Bos Marvel Tetap Akan Bikin Film Superhero
Dikritik Peraih Oscar
Kevin Feige, bos Marvel Studios akhirnya menanggapi kritik dari filmmaker peraih Oscar Martin Scorsese.
JAKARTA, NusaBali
Beberapa waktu lalu ramai diberitakan bahwa Martin Scorsese menyebut bahwa film-film Marvel lebih terasa seperti naik wahana di taman bermain dibanding nonton di bioskop itu sendiri.
"Itu bukan bioskop di mana orang berusaha menyampaikan emosi dan pengalaman psikologisnya dengan orang lain," kata Scorsese.
Sejumlah sutradara film Marvel angkat bicara menanggapi pendapat Martin Scorsese. Terbaru, bos Marvel Studios sendiri, Kevin Feige, yang ikut berkomentar. Kevin tak setuju jika film-film superhero-nya dibilang negatif untuk bioskop.
"Menurutku, aku dan semua orang yang mengerjakan film-film itu mencintai bioskop, mencintai film, dan suka menonton, suka merasakan pengalaman nonton di bioskop yang dipenuhi orang-orang," kata Kevin Feige kepada The Hollywood Reporter.
Martin Scorsese juga mengatakan bahwa film-film Marvel tak punya pengungkapan sesuatu, misteri, atau bahaya emosional yang asli.
"Tak ada yang berisiko. Film-film itu dibuat untuk memuaskan permintaan sejumlah pihak spesifikdan mereka didesain sebagai ragam dari tema-tema terbatas," tulisnya di Times seperti dilansir vivanews.
Kevin Feige lagi-lagi menyanggah. Dia mencontohkan sejumlah film superhero Marvel yang punya variasi dalam cerita dan konflik yang diangkat. Ant-Man pada 2015 digambarkannya sebagai film pencurian dan Captain America: The Winter Soldier pada 2014 sebagai thriller politik. Begitu juga dengan Captain America: Civil War (2016).
"Kami membuat Civil War. Kami punya dua karakter paling populer terlibat dalam perseteruan teologi dan fisik yang serius. Kami membunuh sebagian karakter kami di akhir film (Avengers: Infinity War). Menurutku, kami senang bisa sukses dan menggunakannya untuk mengambil risiko dan masuk ke berbagai tempat berbeda," terang Kevin.
Namun Kevin Feige mengatakan, semua orang berhak berpendapat dan punya definisi masing-masing untuk bioskop dan seni. Begitu pula untuk definisi risiko. Semua orang punya pandangan yang berbeda.
"Sebagian merasa itu bukan bioskop. Semua orang berhak beropini. Semua orang berhak mengulangi opininya. Semua orang berhak menulis opini tersebut dan saya menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi untuk saat ini, kami akan terus membuat film," seru bos Marvel Studios tersebut. *
"Itu bukan bioskop di mana orang berusaha menyampaikan emosi dan pengalaman psikologisnya dengan orang lain," kata Scorsese.
Sejumlah sutradara film Marvel angkat bicara menanggapi pendapat Martin Scorsese. Terbaru, bos Marvel Studios sendiri, Kevin Feige, yang ikut berkomentar. Kevin tak setuju jika film-film superhero-nya dibilang negatif untuk bioskop.
"Menurutku, aku dan semua orang yang mengerjakan film-film itu mencintai bioskop, mencintai film, dan suka menonton, suka merasakan pengalaman nonton di bioskop yang dipenuhi orang-orang," kata Kevin Feige kepada The Hollywood Reporter.
Martin Scorsese juga mengatakan bahwa film-film Marvel tak punya pengungkapan sesuatu, misteri, atau bahaya emosional yang asli.
"Tak ada yang berisiko. Film-film itu dibuat untuk memuaskan permintaan sejumlah pihak spesifikdan mereka didesain sebagai ragam dari tema-tema terbatas," tulisnya di Times seperti dilansir vivanews.
Kevin Feige lagi-lagi menyanggah. Dia mencontohkan sejumlah film superhero Marvel yang punya variasi dalam cerita dan konflik yang diangkat. Ant-Man pada 2015 digambarkannya sebagai film pencurian dan Captain America: The Winter Soldier pada 2014 sebagai thriller politik. Begitu juga dengan Captain America: Civil War (2016).
"Kami membuat Civil War. Kami punya dua karakter paling populer terlibat dalam perseteruan teologi dan fisik yang serius. Kami membunuh sebagian karakter kami di akhir film (Avengers: Infinity War). Menurutku, kami senang bisa sukses dan menggunakannya untuk mengambil risiko dan masuk ke berbagai tempat berbeda," terang Kevin.
Namun Kevin Feige mengatakan, semua orang berhak berpendapat dan punya definisi masing-masing untuk bioskop dan seni. Begitu pula untuk definisi risiko. Semua orang punya pandangan yang berbeda.
"Sebagian merasa itu bukan bioskop. Semua orang berhak beropini. Semua orang berhak mengulangi opininya. Semua orang berhak menulis opini tersebut dan saya menanti apa yang akan terjadi selanjutnya. Tapi untuk saat ini, kami akan terus membuat film," seru bos Marvel Studios tersebut. *
1
Komentar