Nyalon Bupati, Tawarkan Perubahan untuk Jembrana
Nengah Tamba Ambil Formulir di Golkar Lewat Pengurus Demokrat
Politisi Demokrat I Nengah Tamba ambil formulir kandidat Calon Bupati (Cabup) di Kantor Sekretariat DPD II Golkar Jembrana, Rabu (20/11) siang, untuk maju tarung ke Pilkada Jembrana 2020.
NEGARA, NusaBali
Mantan Ketua Komisi III DPRD Bali 2014-2019 ini serius maju berebut kursi Bupati Jembrana dengan menawarkan perubahan ke arah lebih baik bagi Gumi Makepung.
Nengah Tamba tidak secara langsung mengambil formulir di Golkar. Politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini ambil formulir ke Sekretariat DPD II Golkar Sekretariat, Rabu siang pukul 14.00 Wita, melalui Wakil Ketua I DPC Demokrat Jembrana, I Ketut Panca Bayu, didampingi Ketua PAC Demokart Kecamatan Negara Agus Pranacita, Ketua PAC Demokrat Kecamatan Melaya Putu Suatono, dan sejumlah Ketua Ranting Demokrat.
Mereka diterima Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jembrana Nyoman Birawan dan sekretarisnya, I Nyoman Gede Agus Antara. Menurut Ketut Panca Bayu, pihaknya berinisiatif mengambilkan formulir bagi Nengah Tamba di Golkar, sebagai bentuk kesiapan partainya berkoalisi dengan Beringin di Pilkada Jembrana 2020. Demokrat sendiri sejak awal mendorong Nengah Tamba sebagai Cabup Jembrana.
Panca Bayu berharap Nengah Tamba nantinya direkomendasi Golkar sebagai Cabup Jembrana, demi perubahan Gumi Makepung ke arah lebih baik. “Tujuan kami sama, bagimana agar Jembrana ke depan leih baik dan maju. Kami juga berterima kasih karena Golkar sudah menerima kami dengan sangat baik. Formulir ini akan segera kami serahkan ke Pak Nengah Tamba,” jelas Panca Bayu usai ambil formulir di Sekretariat DPD II Golkar Jembrana di Negara, Rabu kemarin.
Sementara, Nengah Tamba mengatakan dirinya ingin menunjukkan sikap peduli dengan tanah kelahiran Jembarana. Karena itu, dia nyalon Bupati Jembrana di Pilkada 2020. Dia sudah ambil formulir kandidat Cabup Jembrana di Golkar melalui para relawan. “Arek-arek yang ambilkan formulir. Mereka itu kader-kader Demokrat, okoh masyarakat, dan relawan saya. Mereka yang sejak awal meminta saya untuk berproses,” ujar Nengah Tamba saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu malam.
Menurut Tamba, dirinya harus hargai mekanisme di partai politik. Salah satu bentuknya, dengan tidak menolak aspirasi relawan. “Kita tidak ada istilah malu, tinggi hati, atau menantang sang penguasa. Ini proses di partai yang harus saya laksanakan. Teman-teman berinisitif mengambilkan formulir untuk saya, maka saya harus terima,” ujar Wakil Ketua DPD Demokrat Bali ini.
Ditanya soal keseriusannya maju ke Pilkada Jembrana 2020, Tamba tidak mau nigtig tangkah (menepuk dada). “Saya akan ikuti proses di partai. Nanti akan ada survei untuk uji elektabilitas. Publik sudah tahu saat ini siapa penguasa di Jembrana. Tetapi, masyarakat harus ada pilihan untuk perubahan Jembrana ke arah lebih baik,” tegas Tamba yang sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana.
Tamba menegaskan, dirinya berjuang membawa lompatan jauh buat Jembrana. Intinya, supaya Jembrana tidak ketinggalan dengan kabupaten lain dari sisi kesejahteraan. “Kita perjuangkan perubahan Jembrana. Melompat lebih jauh, tidak dalam kondisi stagnan, begini-begini saja. Kalau masyarakat mau kita ajak berubah, monggo,” kata caleg Demokrat peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2009, namun gagal lolos buat ketiga kalinya di Pileg 2019 ini.
