Siswa SD Dilatih Mitigasi Bencana
BPBD Karangasem menggelar pelatihan mitigasi bencana menyasar siswa SDN 3 Bhuana Giri dan SDN 1 Padangkerta, Kecamatan Karangasem, Jumat (15/11).
AMLAPURA, NusaBali
Pelatihan ini untuk mengurangi risiko bencana terutama gempa bumi dan gunung meletus. Para siswa diharapkan sejak dini paham melakukan evakuasi mandiri agar terhindar dari bencana.
Sekretaris BPBD I Putu Eka Tirtana mengatakan, pelatihan mitigasi bencana di SDN 3 Bhuana Giri melibatkan 114 siswa. Petugas yang membawakan materi yakni I Wayan Pika Wiadnya, Zainal Kamal, dan Kadek Agus Suyastana. Para siswa diberikan arahan tentang bencana alam yang mengancam seperti gempa bumi. Cara paling efektif menyelamatkan diri saat belajar di kelas terjadi gempa bumi yakni jangan panic dan mesti cepat sembunyi di bawah meja belajar. Tujuannya, jika terjadi reruntuhan genting menimpa ruang kelas, maka kepala terlindungi.
Kedua, agar cepat-cepat meninggalkan ruang kelas dengan cara melindungi kepala gunakan tas yang berisi buku. Sebab, kepala merupakan organ tubuh paling vital agar tidak kena pecahan genting yang jatuh. Selanjutnya teori penyelamatan itu dipraktekkan kepada seluruh siswa. Siswa dipersilakan masuk ruang kelas, kemudian ada aba-aba terjadi gempa bumi, maka cepat-cepat sembunyi di bawah meja belajar. Simulasi kedua, siswa agar meninggalkan ruang kelas dengan melindungi kepala gunakan tas yang berisi buku dan peralatan sekolah. “Ingat ya, jika terjadi gempa hanya dua cara itu dilakukan untuk menyelamatkan diri. Jika meninggalkan ruang kelas, hendaknya menjauhi gedung sekolah. Jika gedung roboh, siswa aman,” kata Putu Eka Tirtana.
Sedangkan bencana alam lainnya masih bisa diantisipasi. Misalnya kejadian gunung meletus, tahapannya panjang, diawali kepulan asap, gempa vulkanik ribuan kali, kemudian hujan abu, dan terakhir terjadi muntahan lava pijar dan lelehan lahar panas di lereng gunung. Lahar itu kemudian mengalir ke jalur-jalur lahar terutama di sungai yang berhulu di gunung. Hal itu, prosesnya panjang, masih banyak waktu untuk melakukan penyelamatan. Simulasi itu juga dilakukan di SDN 1 Padangkerta melibatkan 129 siswa.
Seluruh siswa dan guru dikoordinasikan Kasek Ni Ketut Suarni terlebih dahulu meyakinkan seluruh keluarga besar SDN 1 Padangkerta pentingnya melakukan penyelamatan dan melakukan evakuasi mandiri mana kala terjadi gempa bumi. “Saya mengapresiasi adanya pelatihan mitigasi bencana dari BPBD, sehingga siswa dan guru di sini dapat pemahaman cara menghadapi bencana gempa bumi,” kata Ni Ketut Suarni.
Sosialisasi bencana dan latihan evakuasi mandiri juga digelar di SD Negeri 1 Bunutan, Kecamatan Abang melibatkan 90 siswa. Saat itu Kepala Pelaksana BPBD Ida Ketut Arimbawa langsung memimpin memberikan arahan. Selain menghadapi bencana gempa bumi juga bencana tanah longsor. Sebab di Desa Bunutan rawan tanah longsor saat musim hujan. Kasek SDN 1 Bunutan I Gede Mangku Astawa mengapresiasi pelatihan mitigasi bencana sehingga dapat gambaran menghadapi bencana gempa bumi dan tanah longsor. *k16
Sekretaris BPBD I Putu Eka Tirtana mengatakan, pelatihan mitigasi bencana di SDN 3 Bhuana Giri melibatkan 114 siswa. Petugas yang membawakan materi yakni I Wayan Pika Wiadnya, Zainal Kamal, dan Kadek Agus Suyastana. Para siswa diberikan arahan tentang bencana alam yang mengancam seperti gempa bumi. Cara paling efektif menyelamatkan diri saat belajar di kelas terjadi gempa bumi yakni jangan panic dan mesti cepat sembunyi di bawah meja belajar. Tujuannya, jika terjadi reruntuhan genting menimpa ruang kelas, maka kepala terlindungi.
Kedua, agar cepat-cepat meninggalkan ruang kelas dengan cara melindungi kepala gunakan tas yang berisi buku. Sebab, kepala merupakan organ tubuh paling vital agar tidak kena pecahan genting yang jatuh. Selanjutnya teori penyelamatan itu dipraktekkan kepada seluruh siswa. Siswa dipersilakan masuk ruang kelas, kemudian ada aba-aba terjadi gempa bumi, maka cepat-cepat sembunyi di bawah meja belajar. Simulasi kedua, siswa agar meninggalkan ruang kelas dengan melindungi kepala gunakan tas yang berisi buku dan peralatan sekolah. “Ingat ya, jika terjadi gempa hanya dua cara itu dilakukan untuk menyelamatkan diri. Jika meninggalkan ruang kelas, hendaknya menjauhi gedung sekolah. Jika gedung roboh, siswa aman,” kata Putu Eka Tirtana.
Sedangkan bencana alam lainnya masih bisa diantisipasi. Misalnya kejadian gunung meletus, tahapannya panjang, diawali kepulan asap, gempa vulkanik ribuan kali, kemudian hujan abu, dan terakhir terjadi muntahan lava pijar dan lelehan lahar panas di lereng gunung. Lahar itu kemudian mengalir ke jalur-jalur lahar terutama di sungai yang berhulu di gunung. Hal itu, prosesnya panjang, masih banyak waktu untuk melakukan penyelamatan. Simulasi itu juga dilakukan di SDN 1 Padangkerta melibatkan 129 siswa.
Seluruh siswa dan guru dikoordinasikan Kasek Ni Ketut Suarni terlebih dahulu meyakinkan seluruh keluarga besar SDN 1 Padangkerta pentingnya melakukan penyelamatan dan melakukan evakuasi mandiri mana kala terjadi gempa bumi. “Saya mengapresiasi adanya pelatihan mitigasi bencana dari BPBD, sehingga siswa dan guru di sini dapat pemahaman cara menghadapi bencana gempa bumi,” kata Ni Ketut Suarni.
Sosialisasi bencana dan latihan evakuasi mandiri juga digelar di SD Negeri 1 Bunutan, Kecamatan Abang melibatkan 90 siswa. Saat itu Kepala Pelaksana BPBD Ida Ketut Arimbawa langsung memimpin memberikan arahan. Selain menghadapi bencana gempa bumi juga bencana tanah longsor. Sebab di Desa Bunutan rawan tanah longsor saat musim hujan. Kasek SDN 1 Bunutan I Gede Mangku Astawa mengapresiasi pelatihan mitigasi bencana sehingga dapat gambaran menghadapi bencana gempa bumi dan tanah longsor. *k16
1
Komentar