Pulau Nusa Dharma Disiapkan Jadi Pulau Yoga Pertama di Dunia
ITDC Anggarkan Rp 50 Miliar untuk Konsep Baru
Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) selaku pengelola kawasan wisata The Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Badung melakukan penataan tiga titik kawasan: Taman Tugu Mandala, Pulau Nusa Dharma, dan Pulau Peninsula, dengan anggaran Rp 50 miliar.
MANGUPURA, NusaBali
Khusus Pulau Nusa Dharma, akan ditata sedemikian rupa sehingga nantinya sebagai pulau khusus kegiatan yoga dan ini menjadi yang pertama di dunia.
Managing Director ITDC, I Gusti Ngurah Ardita, menyatakan penataan terhadap tiga titik kawasan The Nusa Dua tersebut sebagai upaya memaksimalkan potensi yang ada. Penataan ketiga kawasan tersebut akan dilakukan mulai awal tahun 2020 dan ditarget ramping akhir 2020 mendatang.
Meski dilakukan penataan, namun kegiatannya dijamin tidak akan sampai menghentikan operasional kawasan The Nusa Dua. Sebab, penataan itu dilakukan secara bertahap. Upaya penataan kawasan juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar. "Desa adat selaku penyanding juga sudah tahu rencana ini dan mereka pada dasarnya mendukung," ungkap IGN Ardita, Minggu (17/11).
Menurut IGN Ardita, penataan kawasan yang pertama akan dilakukan nanti adalah bundaran ikon Nusa Dua. Penataan bundaran ini akan mengadopsi tema Pandawa Journey, yakni kisah perjalanan Pandawa dalam epos Mahabharata.
Hal itu nantinya akan menciptakan story telling, di mana pada ujung kawasan yaitu Pulau Peninsula bakal ada konsep Pandawa Laya. Konsep tersebut sengaja diintegrasikan, agar memiliki daya tarik dan keterkaitan masing-masing kawasan.
Sedangkan untuk penataan Pulau Nusa Dharma, kata Ardita, pihaknya secara khusus mengkemas kawasan tersebut menjadi pulau tempat yoga dan meditasi. Pulau Nusa Dharma pun praktis akan menjadi Pulau Yoga pertama di dunia.
"Jadi, di Pulau Nusa Dharma akan kita atur sebaik dan seasri mungkin, sehingga orang-orang merasa nyaman beraktivitas. Kalau biasanya yoga dilakukan di gunung dan pantai, kita sediakan di pulau khusus yang kondisinya dikelilingi laut," tandas Ardita.
Sedangkan untuk kawasan Pulau Peninsula, kata Ardita, nantinya akan ditata dengan konsep Pandawa Laya. Sebagian kawasan ini ditata menjadi tempat atraksi untuk tarian dan event pertunjukan. Pulau Paninsula nantinya diperuntukkan buat kegiatan melatih anak menari, tempat atraksi tari kecak, dan pertunjukan umum. Hal itu semata-mata untuk memberikan hiburan kepada wisatawan. "Jadi, nanti akan ada panggung permanen di dua lokasinya, yakni tempat yang dipakai helipad dan tempat sebelahnya lagi," katanya.
Terkait penataan itu, Ardita mengaku sudah selesai review masterplan dengan menggandeng konsultan, akademisi dari Unud, dan Design Community. Dengan adanya upgrade itu, diharapkan bisa memberikan kesan baru kepada wisatawan, sehingga menciptakan pengalaman baru ketika menginap di kawasan wisata internasional Nusa Dua. Terlebih lagi, desain kawasan saat ini sudah ada sejak 46 tahun, sehingga perlu dilakukan penyegaran.