Untuk koalisi pengusung nanti, menurut Tamba, tergantung komunikasi parpol di Jembrana. Demokrat harus bergabung dalam koalisi, supaya bisa usung calon. Masalahnya, Demokrat hanya punya 3 kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019. “Ini adalah koalisi perubahan untuk mengeluarkan Jembrana dari kondisi stagnan. Ini bukan kepentingan Demokrat, bukan seorang Nengah Tamba, tetapi untuk krama Jembrana. Gerakan ini adalah gerakan rakyat,” kilahnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jembrana, Nyoman Birawan, menyatakan pendaftaran bakal calon di partainya akan dbuka sampai 11 Desember 2019 mendatang. Pendafataran calon dibuka untuk umum, dengan tujuan bisa mendapat kader-kader dan tokoh terbaik yang akan diusung bersama partai koliasi di Pilkada Jembrana 2020.
“Arus bawah ingin ada perubahan. Mereka tidak ingin hanya Jembrana berkembang, tapi maunya Jembrana maju. Jadi, kami ingin pilihan yang terbaik dan berkomunikasi dengan partai-partai lain,” tandas Nyoman Birawan yang juga Ketua Bidang OKK OKK DPD II Golkar Jembrana.
Golkar sendiri harus bergandengan dengan parpol lainya agar bisa mengusung paket calon di Pilkada Jembrana 2020. Pasalnya, berdasarkan hasil Pileg 2019, Golkar hanya memiliki 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 17,14 persen dari total 35 kursi parlemen. Golkar masih kekurangan 1 kursi atau 2,86 persen suara parlemen untuk memenuhi syarat minimal 20,00 persen guna usung paket calon ke Pilkada Jembrana 2020.
Dari total 7 parpol parlemen hasil Pileg 2019, hanya PDIP yang memenuhi syarat mengusung paket calon secara mandiri ke Pilkada Jembrana 2020. PDIP mendominasi 18 kuri dari total 35 kursi DPRD Jembrana atau kuasai 51,43 persen suara parlemen. PDIP digadang-gadang akan usung pasangan I Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa ke Pilkada Jembrana 2020.
Sementara, Gerindra berada di posisi ketiga hasil Pileg 2019 dengan perolehan 4 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 11,43 persen suara parlemen. Disusul kemudian Demokrat (dengan 3 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 8,57 persen suara parlemen), PKB (dengan 2 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 5,71 persen suara parlemen), Hanura (dengan 1 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 2,86 persen suara parlemen), dan PPP (dengan 1 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 2,86 persen suara parlemen). Sebaliknya, NasDem gagal meluncurkan wakilnya ke kursi parlemen. Golkar sudah sepakat bertkoalisi dengan Gerindra, Demokrat, dan NasDem di Pilkada Jembrana 2020. *ode,nat
Nengah Tamba tidak secara langsung mengambil formulir di Golkar. Politisi asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Jembrana ini ambil formulir ke Sekretariat DPD II Golkar Sekretariat, Rabu siang pukul 14.00 Wita, melalui Wakil Ketua I DPC Demokrat Jembrana, I Ketut Panca Bayu, didampingi Ketua PAC Demokart Kecamatan Negara Agus Pranacita, Ketua PAC Demokrat Kecamatan Melaya Putu Suatono, dan sejumlah Ketua Ranting Demokrat.
Mereka diterima Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jembrana Nyoman Birawan dan sekretarisnya, I Nyoman Gede Agus Antara. Menurut Ketut Panca Bayu, pihaknya berinisiatif mengambilkan formulir bagi Nengah Tamba di Golkar, sebagai bentuk kesiapan partainya berkoalisi dengan Beringin di Pilkada Jembrana 2020. Demokrat sendiri sejak awal mendorong Nengah Tamba sebagai Cabup Jembrana.
Panca Bayu berharap Nengah Tamba nantinya direkomendasi Golkar sebagai Cabup Jembrana, demi perubahan Gumi Makepung ke arah lebih baik. “Tujuan kami sama, bagimana agar Jembrana ke depan leih baik dan maju. Kami juga berterima kasih karena Golkar sudah menerima kami dengan sangat baik. Formulir ini akan segera kami serahkan ke Pak Nengah Tamba,” jelas Panca Bayu usai ambil formulir di Sekretariat DPD II Golkar Jembrana di Negara, Rabu kemarin.
Sementara, Nengah Tamba mengatakan dirinya ingin menunjukkan sikap peduli dengan tanah kelahiran Jembarana. Karena itu, dia nyalon Bupati Jembrana di Pilkada 2020. Dia sudah ambil formulir kandidat Cabup Jembrana di Golkar melalui para relawan. “Arek-arek yang ambilkan formulir. Mereka itu kader-kader Demokrat, okoh masyarakat, dan relawan saya. Mereka yang sejak awal meminta saya untuk berproses,” ujar Nengah Tamba saat dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu malam.
