tidaklah mudah. Namun, secara perlahan IHDN Denpasar terus menunjukkan kualitasnya. Kini, IHDN Denpasar tengah menanti ‘kado’ peningkatan status lembaga pendidikan menjadi universitas. Jika sudah menjadi universitas, maka IHDN Denpasar dengan nama barunya nanti akan menambah dua fakultas baru yakni Fakultas Ilmu Sosial dan Fakultas Ilmu Sains. “Kalau bisa targetnya tahun ini sudah jadi (universitas, red), mudah-mudahan tidak ada halangan. Prosesnya sudah sampai di pusat. SK persetujuannya sudah ada. Kalau namanya (nama universitas, red) kita serahkan kepada pusat, karena nama universitas ini merupakan kewenangan dari kementerian agama,” tandasnya. *ind
Komentar