KONI Bali 'Dimodali' Rp 50 M
Kirim 300 Atlet ke PON Papua 2020
Namun anggaran senilai Rp 50 miliar diprediksi tersedot untuk tiket mencapai Rp 10-15 miliar. Jadi peningkatan Rp 6 miliar diperkirakan tidak terlalu signifikan pengaruhnya.
DENPASAR, NusaBali
KONI Provinsi Bali mulai memproyeksikan jumlah atlet yang dikirim ke PON Papua XX/2020. Setelah diplot anggaran melalui dana hibah Provinsi Bali senilai Rp 50 miliar, KONI Bali menyiapkan sekitar 300 atlet ke kejuaraan olahraga multi event empat tahunan antar provinsi itu.
Jumlah Rp 50 Miliar itu dinilai ada peningkatan dari PON sebelumnya, pada 2016 di Bandung, Jawa Barat, Rp 42 miliar. Namun anggaran senilai Rp 50 miliar diprediksi tersedot untuk tiket mencapai Rp 10-15 miliar. Jadi peningkatan Rp 6 miliar diperkirakan tidak terlalu signifikan pengaruhnya.
"PON Jabar 2016 kan sangat dekat lokasinya, sedangkan di Papua lokasinya cukup jauh. Biaya akomodasi tiket pesawat bolak balik dan mobilitas pengurus untuk tiket saja lumayan tinggi di Papua. Kami maksimalkan saja anggaran yang ada," ucap Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar Minggu (10/11).
Menurut Suwandi, anggaran di PON Jabar sudah termasuk bonus Rp 42 miliar itu. Artinya, empat tahun kemudian setelah PON Jabar menjadi Rp 50 miliar, Suwandi tidak bisa menilai, apakah kurang atau cukup. Namun memaksimalkan anggaran yang ada saja.
"Yang perlu diingat itu, venue di PON Papua sulit dijangkau. Memantau dan langsung ke lokasi harus menggunakan pesawat. Itu yang membuat kita memplot anggaran lebih ke tiket pesawat," tandas Suwandi.
Hal ini karena lokasi bertanding ada di Jayapura, Mimika, dan Biak. Itu perlu mobilitas tinggi lewat pesawat udara. Jadi, kata Suwandi, hitung saja nominal peningkatan. Artinya, berapapun yang diberikan Pemerintah Provinsi Bali, KONI akan semaksimal mungkin mengelolanya.
“Dimanfaatkan dengan betul. Dan, anggaran sebelumnya KONI Bali pernah mengembalikan dana hibah Rp 600 juta," tegas Suwandi. Mantan Ketum KONI Badung itu menegaskan, pihaknya ingin memberi bukan menerima saja. Tentu sesuai kemampuan dalam mengirim atlet. Untuk itu KONI tidak dalam kapasitas bicara sedikit mengirim atlet. Namun tetap tidak menyerah dalam bekerja untuk memberikan prestasi bagi Bali di PON Papua.
"Yang jelas data atlet yang lolos PON memang banyak, tapi tidak semuanya dikirim. Menyesuaikan anggaran yang dikasi Pemerintah dalam hal ini Gubernur Bali," tegas Suwandi.*dek
Jumlah Rp 50 Miliar itu dinilai ada peningkatan dari PON sebelumnya, pada 2016 di Bandung, Jawa Barat, Rp 42 miliar. Namun anggaran senilai Rp 50 miliar diprediksi tersedot untuk tiket mencapai Rp 10-15 miliar. Jadi peningkatan Rp 6 miliar diperkirakan tidak terlalu signifikan pengaruhnya.
"PON Jabar 2016 kan sangat dekat lokasinya, sedangkan di Papua lokasinya cukup jauh. Biaya akomodasi tiket pesawat bolak balik dan mobilitas pengurus untuk tiket saja lumayan tinggi di Papua. Kami maksimalkan saja anggaran yang ada," ucap Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, di Denpasar Minggu (10/11).
Menurut Suwandi, anggaran di PON Jabar sudah termasuk bonus Rp 42 miliar itu. Artinya, empat tahun kemudian setelah PON Jabar menjadi Rp 50 miliar, Suwandi tidak bisa menilai, apakah kurang atau cukup. Namun memaksimalkan anggaran yang ada saja.
"Yang perlu diingat itu, venue di PON Papua sulit dijangkau. Memantau dan langsung ke lokasi harus menggunakan pesawat. Itu yang membuat kita memplot anggaran lebih ke tiket pesawat," tandas Suwandi.
Hal ini karena lokasi bertanding ada di Jayapura, Mimika, dan Biak. Itu perlu mobilitas tinggi lewat pesawat udara. Jadi, kata Suwandi, hitung saja nominal peningkatan. Artinya, berapapun yang diberikan Pemerintah Provinsi Bali, KONI akan semaksimal mungkin mengelolanya.
“Dimanfaatkan dengan betul. Dan, anggaran sebelumnya KONI Bali pernah mengembalikan dana hibah Rp 600 juta," tegas Suwandi. Mantan Ketum KONI Badung itu menegaskan, pihaknya ingin memberi bukan menerima saja. Tentu sesuai kemampuan dalam mengirim atlet. Untuk itu KONI tidak dalam kapasitas bicara sedikit mengirim atlet. Namun tetap tidak menyerah dalam bekerja untuk memberikan prestasi bagi Bali di PON Papua.
"Yang jelas data atlet yang lolos PON memang banyak, tapi tidak semuanya dikirim. Menyesuaikan anggaran yang dikasi Pemerintah dalam hal ini Gubernur Bali," tegas Suwandi.*dek
Komentar