RSU Puri Raharja Miliki Gedung Baru
Khusus Unit Layanan Rawat Jalan
Gubernur Koster juga meminta gedung yang berada di seberang jalan agar dibangun ulang, mengingat bangunannya yang terlihat sudah tua.
DENPASAR, NusaBali
Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja, Denpasar kini memiliki gedung baru khusus Unit Layanan Rawat Jalan untuk melayani masyarakat. Gedung empat lantai yang menghabiskan dana Rp 14,1 miliar ini diresmikan langsung Gubernur Bali, I Wayan Koster, Selasa (12/11).
Direktur Utama RSU Puri Raharja, dr I Nyoman Sutedja MPH, menjelaskan, pembangunan gedung baru Unit Rawat Jalan ini menjadi jawaban terkait penyediaan ruangan yang memadai. Dalam sambutannya, dr Sutedja mengungkapkan, bangunan Unit Rawat Jalan lama yang ditempati oleh 14 dokter spesialis, kondisinya sudah sangat memprihatinkan, dimana rapuh karena umur bangunan sudah melebihi 50 tahun, sehingga membahayakan dokter dan pasien.
Selain itu, sirkulasi udara yang tidak baik akan berdampak pada kenyamanan dan emosi pasien termasuk keluarga pasien yang menunggu giliran diperiksa. Di sisi lain, masalah parkir sangat mendesak dengan adanya pengaturan lalu lintas yang baru. Selama ini, di RSU Puri Raharja sendiri terbilang kesulitan tempat parkir kendaraan. “Untuk itulah perlu dilakukan penataan dengan membangun ulang Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja. Semoga kenyamanan dan kepuasan pasien meningkat, yang nantinya berdampak pada peningkatan kunjungan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan ke RSU Puri Raharja,” ujarnya.
Dikatakan, perencanaan pembangunan Unit Rawat Jalan ini sudah dibahas sejak tahun 2016 dengan melibatkan ketiga pemilik selaku pemegang saham, yakni Pemprov Bali sebesar 58,2 persen, Yayasan Korpri Pusat 37,6 persen, dan Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali 4,2 persen. Pembangunan gedung Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja dikerjakan selama 250 hari, diawali dengan peletakan batu pertama oleh Asisten II pada 12 Desember 2018. Pembangunan ini menghabiskan pendanaan sebesar Rp 14,1 miliar yang bersumber dari pendanaan mandiri RSU Puri Raharja. “RSU Puri Raharja berbentuk PT, walaupun saham tertinggi dari Pemprov Bali, tetapi mulai dari tahun 2003 sudah dikelola seperti swasta. Jadi berdikari betul. Pendapatan untuk semua, baik sarana prasarana, SDM, dan lain-lain kami biayai sendiri. Termasuk pembangunan gedung ini,” imbuh dr Sutedja.
Bangunan empat lantai Unit Layanan Rawat Jalan, terdiri dari unit layanan terbawah dan dokter praktek swasta, serta lahan parkir. Sedangkan lantai 2 dan lantai 3 disiapkan untuk spesialis berupa poliklinik rawat jalan sebanyak 17 klinik spesialis. Sementara lantai 4 untuk administrasi. “Poliklinik ini nantinya akan dibuka mulai pagi sampai malam agar bisa maksimal melayani masyarakat. Dokter yang kebetulan tidak tertampung di pemerintah, bisa ke sini, bisa kerjasama kami dengan Univerisitas Warmadewa, mungkin ada yang baru tamat butuh tempat, kami siap. Namun perlu mekanisme yang jelas dulu. Selain itu, kami maunya juga mengembangkan sekaligus bagian kecantikan,” katanya.
Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan, pihaknya ingin melakukan perbaikan sistem tata kelola pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, dan akan diintegrasikan pelayanan rumah sakit baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Termasuk sistem tata kelola jaminan kesehatan akan diperbaiki. “Target saya pelayanan kesehatan di Bali bisa semakin baik. Urusan kesehatan jangan nanggung,” ujarnya.
Gubernur Koster mendukung pembangunan gedung baru khusus Unit Rawat Jalan ini. Bahkan, Koster meminta gedung RSU Puri Raharja yang berada di seberang Unit Rawat Jalan agar dibangun ulang, mengingat bangunannya yang terlihat sudah tua. Dia pun berjanji akan mencarikan pendanaan untuk pembangunan gedung selanjutnya. “Saran saya bongkar, bangun ulang biar bagus. Saya akan carikan pendanaan. Tapi mungkin baru tahun 2021, karena ada prioritas lain saya lagi fokus. Buatkan desain yang bagus dari sekarang,” katanya.
Gubernur Koster juga menyarankan, RSU Puri Raharja perlu mengambil tema pelayanan tertentu yang spesifik. “Jadi ambil kebutuhan dasar yang belum optimal dilayani di rumah sakit lain. Supaya betul-betul bisa menjalankan fungsi layanan khusus, yang di rumah sakit lain tidak ada, adanya cuma di sini. Penyelesaiannya ada di RSU Puri Raharja,” tandas pria asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini. *ind
Rumah Sakit Umum (RSU) Puri Raharja, Denpasar kini memiliki gedung baru khusus Unit Layanan Rawat Jalan untuk melayani masyarakat. Gedung empat lantai yang menghabiskan dana Rp 14,1 miliar ini diresmikan langsung Gubernur Bali, I Wayan Koster, Selasa (12/11).
