Rachel Amanda Wakili RI ke Kenya
Artis seni peran Rachel Amanda mengungkapkan bahwa dirinya menjadi salah satu volunteer yang berangkat ke Kenya untuk mengikuti konferensi internasional mengenai populasi dan development.
JAKARTA, NusaBali
Gadis kelahiran Jakarta, 1 Januari 1995 ini mengungkapkan kegiatan yang akan ia ikuti sebagai volunteer berfokus pada permasalahan sosial seperti populasi, wanita, kesehatan, remaja, seksual dan lainnya.
"Acara itu emang udah 25 tahun, konferensi pertama tahun 94, lalu 25 tahun kemudian dibuat lagi dengan pembahasan yang pernah dibahas tahun 94, dengan perkembangannya kayak gimana, kebetulan aku salah satu delegasi pemuda yang ikut konferensi di sana," ungkap gadis berzodiak Capricorn ini saat seperti dilansir grid.id di kantor Visinema Pictures, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).
Awal mula Rachel Amanda berkecimpung sebagai volunteer karena ajakan dari teman kuliahnya yang merasa dirinya cocok untuk menjadi bagian dari kegiatan tersebut.
Tugas Rachel Amanda sebagai volunteer yaitu memberikan masukan saat pemerintah membuat regulasi dari perspektif pemuda Indonesia.
"Kalau di sana aku dan temenku baca statement yang udah bikin dari pemuda Indonesia, maunya gimana, misalnya akses mengenai klinik kesehatan, (pengetahuan) reproduksi lebih terbuka untuk anak muda gimana, biar nggak diskriminatif pada kalangan tertentu aja,"
"Gimana mempertimbangkan temen-temen disabilitas atau temen-temen kelompok marginal, karena bahas pemuda juga bahas tentang pemuda jalanan lainnya yang menurut kita jarang dilihat. Kita juga punya temen pengungsi dari luar juga dan punya hak untuk itu, kurang lebih itu," cerita Rachel Amanda.
Belum lagi mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia ini memiliki latarbelakang sebagai mahasiswa psikologi dan juga seorang artis.
"Atasanku pertimbangannya jadi sisi seniman karena yang berangkat itu lembaga atau aktivis, berkecimpungan dunia itu. Jadi lu bisa kasih perspektif lain. Seni emang bisa lewat apa aja medianya, film kek, musik atau lukisan dan lainnya, memang tools lebih kuat ya," kata Rachel.
Selama 1 minggu di Kenya, selain berkesempatan menikmati kunjungan ke negara tersebut, Rachel juga sangat antusias mendapatkan pengalaman baru dan relasi dari negara lain.
"Yang seru konferensinya karena 129 negara yang berkumpul, partisipannya 9000 orang. Otomatis kenalan sama temen dari belahan dunia, lalu kemarin konferensi pers selesai aku sempet safari, itu menarik juga ya," tutup Rachel Amanda. *
"Acara itu emang udah 25 tahun, konferensi pertama tahun 94, lalu 25 tahun kemudian dibuat lagi dengan pembahasan yang pernah dibahas tahun 94, dengan perkembangannya kayak gimana, kebetulan aku salah satu delegasi pemuda yang ikut konferensi di sana," ungkap gadis berzodiak Capricorn ini saat seperti dilansir grid.id di kantor Visinema Pictures, Jakarta Selatan, Selasa (19/11).
Awal mula Rachel Amanda berkecimpung sebagai volunteer karena ajakan dari teman kuliahnya yang merasa dirinya cocok untuk menjadi bagian dari kegiatan tersebut.
Tugas Rachel Amanda sebagai volunteer yaitu memberikan masukan saat pemerintah membuat regulasi dari perspektif pemuda Indonesia.
"Kalau di sana aku dan temenku baca statement yang udah bikin dari pemuda Indonesia, maunya gimana, misalnya akses mengenai klinik kesehatan, (pengetahuan) reproduksi lebih terbuka untuk anak muda gimana, biar nggak diskriminatif pada kalangan tertentu aja,"
"Gimana mempertimbangkan temen-temen disabilitas atau temen-temen kelompok marginal, karena bahas pemuda juga bahas tentang pemuda jalanan lainnya yang menurut kita jarang dilihat. Kita juga punya temen pengungsi dari luar juga dan punya hak untuk itu, kurang lebih itu," cerita Rachel Amanda.
Belum lagi mahasiswi Fakultas Psikologi di Universitas Indonesia ini memiliki latarbelakang sebagai mahasiswa psikologi dan juga seorang artis.
"Atasanku pertimbangannya jadi sisi seniman karena yang berangkat itu lembaga atau aktivis, berkecimpungan dunia itu. Jadi lu bisa kasih perspektif lain. Seni emang bisa lewat apa aja medianya, film kek, musik atau lukisan dan lainnya, memang tools lebih kuat ya," kata Rachel.
Selama 1 minggu di Kenya, selain berkesempatan menikmati kunjungan ke negara tersebut, Rachel juga sangat antusias mendapatkan pengalaman baru dan relasi dari negara lain.
"Yang seru konferensinya karena 129 negara yang berkumpul, partisipannya 9000 orang. Otomatis kenalan sama temen dari belahan dunia, lalu kemarin konferensi pers selesai aku sempet safari, itu menarik juga ya," tutup Rachel Amanda. *
Komentar