Menurut Tamba, dirinya harus hargai mekanisme di partai politik. Salah satu bentuknya, dengan tidak menolak aspirasi relawan. “Kita tidak ada istilah malu, tinggi hati, atau menantang sang penguasa. Ini proses di partai yang harus saya laksanakan. Teman-teman berinisitif mengambilkan formulir untuk saya, maka saya harus terima,” ujar Wakil Ketua DPD Demokrat Bali ini.
Ditanya soal keseriusannya maju ke Pilkada Jembrana 2020, Tamba tidak mau nigtig tangkah (menepuk dada). “Saya akan ikuti proses di partai. Nanti akan ada survei untuk uji elektabilitas. Publik sudah tahu saat ini siapa penguasa di Jembrana. Tetapi, masyarakat harus ada pilihan untuk perubahan Jembrana ke arah lebih baik,” tegas Tamba yang sempat dua kali periode duduk di Fraksi Demokrat DPRD Bali Dapil Jembrana.
Tamba menegaskan, dirinya berjuang membawa lompatan jauh buat Jembrana. Intinya, supaya Jembrana tidak ketinggalan dengan kabupaten lain dari sisi kesejahteraan. “Kita perjuangkan perubahan Jembrana. Melompat lebih jauh, tidak dalam kondisi stagnan, begini-begini saja. Kalau masyarakat mau kita ajak berubah, monggo,” kata caleg Demokrat peraih suara terbanyak se-Bali untuk kursi DPRD Bali dalam Pileg 2009, namun gagal lolos buat ketiga kalinya di Pileg 2019 ini.
Untuk koalisi pengusung nanti, menurut Tamba, tergantung komunikasi parpol di Jembrana. Demokrat harus bergabung dalam koalisi, supaya bisa usung calon. Masalahnya, Demokrat hanya punya 3 kursi di DPRD Jembrana hasil Pileg 2019. “Ini adalah koalisi perubahan untuk mengeluarkan Jembrana dari kondisi stagnan. Ini bukan kepentingan Demokrat, bukan seorang Nengah Tamba, tetapi untuk krama Jembrana. Gerakan ini adalah gerakan rakyat,” kilahnya.
Sementara itu, Ketua Tim Penjaringan Calon DPD II Golkar Jembrana, Nyoman Birawan, menyatakan pendaftaran bakal calon di partainya akan dbuka sampai 11 Desember 2019 mendatang. Pendafataran calon dibuka untuk umum, dengan tujuan bisa mendapat kader-kader dan tokoh terbaik yang akan diusung bersama partai koliasi di Pilkada Jembrana 2020.
“Arus bawah ingin ada perubahan. Mereka tidak ingin hanya Jembrana berkembang, tapi maunya Jembrana maju. Jadi, kami ingin pilihan yang terbaik dan berkomunikasi dengan partai-partai lain,” tandas Nyoman Birawan yang juga Ketua Bidang OKK OKK DPD II Golkar Jembrana.
Golkar sendiri harus bergandengan dengan parpol lainya agar bisa mengusung paket calon di Pilkada Jembrana 2020. Pasalnya, berdasarkan hasil Pileg 2019, Golkar hanya memiliki 6 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 17,14 persen dari total 35 kursi parlemen. Golkar masih kekurangan 1 kursi atau 2,86 persen suara parlemen untuk memenuhi syarat minimal 20,00 persen guna usung paket calon ke Pilkada Jembrana 2020.
Dari total 7 parpol parlemen hasil Pileg 2019, hanya PDIP yang memenuhi syarat mengusung paket calon secara mandiri ke Pilkada Jembrana 2020. PDIP mendominasi 18 kuri dari total 35 kursi DPRD Jembrana atau kuasai 51,43 persen suara parlemen. PDIP digadang-gadang akan usung pasangan I Made Kembang Hartawan-I Ketut Sugiasa ke Pilkada Jembrana 2020.
Sementara, Gerindra berada di posisi ketiga hasil Pileg 2019 dengan perolehan 4 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 11,43 persen suara parlemen. Disusul kemudian Demokrat (dengan 3 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 8,57 persen suara parlemen), PKB (dengan 2 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 5,71 persen suara parlemen), Hanura (dengan 1 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 2,86 persen suara parlemen), dan PPP (dengan 1 kursi DPRD Jembrana 2019-2024 atau 2,86 persen suara parlemen). Sebaliknya, NasDem gagal meluncurkan wakilnya ke kursi parlemen. Golkar sudah sepakat bertkoalisi dengan Gerindra, Demokrat, dan NasDem di Pilkada Jembrana 2020. *ode,nat
Komentar