"Penataan kawasan The Nusa Dua ini demi menciptakan atmosfer baru ketika wisatawan berkunjung ke Nusa Dua. Saat ini kunjungan wisatawan dan hunian hotel sudah bagus, rata-rata berkisar 80 persen. Tapi, ini perlu kita kembangkan lagi, sehingga bisa semakin meningkat citra kawasan," tegas Ardita. “Untuk meng-upgrade ketiga kawasan tersebut, pengelola akan menganggarkan biaya senilai Rp 50 miliar,” imbuhnya. *dar
Managing Director ITDC, I Gusti Ngurah Ardita, menyatakan penataan terhadap tiga titik kawasan The Nusa Dua tersebut sebagai upaya memaksimalkan potensi yang ada. Penataan ketiga kawasan tersebut akan dilakukan mulai awal tahun 2020 dan ditarget ramping akhir 2020 mendatang.
Meski dilakukan penataan, namun kegiatannya dijamin tidak akan sampai menghentikan operasional kawasan The Nusa Dua. Sebab, penataan itu dilakukan secara bertahap. Upaya penataan kawasan juga mendapat dukungan penuh dari masyarakat sekitar. "Desa adat selaku penyanding juga sudah tahu rencana ini dan mereka pada dasarnya mendukung," ungkap IGN Ardita, Minggu (17/11).
Menurut IGN Ardita, penataan kawasan yang pertama akan dilakukan nanti adalah bundaran ikon Nusa Dua. Penataan bundaran ini akan mengadopsi tema Pandawa Journey, yakni kisah perjalanan Pandawa dalam epos Mahabharata.
Hal itu nantinya akan menciptakan story telling, di mana pada ujung kawasan yaitu Pulau Peninsula bakal ada konsep Pandawa Laya. Konsep tersebut sengaja diintegrasikan, agar memiliki daya tarik dan keterkaitan masing-masing kawasan.
Sedangkan untuk penataan Pulau Nusa Dharma, kata Ardita, pihaknya secara khusus mengkemas kawasan tersebut menjadi pulau tempat yoga dan meditasi. Pulau Nusa Dharma pun praktis akan menjadi Pulau Yoga pertama di dunia.
"Jadi, di Pulau Nusa Dharma akan kita atur sebaik dan seasri mungkin, sehingga orang-orang merasa nyaman beraktivitas. Kalau biasanya yoga dilakukan di gunung dan pantai, kita sediakan di pulau khusus yang kondisinya dikelilingi laut," tandas Ardita.
Sedangkan untuk kawasan Pulau Peninsula, kata Ardita, nantinya akan ditata dengan konsep Pandawa Laya. Sebagian kawasan ini ditata menjadi tempat atraksi untuk tarian dan event pertunjukan. Pulau Paninsula nantinya diperuntukkan buat kegiatan melatih anak menari, tempat atraksi tari kecak, dan pertunjukan umum. Hal itu semata-mata untuk memberikan hiburan kepada wisatawan. "Jadi, nanti akan ada panggung permanen di dua lokasinya, yakni tempat yang dipakai helipad dan tempat sebelahnya lagi," katanya.
Terkait penataan itu, Ardita mengaku sudah selesai review masterplan dengan menggandeng konsultan, akademisi dari Unud, dan Design Community. Dengan adanya upgrade itu, diharapkan bisa memberikan kesan baru kepada wisatawan, sehingga menciptakan pengalaman baru ketika menginap di kawasan wisata internasional Nusa Dua. Terlebih lagi, desain kawasan saat ini sudah ada sejak 46 tahun, sehingga perlu dilakukan penyegaran.
"Penataan kawasan The Nusa Dua ini demi menciptakan atmosfer baru ketika wisatawan berkunjung ke Nusa Dua. Saat ini kunjungan wisatawan dan hunian hotel sudah bagus, rata-rata berkisar 80 persen. Tapi, ini perlu kita kembangkan lagi, sehingga bisa semakin meningkat citra kawasan," tegas Ardita. “Untuk meng-upgrade ketiga kawasan tersebut, pengelola akan menganggarkan biaya senilai Rp 50 miliar,” imbuhnya. *dar
1
Komentar