Satu Lagi Warga Tewas Diserang Tawon Vespa
Maraknya koloni tawon atau lebah jenis Vespa affinis atau tawon Ndhas di Kabupaten Klaten sejak sebulan terakhir kembali memakan korban jiwa.
KLATEN, NusaBali
Korban tewas kali ini adalah Warsomo (87), warga Dusun Tegal Duwur, Desa Wadung Getas, Kecamatan Wonosari.
Rabiyem (54), anak korban, mengatakan ibunya disengat tawon pada Rabu (6/11) lalu dan dimakamkan pada Rabu (13/11). Tawon menyengat saat ibunya berada di halaman rumah.
"Ibu saya sudah tua, jadi buang air di halaman yang merupakan kebun. Kejadiannya pukul 15.00 WIB," ungkapnya, seperti dilansir detik, Kamis (14/11).
Dikatakan Rabiyem, saat ibunya hendak buang air itulah sarang tawon di semak tersenggol. Puluhan ekor tawon menyerang dada dan leher korban. Akibat serangan, puluhan titik sengatan terlihat jelas dengan warna biru di kulit. Keluarga yang mendapati kejadian itu membawa korban ke seorang mantri.
Setelah diberi obat, rasa sakit berkurang. Namun, pada Selasa (12/11) siang, bekas sengatan kembali terasa sakit, bahkan di sekujur badan. Keluarga lalu membawa Warsomo ke RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Malam harinya meninggal dunia dan dimakamkan Rabu (13/11).
Cucu korban, Rudi (47), menambahkan neneknya mengalami sengatan sekitar 30 titik. Titik sengatan di dada dan leher.
Dengan laporan itu, tahun ini diketahui sudah ada dua warga Klaten yang tewas diserang tawon Vespa atau yang oleh warga disebut tawon endhas.
Sebelumnya, Lanjar (62), warga Dusun Tegalyoso, Desa Sembung, Kecamatan Wedi, meninggal disengat tawon pada Selasa (12/11) saat mencari pakan. Korban dilarikan ke mantri, tetapi tidak tertolong dan dimakamkan pada Rabu (13/11).
Sebanyak 34 puskesmas, fasilitas kesehatan, dan dokter praktik di Kabupaten Klaten disiagakan untuk penanganan sengatan tawon Vespa affinis, yang dilaporkan telah menewaskan dua warga. Puskesmas dan fasilitas kesehatan diingatkan untuk mematuhi prosedur penatalaksanaan sengatan tawon.
"Kepada masyarakat sudah kami sampaikan imbauan. Untuk internal, 34 puskesmas dan fasilitas kesehatan kami ingatkan untuk mematuhi prosedur penatalaksanaan sengat tawon," kata Kepala Dinas Kesehatan Klaten Cahyono Widodo saat ditemui di kantornya, Kamis (14/11).
Tahun lalu pelatihan yang diikuti 34 puskesmas dan fasilitas kesehatan, termasuk dokter praktik, menghadirkan ahli racun dari World Health Organization (WHO). Sudah dijelaskan secara lengkap prosedur penatalaksanaan sengatan tawon.
Semua fasilitas layanan diingatkan dua hal. Jika serangan racun hanya lokal, tidak perlu dirawat intensif. Namun, jika sudah sistemik, mengganggu sistem organ tubuh lain, harus ditangani secara intensif. *
Rabiyem (54), anak korban, mengatakan ibunya disengat tawon pada Rabu (6/11) lalu dan dimakamkan pada Rabu (13/11). Tawon menyengat saat ibunya berada di halaman rumah.
"Ibu saya sudah tua, jadi buang air di halaman yang merupakan kebun. Kejadiannya pukul 15.00 WIB," ungkapnya, seperti dilansir detik, Kamis (14/11).
Dikatakan Rabiyem, saat ibunya hendak buang air itulah sarang tawon di semak tersenggol. Puluhan ekor tawon menyerang dada dan leher korban. Akibat serangan, puluhan titik sengatan terlihat jelas dengan warna biru di kulit. Keluarga yang mendapati kejadian itu membawa korban ke seorang mantri.
Setelah diberi obat, rasa sakit berkurang. Namun, pada Selasa (12/11) siang, bekas sengatan kembali terasa sakit, bahkan di sekujur badan. Keluarga lalu membawa Warsomo ke RS PKU Muhammadiyah Delanggu. Malam harinya meninggal dunia dan dimakamkan Rabu (13/11).
Cucu korban, Rudi (47), menambahkan neneknya mengalami sengatan sekitar 30 titik. Titik sengatan di dada dan leher.
Dengan laporan itu, tahun ini diketahui sudah ada dua warga Klaten yang tewas diserang tawon Vespa atau yang oleh warga disebut tawon endhas.
Sebelumnya, Lanjar (62), warga Dusun Tegalyoso, Desa Sembung, Kecamatan Wedi, meninggal disengat tawon pada Selasa (12/11) saat mencari pakan. Korban dilarikan ke mantri, tetapi tidak tertolong dan dimakamkan pada Rabu (13/11).
Sebanyak 34 puskesmas, fasilitas kesehatan, dan dokter praktik di Kabupaten Klaten disiagakan untuk penanganan sengatan tawon Vespa affinis, yang dilaporkan telah menewaskan dua warga. Puskesmas dan fasilitas kesehatan diingatkan untuk mematuhi prosedur penatalaksanaan sengatan tawon.
"Kepada masyarakat sudah kami sampaikan imbauan. Untuk internal, 34 puskesmas dan fasilitas kesehatan kami ingatkan untuk mematuhi prosedur penatalaksanaan sengat tawon," kata Kepala Dinas Kesehatan Klaten Cahyono Widodo saat ditemui di kantornya, Kamis (14/11).
Tahun lalu pelatihan yang diikuti 34 puskesmas dan fasilitas kesehatan, termasuk dokter praktik, menghadirkan ahli racun dari World Health Organization (WHO). Sudah dijelaskan secara lengkap prosedur penatalaksanaan sengatan tawon.
Semua fasilitas layanan diingatkan dua hal. Jika serangan racun hanya lokal, tidak perlu dirawat intensif. Namun, jika sudah sistemik, mengganggu sistem organ tubuh lain, harus ditangani secara intensif. *
1
Komentar