Panitia Panitia HKN Gelar Seminar Stunting Gelar Seminar Stunting
Panitia Hari Kesehatan Nasional (HKN) menggelar seminar upaya turunkan stunting di aula STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan) Agama Hindu, Jalan Ngurah Rai, Amlapura, Sabtu (16/11).
AMLAPURA, NusaBali
Kasus stunting (pertumbuhan tinggi badan balita tidak sesuai umur) di Karangasem cukup tinggi, mencapai 26,23 persen. Masih di atas WHO (World Health Organization) sebesar 20 persen. Dinas Kesehatan Karangasem targetkan stunting di turun hingga 6 persen.
Ketua Panitia HKN Karangasem, dr I Gusti Lanang Udiyana mendatangkan dr I Made Wenada Jembawan SpOG, dr Ni Ketut Mena Epiani M Biomed SpA, Dra Retno IG Kusuma MKes Psikolog, dan dr Ni Ketut Sumartini MKes SpGK sebagai narasumber. Semua pembicara itu berasal dari internal Dinas Kesehatan Karangasem. Mereka silih berganti memberikan pemahaman pentingnya mendeteksi stunting sejak dini, mulai dari ibu hamil hingga pentingnya merawat anak memberikan nutrisi, ASI, dan makanan tambahan lainnya agar tidak menjadi anak stunting.
Seminar juga dihadiri Kadis Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama. Menurunkan angka stunting, ibu menyusui diwajibkan memberikan ASI (air susu ibu) eksklusif sampai umur 6 bulan kepada buah hatinya. Juga berikan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan terus memantau tumbuh kembang anak terutama memantau pertumbuhan berat badan setiap bulan. Itulah pentingnya mengajak anak ke posyandu agar diketahui perkembangan berat badannya.
dr Ni Ketut Mena Epiani mengatakan, stunting selain berpengaruh terhadap fisik anak juga kepada kognitif (kemampuan berpikir). “Salah satu penyebab stunting karena kurangnya asupan gizi dan kurang optimal dapat ASI,” jelasnya. Penyebab lainnya, sebanyak 60 persen anak stunting karena tanpa dapat ASI, banyak anak usia 6-24 bulan tidak dapat makanan pengganti ASI, masih terbatasnya pelayan kesehatan, serta kurang akses air bersih dan sanitasi.
“Ciri-ciri anak stunting, wajah anak lebih muda dari usianya, pendiam, pubertas terlambat dan sebagainya,” paparnya. Cara mencegahnya, sejak ibu hamil mesti diberi tablet penambah darah, dapat makanan tambahan ibu hamil, anak dapat imunisasi lengkap, dapat tambahan makanan pengganti ASI, dan lainnya. *k16
Ketua Panitia HKN Karangasem, dr I Gusti Lanang Udiyana mendatangkan dr I Made Wenada Jembawan SpOG, dr Ni Ketut Mena Epiani M Biomed SpA, Dra Retno IG Kusuma MKes Psikolog, dan dr Ni Ketut Sumartini MKes SpGK sebagai narasumber. Semua pembicara itu berasal dari internal Dinas Kesehatan Karangasem. Mereka silih berganti memberikan pemahaman pentingnya mendeteksi stunting sejak dini, mulai dari ibu hamil hingga pentingnya merawat anak memberikan nutrisi, ASI, dan makanan tambahan lainnya agar tidak menjadi anak stunting.
Seminar juga dihadiri Kadis Kesehatan I Gusti Bagus Putra Pertama. Menurunkan angka stunting, ibu menyusui diwajibkan memberikan ASI (air susu ibu) eksklusif sampai umur 6 bulan kepada buah hatinya. Juga berikan MPASI (Makanan Pendamping Air Susu Ibu) dan terus memantau tumbuh kembang anak terutama memantau pertumbuhan berat badan setiap bulan. Itulah pentingnya mengajak anak ke posyandu agar diketahui perkembangan berat badannya.
dr Ni Ketut Mena Epiani mengatakan, stunting selain berpengaruh terhadap fisik anak juga kepada kognitif (kemampuan berpikir). “Salah satu penyebab stunting karena kurangnya asupan gizi dan kurang optimal dapat ASI,” jelasnya. Penyebab lainnya, sebanyak 60 persen anak stunting karena tanpa dapat ASI, banyak anak usia 6-24 bulan tidak dapat makanan pengganti ASI, masih terbatasnya pelayan kesehatan, serta kurang akses air bersih dan sanitasi.
“Ciri-ciri anak stunting, wajah anak lebih muda dari usianya, pendiam, pubertas terlambat dan sebagainya,” paparnya. Cara mencegahnya, sejak ibu hamil mesti diberi tablet penambah darah, dapat makanan tambahan ibu hamil, anak dapat imunisasi lengkap, dapat tambahan makanan pengganti ASI, dan lainnya. *k16
Komentar