Dinsos Kehabisan Stok Sembako Bencana
Baru 91 korban bencana yang sudah tersentuh bantuan paket sembako oleh Dinas Sosial. Masih ada 356 korban terdampak bencana belum dapat bantuan.
SINGARAJA, NusaBali
Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng jelang akhir tahun 2019 kehabisan stok sembako untuk korban bencana. Ratusan korban bencana angin putting beliung dan gempa Seririt 5,1 skala ritcher belum semua bias tertangani.
Dinsos Buleleng pun kini menunggu kepastian pengajuan permohonan bantuan sembako untuk korban bencana ke Dinas Sosial Provinsi Bali, Kamis (21/11). Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Sandhiyasa mengatakan stok sembako yang disiapkan untuk korban bencana di akhir tahun 2019, dari APBD Buleleng 2019, sudah habis. Terakhir, awal November 2019, stok tersisa 75 paket sembako atau sebelum bencana gempa Seririt pada Kamis (14/11) yang mengakibatkan kerusakan banyak rumah dan fasilitas umum di Buleleng.
Menurut Sandhiyasa, dari APBD Buleleng, Dinas Sosial mengalokasikan 6 ton beras untuk korban bencana alam. Namun jumlah tersebut sudah habis didistribusikan untuk bencana banjir dan longsor pada awal tahun serta gempa Lombok pada Agustus 2019 yang juga berdampak di Buleleng. “Tahun ini stok dari APBD Buleleng 6 ton sudah didistribusikan. Sebelum bencana, tersisa 75 paket sembako dan setelah gempa sudah didistribusikan 50 paket sehingga tinggal 25 paket,” jelas dia.
Dengan kondisi tersebut, jelas Sandhiyasa, Dinas Sosial Buleleng pun segera mengambil langkah untuk pengusulan bantuan paket sembako ke Dinas Sosial Provinsi Bali. Karena masih banyak korban bencana gempa dan angin puting beliung di Buleleng yang belum tersentuh bantuan.
Data terakhir, Dinas Sosial Buleleng menerima laporan kerusakan terdampak bencana puting beliung dan gempa Seririt 5,1 SR sebanyak 447. Jumlah ini tersebar di sejumlah kecamatan di Buleleng. Dari jumlah tersebut baru 91 korban bencana yang sudah tersentuh bantuan paket sembako oleh Dinas Sosial. Masih ada 356 korban terdampak bencana belum dapat bantuan. Bantuan paket sembako untuk korban bencana juga dibantu oleh pihak ketiga baik donatur dan sejumlah yayasan yang bergerak di bidang sosial. Sementara itu, dari hasil koordinasi Dinas Sosial Buleleng ke Dinas Sosial
Provinsi Bali, Kamis (21/11) siang, bantuan untuk korban bencana tersebut, masih menunggu kepastian. “Kami masih menunggu kepastiannya. Katanya (keterangan dari Dinas Sosial Provisni Bali,Red), besok. Karena Kasi kami ke Denpasar mohon bantuan itu. Kalau di Provinsi Bali ada stok, pasti dikasi karena kami ada bencana,” imbuh Sandhiyasa.
Ratusan korban terdampak bencana yang belum tersentuh sedikitnya memerlukan 3 ton beras dan paket sembako lainnya. Dinsos Buleleng sejauh ini belum dapat mengeluarkan beras cadangan pemerintah yang memang dianggarkan setiap tahun. Karena belum dalam kategori darurat bencana. “Beras cadangan ada. Tetapi itu hanya untuk kondisi darurat,” kata Sandhiyasa. *k23
Dinas Sosial (Dinsos) Buleleng jelang akhir tahun 2019 kehabisan stok sembako untuk korban bencana. Ratusan korban bencana angin putting beliung dan gempa Seririt 5,1 skala ritcher belum semua bias tertangani.
Dinsos Buleleng pun kini menunggu kepastian pengajuan permohonan bantuan sembako untuk korban bencana ke Dinas Sosial Provinsi Bali, Kamis (21/11). Kepala Dinas Sosial Buleleng Gede Sandhiyasa mengatakan stok sembako yang disiapkan untuk korban bencana di akhir tahun 2019, dari APBD Buleleng 2019, sudah habis. Terakhir, awal November 2019, stok tersisa 75 paket sembako atau sebelum bencana gempa Seririt pada Kamis (14/11) yang mengakibatkan kerusakan banyak rumah dan fasilitas umum di Buleleng.
Menurut Sandhiyasa, dari APBD Buleleng, Dinas Sosial mengalokasikan 6 ton beras untuk korban bencana alam. Namun jumlah tersebut sudah habis didistribusikan untuk bencana banjir dan longsor pada awal tahun serta gempa Lombok pada Agustus 2019 yang juga berdampak di Buleleng. “Tahun ini stok dari APBD Buleleng 6 ton sudah didistribusikan. Sebelum bencana, tersisa 75 paket sembako dan setelah gempa sudah didistribusikan 50 paket sehingga tinggal 25 paket,” jelas dia.
Dengan kondisi tersebut, jelas Sandhiyasa, Dinas Sosial Buleleng pun segera mengambil langkah untuk pengusulan bantuan paket sembako ke Dinas Sosial Provinsi Bali. Karena masih banyak korban bencana gempa dan angin puting beliung di Buleleng yang belum tersentuh bantuan.
Data terakhir, Dinas Sosial Buleleng menerima laporan kerusakan terdampak bencana puting beliung dan gempa Seririt 5,1 SR sebanyak 447. Jumlah ini tersebar di sejumlah kecamatan di Buleleng. Dari jumlah tersebut baru 91 korban bencana yang sudah tersentuh bantuan paket sembako oleh Dinas Sosial. Masih ada 356 korban terdampak bencana belum dapat bantuan. Bantuan paket sembako untuk korban bencana juga dibantu oleh pihak ketiga baik donatur dan sejumlah yayasan yang bergerak di bidang sosial. Sementara itu, dari hasil koordinasi Dinas Sosial Buleleng ke Dinas Sosial
Provinsi Bali, Kamis (21/11) siang, bantuan untuk korban bencana tersebut, masih menunggu kepastian. “Kami masih menunggu kepastiannya. Katanya (keterangan dari Dinas Sosial Provisni Bali,Red), besok. Karena Kasi kami ke Denpasar mohon bantuan itu. Kalau di Provinsi Bali ada stok, pasti dikasi karena kami ada bencana,” imbuh Sandhiyasa.
Ratusan korban terdampak bencana yang belum tersentuh sedikitnya memerlukan 3 ton beras dan paket sembako lainnya. Dinsos Buleleng sejauh ini belum dapat mengeluarkan beras cadangan pemerintah yang memang dianggarkan setiap tahun. Karena belum dalam kategori darurat bencana. “Beras cadangan ada. Tetapi itu hanya untuk kondisi darurat,” kata Sandhiyasa. *k23
Komentar