Direktur Utama RSU Puri Raharja, dr I Nyoman Sutedja MPH, menjelaskan, pembangunan gedung baru Unit Rawat Jalan ini menjadi jawaban terkait penyediaan ruangan yang memadai. Dalam sambutannya, dr Sutedja mengungkapkan, bangunan Unit Rawat Jalan lama yang ditempati oleh 14 dokter spesialis, kondisinya sudah sangat memprihatinkan, dimana rapuh karena umur bangunan sudah melebihi 50 tahun, sehingga membahayakan dokter dan pasien.
Selain itu, sirkulasi udara yang tidak baik akan berdampak pada kenyamanan dan emosi pasien termasuk keluarga pasien yang menunggu giliran diperiksa. Di sisi lain, masalah parkir sangat mendesak dengan adanya pengaturan lalu lintas yang baru. Selama ini, di RSU Puri Raharja sendiri terbilang kesulitan tempat parkir kendaraan. “Untuk itulah perlu dilakukan penataan dengan membangun ulang Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja. Semoga kenyamanan dan kepuasan pasien meningkat, yang nantinya berdampak pada peningkatan kunjungan masyarakat yang memerlukan pelayanan kesehatan ke RSU Puri Raharja,” ujarnya.
Dikatakan, perencanaan pembangunan Unit Rawat Jalan ini sudah dibahas sejak tahun 2016 dengan melibatkan ketiga pemilik selaku pemegang saham, yakni Pemprov Bali sebesar 58,2 persen, Yayasan Korpri Pusat 37,6 persen, dan Yayasan Kesejahteraan Korpri Bali 4,2 persen. Pembangunan gedung Unit Rawat Jalan RSU Puri Raharja dikerjakan selama 250 hari, diawali dengan peletakan batu pertama oleh Asisten II pada 12 Desember 2018. Pembangunan ini menghabiskan pendanaan sebesar Rp 14,1 miliar yang bersumber dari pendanaan mandiri RSU Puri Raharja. “RSU Puri Raharja berbentuk PT, walaupun saham tertinggi dari Pemprov Bali, tetapi mulai dari tahun 2003 sudah dikelola seperti swasta. Jadi berdikari betul. Pendapatan untuk semua, baik sarana prasarana, SDM, dan lain-lain kami biayai sendiri. Termasuk pembangunan gedung ini,” imbuh dr Sutedja.
Bangunan empat lantai Unit Layanan Rawat Jalan, terdiri dari unit layanan terbawah dan dokter praktek swasta, serta lahan parkir. Sedangkan lantai 2 dan lantai 3 disiapkan untuk spesialis berupa poliklinik rawat jalan sebanyak 17 klinik spesialis. Sementara lantai 4 untuk administrasi. “Poliklinik ini nantinya akan dibuka mulai pagi sampai malam agar bisa maksimal melayani masyarakat. Dokter yang kebetulan tidak tertampung di pemerintah, bisa ke sini, bisa kerjasama kami dengan Univerisitas Warmadewa, mungkin ada yang baru tamat butuh tempat, kami siap. Namun perlu mekanisme yang jelas dulu. Selain itu, kami maunya juga mengembangkan sekaligus bagian kecantikan,” katanya.
Sementara Gubernur Bali, I Wayan Koster mengatakan, pihaknya ingin melakukan perbaikan sistem tata kelola pelayanan rumah sakit secara menyeluruh, dan akan diintegrasikan pelayanan rumah sakit baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Termasuk sistem tata kelola jaminan kesehatan akan diperbaiki. “Target saya pelayanan kesehatan di Bali bisa semakin baik. Urusan kesehatan jangan nanggung,” ujarnya.
Gubernur Koster mendukung pembangunan gedung baru khusus Unit Rawat Jalan ini. Bahkan, Koster meminta gedung RSU Puri Raharja yang berada di seberang Unit Rawat Jalan agar dibangun ulang, mengingat bangunannya yang terlihat sudah tua. Dia pun berjanji akan mencarikan pendanaan untuk pembangunan gedung selanjutnya. “Saran saya bongkar, bangun ulang biar bagus. Saya akan carikan pendanaan. Tapi mungkin baru tahun 2021, karena ada prioritas lain saya lagi fokus. Buatkan desain yang bagus dari sekarang,” katanya.
Gubernur Koster juga menyarankan, RSU Puri Raharja perlu mengambil tema pelayanan tertentu yang spesifik. “Jadi ambil kebutuhan dasar yang belum optimal dilayani di rumah sakit lain. Supaya betul-betul bisa menjalankan fungsi layanan khusus, yang di rumah sakit lain tidak ada, adanya cuma di sini. Penyelesaiannya ada di RSU Puri Raharja,” tandas pria asal Desa Sembiran, Tejakula, Buleleng ini. *ind
Komentar