Layanan Sampah Online Tunggu Gedung dan Peralatan
Layanan sampah online mirip ojek online yang dinamakan garbage startup (GS) terus digenjot Pemerintah Kabupaten Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Sistem aplikasi yang menelan anggaran Rp 100 juta ini akhir November 2019 akan rampung. Setelah itu tinggal membuat infrastruktur di 2020, sehingga diperkirakan tahun 2021 sudah bisa dijalankan. Saat ini Pemkab Tabanan tengah menyiapkan lahan untuk membangun infrastruktur.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja, menjelaskan sistem aplikasi yang anggarannya mencapai Rp 100 juta sedang proses. Hal itu lantaran banyak kajian dalam membangun GS online ini. “Akhir November ini aplikasi sudah rampung,” ujarnya, Rabu (20/11).
Kata dia, aplikasi ini akan bekerja sama dengan desa yang telah memiliki BUMDes. Sebab yang siap menjalankan aplikasi GS online harus siapkan lahan untuk membuat tempat pengelolaan sampah sementara (TPS) dengan luas tanah sekitar 5 are.
“Sudah ada tujuh desa yang siap. Tujuh desa yang siap ini adalah yang sudah dilayani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan sebelumnya,” tegas Wiratmaja.
Menurut Wiratmaja, setelah sistem aplikasi rampung, akan dilanjutkan pembangunan infrastruktur, mulai dari menyiapkan lahan, pembangunan gedung, dan membeli mesin dengan total biaya Rp 1 miliar. Pembelian mesin untuk mengolah sampah organik akan dijadikan pupuk, sampah plastik dicacah dijadikan pelet. “Lahan kami siapkan di sebelah timur TPA sekarang seluas 1,2 hektare. Untuk anggaran lahan masih negosiasi,” imbuhnya.
Setelah infrastruktur siap, barulah di tahun 2021 program bisa jalan. Tenaga atau sumber daya manusia yang akan melayani disiapkan oleh Pemkab Tabanan. “Tenaga yang dikaryakan adalah tenaga yang sudah bekerja di Dinas LH yang tidak mengganggu tugas pokok mereka. Mereka menggunakan kendaraan masing-masing untuk melayani. Jadi tengah berproses dan target tahun 2021 sudah rampung,” tandasnya. *des
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan (Bapelitbang) Kabupaten Tabanan Ida Bagus Wiratmaja, menjelaskan sistem aplikasi yang anggarannya mencapai Rp 100 juta sedang proses. Hal itu lantaran banyak kajian dalam membangun GS online ini. “Akhir November ini aplikasi sudah rampung,” ujarnya, Rabu (20/11).
Kata dia, aplikasi ini akan bekerja sama dengan desa yang telah memiliki BUMDes. Sebab yang siap menjalankan aplikasi GS online harus siapkan lahan untuk membuat tempat pengelolaan sampah sementara (TPS) dengan luas tanah sekitar 5 are.
“Sudah ada tujuh desa yang siap. Tujuh desa yang siap ini adalah yang sudah dilayani Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan sebelumnya,” tegas Wiratmaja.
Menurut Wiratmaja, setelah sistem aplikasi rampung, akan dilanjutkan pembangunan infrastruktur, mulai dari menyiapkan lahan, pembangunan gedung, dan membeli mesin dengan total biaya Rp 1 miliar. Pembelian mesin untuk mengolah sampah organik akan dijadikan pupuk, sampah plastik dicacah dijadikan pelet. “Lahan kami siapkan di sebelah timur TPA sekarang seluas 1,2 hektare. Untuk anggaran lahan masih negosiasi,” imbuhnya.
Setelah infrastruktur siap, barulah di tahun 2021 program bisa jalan. Tenaga atau sumber daya manusia yang akan melayani disiapkan oleh Pemkab Tabanan. “Tenaga yang dikaryakan adalah tenaga yang sudah bekerja di Dinas LH yang tidak mengganggu tugas pokok mereka. Mereka menggunakan kendaraan masing-masing untuk melayani. Jadi tengah berproses dan target tahun 2021 sudah rampung,” tandasnya. *des
1
Komentar