Rela Ketinggalan Kelas Selama Setahun Demi Pengalaman Istimewa
Ni Putu Saraswati Putri Setiawan dan Nadya Yasmin Dicky berangkat mewakili Indonesia dalam program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Excange and Studiy di Amerika Serikat, bersama 3 siswa SMAN Bali Mandara dan 1 siswa SMAN 1 Kuta
Dua Siswi SMAN 1 Tabanan Terpilih Wakili Indonesia Program Pertukaran Pelajar di Amerika
TABANAN, NusaBali
Dua siswi SMAN 1 Tabanan, Ni Putu Saraswati Putri Setiawan, 17, dan Nadya Yasmin Dicky, 16, terpilih mewakili Indonesia dalam program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Excange and Studiy di Amerika Serikat. Demi mengeyam pengalaman istimewa jadi duta pelajar Indonesia di Amerika Serikat, mereka rela ketinggalan kelas selama setahun.
Putu Saraswati Putri Setiawan dan Nadya Yasmin Dicky terpilih mewakili Indonesia dalam program pertukaran pelajar Kennedy-Lugar Youth Excange and Studiy (KL-Yes) di Amerika Serikat, bersama 4 pelajar SMA lainnya dari daerah berbeda di Bali. Sebanyak tiga orang di antara mereka adalah siswa dari SMAN Bali Mandara (Buleleng), sementara satu lagi dari SMAN 1 Kuta (Badung).
Mereka dijadwalkan akan berangkat ke Negeri Paman Sam, 8 Agustus 2016 depan, setelah lebih dulu menjalani karantina selama sepekan di Jakarta. Keenam duta bangsa dari Bali ini akan berada di Amerika Serikat selama 11 bulan. Selain belajar, mereka juga akan menjadi Duta Perdamaian antara Indonesia dan AS.
Keenam siswa duta Bali, termasuk Putu Saraswati Putri Setiawan dan Nadya Yasmin Dicky, nantinya akan mengikuti program pertukaran pelajar dari KL-Yes di AS selama hampir setahun. Itu artinya, bereka harus rela ketinggalan kelas selama setahun. Setelah kembali dari AS tahun depan, mereka harus mengulang pelajaran yang ditinggalkannya dengan status cuti.
Saat ini, Putu Saraswati dan Nadya Yasmin sama-sama duduk di Kelas XI SMAN 1 Tabanan. Saat pulang dari AS tahun depan, mereka harus rela kembali belajar dari Kelas XI lagi. “Saya rela harus mengulang atau lambat satu tahun lulus SMA, demi menimba pengalaman istimewa di Amerika,” tutur Putu Saraswati diamini Nadya Yasmin saat ditemui NusaBali di kawasan sejuk Baturiti, Tabanan, Rabu (20/7) lalu.
Saraswati menceritakan, kuota pelajar seluruh Indonesia yang diberangkatkan dalam program KL-Yes di AS ini sebanyak 85 orang. Dari jatah sebanyak itu, 6 kursi di antaranya direbut wakil Bali. Sebelum dinyatakan lulus, Saraswati cs harus bertarung dulu di tingkat regional (provinsi) masing-masing. Dalam seleksi itu, mereka harus mengikuti tes wawancara, pengetahuan umum, serta dinamika pemuda di Indonesia dan AS. “Ini program tahunan dari pemerintah Amerika Serikat yang bekerjasama dengan pemerintah Indonesia dan diselenggarakan setiap bulan Maret. Di Indonesia, program ini dikelola Bina Antar-Budaya,” terang Saraswati.
Saraswati mengaku tahu program ini karena dikabarkan oleh sepupunya di Jogjakarta, Pandu Aji Panji Tatwa. ”Sepupu saya ini sebelumnya pernah berangkat pertukaran pemuda dan pelajar kerjasama pemerintah jepang dengan pemerintah Indonesia,” ungkap pelajar kelahiran Jakarta, 11 April 1999, yang merupakan putri pasangan I Made Ery Putra Setiawan dan Elisa Wibawa ini.
Sebaliknya, Nadya Yasmin mengaku mencari informasi soal pertukaran pelajar ini di internet. “Saya berselancar di internet dan dapatkan info ini. Saya daftar dan akhirnya terpilih,” cerita Nadya yang pernah menyabet gelar juara II dan III Debat Bahasa Inggris di Denpasar tahun 2016.
Setelah dinyatakan lulus bersama 4 pelajar SMA dari Bali lainnya, Nadya dan Saraswati mulai persiapkan mental. Sebab, selama 11 bulan ke depan, mereka akan meninggalkan keluarga, teman, dan pelajaran di sekolah. Terutama, kesiapan mental akan mengulang pelajaran selama setahun di SMAN 1 Tabanan karena cuti panjang demi pengalaman ke AS. “Demi pengalaman setahun di Amerika, kami ikhlas ketinggalan pelajaran satu tahun. Sebab, ini pengalaman istimewa dan sekali seumur hidup,” tandas Nadya yang juga jawara story telling Tabanan. Nantinya, Nadya akan ditempatkan di kota Nebraska, sementara Saraswati di Kota Connecticut.
Keduanya getol memperdalam bahasa Inggris untuk kelancaran komunikasi selama tinggal dan belajar di AS. Khusus Nadya, dia juga mulai kursus Tari Bali. Sebab, di AS nanti dia akan menunjukkan seni budaya. “Selain Tari Bali, saya juga belajar musik daerah. Mudah-mudahan dilancarkan,” harap siswi kelahiran Denpasar, 10 Maret 2000 ini. Sementara itu, Kepala Sekolah (Kasek) SMAN 1 Tabanan, Drs I Made Jiwa, mengaku bangga akan prestasi kedua siswinya yang tembus program pertukaran pelajar dan budaya internasional di AS. Made Jiwa berharap kedua anak didiknya ini dapat mengharumkan nama sekolah, daerah, dan negara di luar negeri.
Menurut Made Jiwa, kedua siswinya yang tugas pertukaran pelajar ke AS ini diberikan cuti. Nantinya, sepulang dari menjadi duta di AS, Saraswati dan Nadya akan kembali diterima di sekolah, namun mereka tetap mulai belajar di Kelas XI SMAN 1 Tabanan. “Secara mental, mereka sudah siap berangkat. Kami dari sekolah mendoakan mereka sukses dan tugasnya lancar,” tandas Made Jiwa saat mengantar Saraswati dan Nadya menghadap Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti di Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, Rabu lalu. * k21
Komentar