Kain Endek Berprospek Kuat Jadi Busana Adat ke Kantor
Kain tenun endek khas Gianyar diproyeksikan dan punya prosfek kuat untuk menjadi busana adat ke kantor.
GIANYAR, NusaBali
Hal ini sebagai implementasi Pergub Bali Nomor 79 tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana Adat Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Terlebih saat ini penggunaan busana adat ke kantor cukup variatif sehingga terkesan bebas warna warni dengan aneka motif.
Terkait itu, penggunaan busana adat ke kantor berbahan endek tersebut dilombakan pada Rabu (13/11) malam, di Balai Budaya Gianyar. Lomba ini digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Gianyar bersama Dekranasda Kabupaten Gianyar. Lomba ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-91.
Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun dalam sambutannya, mengatakan lomba ini sebagai wujud komitmen serius pada upaya pelestarian busana adat Bali. Dengan penggunaan kain endek, diharapkan busana adat ke kantor bisa seragam. Di samping tujuan utamanya adalah mensejahterakan para perajin tenun di bumi seni Gianyar. “Lewat lomba ini kita bisa banyak belajar, bagaimana berbusana yang baik sesuai dengan etika, namun tetap kekinian tanpa meninggalkan pakem-pakem bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar,” ujarnya.
Hal senada ditegaskan Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny Surya Adnyani Mahayastra. Jelasnya, lomba busana ini lebih menekan agar konsep dasar dari busana adat Bali tidak terlupakan keberadaannya, maka diperlukan kesadaran bersama betapa pentingnya untuk melestarikannya. Menurutnya, kabupaten Gianyar banyak menyimpan potensi terpendam, baik itu para desainer maupun potensi keragaman corak, motif maupun warna dari kain tenun endek. Jika hal ini digabungkan tentu akan sangat menguntungkan, karena dapat meningkatkan perekonomian daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan perajin di Gianyar. “Kain endek dijadikan kebaya dan kamen tampak sangat indah dan menarik ditampilkan oleh para model. Saya yakin masyarakat yang turut menyaksikan pasti akan tertarik untuk membuatnya, hal ini tentu akan berimbas pada perajin kita juga,” ujar Ny Adnyani Mahayastra.
Ketua Panitia Lomba yang Kepala Disperindag Kabupaten Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary menjelaskan lomba diikuti oleh 63 peserta dari karyawaan dan karyawati OPD dan BUMN/BUMD di Kabupaten Gianyar. Lomba menghadirkan Dewan Juri dari kalangan akademisi ISI Denpasar yakni Drs Tjokorda Gde Abinanda Sukawati MSn dan Dr Tjok Istri Ratna Cora Sudaharsana SSn MSi dan Ketua Asosiasi Perancang Busana Gianyar Kadek Wira Dika Saskara STrds MSn.
Dari hasil penilaian Dewan Juri, Juara I diraih peserta atau wakil dari Bank BPD Bali Cabang Gianyar, Juara II wakil dari Dinas Perhubungan Gianyar dan Juara III wakil dari BNI Cabang Gianyar. *nvi
Terkait itu, penggunaan busana adat ke kantor berbahan endek tersebut dilombakan pada Rabu (13/11) malam, di Balai Budaya Gianyar. Lomba ini digelar Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Gianyar bersama Dekranasda Kabupaten Gianyar. Lomba ini sekaligus dalam rangka memperingati Hari Ibu ke-91.
Wakil Bupati Gianyar AA Gde Mayun dalam sambutannya, mengatakan lomba ini sebagai wujud komitmen serius pada upaya pelestarian busana adat Bali. Dengan penggunaan kain endek, diharapkan busana adat ke kantor bisa seragam. Di samping tujuan utamanya adalah mensejahterakan para perajin tenun di bumi seni Gianyar. “Lewat lomba ini kita bisa banyak belajar, bagaimana berbusana yang baik sesuai dengan etika, namun tetap kekinian tanpa meninggalkan pakem-pakem bagaimana tata cara berbusana yang baik dan benar,” ujarnya.
Hal senada ditegaskan Ketua Dekranasda Kabupaten Gianyar, Ny Surya Adnyani Mahayastra. Jelasnya, lomba busana ini lebih menekan agar konsep dasar dari busana adat Bali tidak terlupakan keberadaannya, maka diperlukan kesadaran bersama betapa pentingnya untuk melestarikannya. Menurutnya, kabupaten Gianyar banyak menyimpan potensi terpendam, baik itu para desainer maupun potensi keragaman corak, motif maupun warna dari kain tenun endek. Jika hal ini digabungkan tentu akan sangat menguntungkan, karena dapat meningkatkan perekonomian daerah serta dapat meningkatkan kesejahteraan perajin di Gianyar. “Kain endek dijadikan kebaya dan kamen tampak sangat indah dan menarik ditampilkan oleh para model. Saya yakin masyarakat yang turut menyaksikan pasti akan tertarik untuk membuatnya, hal ini tentu akan berimbas pada perajin kita juga,” ujar Ny Adnyani Mahayastra.
Ketua Panitia Lomba yang Kepala Disperindag Kabupaten Gianyar Ni Luh Gede Eka Suary menjelaskan lomba diikuti oleh 63 peserta dari karyawaan dan karyawati OPD dan BUMN/BUMD di Kabupaten Gianyar. Lomba menghadirkan Dewan Juri dari kalangan akademisi ISI Denpasar yakni Drs Tjokorda Gde Abinanda Sukawati MSn dan Dr Tjok Istri Ratna Cora Sudaharsana SSn MSi dan Ketua Asosiasi Perancang Busana Gianyar Kadek Wira Dika Saskara STrds MSn.
Dari hasil penilaian Dewan Juri, Juara I diraih peserta atau wakil dari Bank BPD Bali Cabang Gianyar, Juara II wakil dari Dinas Perhubungan Gianyar dan Juara III wakil dari BNI Cabang Gianyar. *nvi
Komentar