Paguyuban Transportasi GNC Bantu KK Mikin
Paguyuban Transportasi Glory Night Community (GNC) Ubud, Gianyar, mengisi HUT perdananya dengan kegiatan berbagi kepada sesama.
GIANYAR, NusaBali
Senior Manajer GNC I Made Dirga, di sela-sela peringatan 1st Anniversary GNC, di The Kawi Resto, Desa/Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Sabtu (9/11), mengaku geliat pariwisata di Bali, khususnya Gianyar belum dinikmati sepenuhnya oleh seluruh masyarakat.
Bahkan, lanjuta dia, beberapa warga tercatat masih terbelenggu kemiskinan. Melihat fenomena itu, GNC yang memiliki anggota 20 sopir konvensional ini sepakat untuk menyisihkan penghasilan. "Bali punya banyak destinasi wisata, kelihatannya mewah. Tapi nyatanya masih ada KK miskin," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa De Dirga ini mengatakan, praktisi pariwisata sudah semestinya tergugah untuk mengentaskan kemiskinan di Bali. GNC pun terpanggil untuk berbagi pada KK miskin yang membutuhkan. Baru-baru ini, GNC mengunjungi dan berbagi rejeki dengan seorang duda tua hidup sebatang kara di Banjar Kebon Kaja Desa/Kecamatan Blahbatuh. "Namanya Pak Tatit, tinggal di rumah sendiri, anaknya derita gangguan jiwa dirawat di RSJ Bangli," kenangnya. Sopir freelance asal Banjar Dentiyis, Desa Batuan ini berharap gerakan sosialnya rutin diagendakan serta mampu menggugah penikmat kue pariwisata untuk ikut berbagi.
Dijelaskan, GNC dibentuk 9 November 2018 ini merupakan wadah perkumpulan sopir freelance taxi konvensional. GNC melayani wisatawan ke Bali dengan motto ‘Kebersamaan Berlandaskan Adat, Budaya dan Potensi Bali’. 20 sopir konvensional ini seluruhnya merupakan warga lokal Bali. Wisatawan yang biasanya memanfaatkan jasa sopor freelance ini di antaranya Eropa dan Australia. Objek wisata yang diminati, antara lain adventure, natural, alam Bali, serta budaya Bali. Setahun berjalan, membuat koperasi untuk kesejahteraan anggota.
Salah satu vendor penyedia jasa pariwisata, Owner Puji Trekking I Komang Puji mengatakan sopir konvensional ini berperan strategis sebagai perantara para wisatawan menuju destinasi wisata di Bali. *nvi
Bahkan, lanjuta dia, beberapa warga tercatat masih terbelenggu kemiskinan. Melihat fenomena itu, GNC yang memiliki anggota 20 sopir konvensional ini sepakat untuk menyisihkan penghasilan. "Bali punya banyak destinasi wisata, kelihatannya mewah. Tapi nyatanya masih ada KK miskin," ungkapnya.
Pria yang akrab disapa De Dirga ini mengatakan, praktisi pariwisata sudah semestinya tergugah untuk mengentaskan kemiskinan di Bali. GNC pun terpanggil untuk berbagi pada KK miskin yang membutuhkan. Baru-baru ini, GNC mengunjungi dan berbagi rejeki dengan seorang duda tua hidup sebatang kara di Banjar Kebon Kaja Desa/Kecamatan Blahbatuh. "Namanya Pak Tatit, tinggal di rumah sendiri, anaknya derita gangguan jiwa dirawat di RSJ Bangli," kenangnya. Sopir freelance asal Banjar Dentiyis, Desa Batuan ini berharap gerakan sosialnya rutin diagendakan serta mampu menggugah penikmat kue pariwisata untuk ikut berbagi.
Dijelaskan, GNC dibentuk 9 November 2018 ini merupakan wadah perkumpulan sopir freelance taxi konvensional. GNC melayani wisatawan ke Bali dengan motto ‘Kebersamaan Berlandaskan Adat, Budaya dan Potensi Bali’. 20 sopir konvensional ini seluruhnya merupakan warga lokal Bali. Wisatawan yang biasanya memanfaatkan jasa sopor freelance ini di antaranya Eropa dan Australia. Objek wisata yang diminati, antara lain adventure, natural, alam Bali, serta budaya Bali. Setahun berjalan, membuat koperasi untuk kesejahteraan anggota.
Salah satu vendor penyedia jasa pariwisata, Owner Puji Trekking I Komang Puji mengatakan sopir konvensional ini berperan strategis sebagai perantara para wisatawan menuju destinasi wisata di Bali. *nvi
1
Komentar