BPBD Buleleng Lirik Pasar Darurat Jadi Kantor Baru
Lahan Pasar Darurat memiliki luas cukup memadai dan lokasinya berada di pinggir jalan protokol.
SINGARAJA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mencari lahan sebagai bagian rencana pembangunan kantor baru yang lebih representatif. Lahan pasar darurat di sebelah timur Kolam Renang Nirmala Asri, Kelurahan Banyuasri, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, menjadi pilihan ideal.
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana, belum lama ini, mengatakan BPBD Buleleng memang tak memungkiri jika saat ini memerlukan kantor yang lebih representatif. Sebab Kantor BPBD saat ini di Jalan A Yani Barat, Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, rawan bencana. Ruangannya pun terbatas sehingga diperlukan kantor baru yang lebih nyaman dari luasan dan bangunan sekarang. “Sesuai dengan standar Kantor BPBD harus punya shelter (tempat singgah, Red). Sejauh ini kan belum ada, ini yang sedang kami rencanakan dan ajukan ke Bupati,” jelasnya.
Suadnyana pun menjelaskan jika di lokasi awal, perkantoran saat ini bisa saja dimaksimalkan. Namun harus dibuatkan bangunan baru, baik untuk gudang penyimpanan alat, shelter, parkir kendaraan BPBD Buleleng yang saat ini dirasa cukup sesak. Dia mengaku memilih lahan yang kini dimanfaatkan sebagai pasar darurat, karena dari segi luasan cukup memadai dan lokasinya ada di pinggir jalan protokol.
BPBD Buleleng sempat ditawari untuk berpindah kantor ke Kantor Dinas Statistik saat ini di Desa Tukadmunga. Namun masih ditangguhkan karena dinilai tak memenuhi dari akses jalan masuk dan keluar yang sangat sempit. Lebar akses jalan pun menjadi pertimbangan karena kendaraan operasional BPBD ada yang berupa truk besar dan ada juga yang bersifat kedaruratan sehingga memerlukan akses yang khusus.
Jelas Suadnyana, rencana pembangunan kantor baru untuk BPBD saat ini sedang dipetakan. Setidaknya tahun depan sudah ada Detail Engineering Design (DED) dan masih menyesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. “Coba nanti kami akan ajukan DED-nya dulu tahun depan, sambil menunggu proyek revitalisasi Pasar Banyuasri rampung. Karena anggaran masih terkonsentrasi di sana, mudah-mudahan setelah itu pembangunan kantor kami disetujui,” ujarnya.
Selain memerlukan shelter, lanjut Suadnyana, konstruksi bangunan Kantor BPBD sesuai standar minimal memiliki tinggi 20 meter dan berlantai tiga. Bangunan yang sesuai standar Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga dirancang tahan bencana banjir, gempa hingga tsunami yang memang berpotensi di Buleleng. Sejauh ini BPBD masih memaksimalkan gedung dan sarana yang ada dan tetap memberikan pelayanan prima kepada masyarakat jika terjadi bencana.*k23
Kepala Pelaksana BPBD Buleleng Ida Bagus Suadnyana, belum lama ini, mengatakan BPBD Buleleng memang tak memungkiri jika saat ini memerlukan kantor yang lebih representatif. Sebab Kantor BPBD saat ini di Jalan A Yani Barat, Desa Pemaron, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, rawan bencana. Ruangannya pun terbatas sehingga diperlukan kantor baru yang lebih nyaman dari luasan dan bangunan sekarang. “Sesuai dengan standar Kantor BPBD harus punya shelter (tempat singgah, Red). Sejauh ini kan belum ada, ini yang sedang kami rencanakan dan ajukan ke Bupati,” jelasnya.
Suadnyana pun menjelaskan jika di lokasi awal, perkantoran saat ini bisa saja dimaksimalkan. Namun harus dibuatkan bangunan baru, baik untuk gudang penyimpanan alat, shelter, parkir kendaraan BPBD Buleleng yang saat ini dirasa cukup sesak. Dia mengaku memilih lahan yang kini dimanfaatkan sebagai pasar darurat, karena dari segi luasan cukup memadai dan lokasinya ada di pinggir jalan protokol.
BPBD Buleleng sempat ditawari untuk berpindah kantor ke Kantor Dinas Statistik saat ini di Desa Tukadmunga. Namun masih ditangguhkan karena dinilai tak memenuhi dari akses jalan masuk dan keluar yang sangat sempit. Lebar akses jalan pun menjadi pertimbangan karena kendaraan operasional BPBD ada yang berupa truk besar dan ada juga yang bersifat kedaruratan sehingga memerlukan akses yang khusus.
Jelas Suadnyana, rencana pembangunan kantor baru untuk BPBD saat ini sedang dipetakan. Setidaknya tahun depan sudah ada Detail Engineering Design (DED) dan masih menyesuaikan dengan kondisi keuangan daerah. “Coba nanti kami akan ajukan DED-nya dulu tahun depan, sambil menunggu proyek revitalisasi Pasar Banyuasri rampung. Karena anggaran masih terkonsentrasi di sana, mudah-mudahan setelah itu pembangunan kantor kami disetujui,” ujarnya.
Selain memerlukan shelter, lanjut Suadnyana, konstruksi bangunan Kantor BPBD sesuai standar minimal memiliki tinggi 20 meter dan berlantai tiga. Bangunan yang sesuai standar Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga dirancang tahan bencana banjir, gempa hingga tsunami yang memang berpotensi di Buleleng. Sejauh ini BPBD masih memaksimalkan gedung dan sarana yang ada dan tetap memberikan pelayanan prima kepada masyarakat jika terjadi bencana.*k23
1
Komentar