Insiden Berdarah Libatkan 9 Pelajar SMA di Kota Bangli
Ditusuk Saat Pesta Miras, 2 Korban Masuk RS
Sejumlah pelajar SMA terlibat aksi penganiyaan di saat pesta miras di rumah kos Ling-kungan LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Kamis (21/11) malam.
BANGLI, NusaBali
Menyusul insiden berdarah yang melibatkan siswa dari SMAN 2 Bangli dan SMAN 1 Susut ini, 2 orang mengalami luka tusuk hingga harus dilarikan ke rumah sakit. Dua korban terluka dalam insiden berdarah di depan warung milik keluarga Wayan Mariana alias Kiping di Jalan Gatot Kaca Bangli kawasan LC Uma Bukal, Kelurahan Cempaga, Kamis malam pukul 21.00 Wita, masing-masing Putu Mas Wibawa alias Boger, 30, dan I Wayan Sumarta alias Gondam, 40.
Korban Putu Mas Wibawa mengalami dua luka tusuk di bagian perut, sementara korban Wayan Summarta mengalami luka tusuk di perut bagian kiri. Kedua koban yang merupa-kan warga Kelurahan Kawaan, Kecamatan Bangli ini telah dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk mendapatkan penanganan intensif, setelah sempat ditangani di RSUD Bangli malam itu
Sebaliknya, para pelajar SMA yang terlibat keributan berdarah malam itu langsung diamankan ke Mapolres Bangli. Ada 9 pelajar SMA yang diamankan polisi dan hingga Jumat (22/11) masih menjalani pemeriksaan. Mereka masing-masing KYP, 17, KA,19, PA, 16, KD, 16, NAY, 16, KDW, 17, PKS,16, KAS, 15, dan KP, 16.
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, mengatakan kronologis kejadian berdarah malam itu berawal dari pesta minuman keras (miras) yang digelar 7 pelajar SMA asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, yakni KDW, KA, KYP, KP, PA, KAS, dan KD. Mereka pesta miras di rumah kos milik keluarga Wayan Mariana yang menyatu dengan warungnya, Kamis malam sekitar pukul 19.00 Wita.
Menurut AKP Sulhadi, 7 pelajar yang merupakan siswa dari SMAN 2 Bangli dan SMAN 1 Susut ini pesta miras di kamar kos nomor 6. Berselang 1 jam kemudian, 7 pelajar SMA ini didatangi oleh I Kadek Sujana alias Kadek Berang Berang yang juga sedang tenggak miras bersama kedua korban, Putu Mas Wibawa dan Wayan Summarta, di warung milik sang tuan rumah.
Saat itu, Kadek Sujana menyuruh para siswa yang pesta miras ini untuk mengecilkan volume musik. “Setelah volume musik dikecilkan, Kadek Berang Berang (Sujana) sempat ditawari minum dan ikut bergabung pesta miras di kamar nomor 6,” ungkap AKP Sulhadi.
Setelah beberapa lama bergabung, Kadek Sujana kembali ke depan untuk melanjutkan minum bersama rekan-rekannya di warung Wayan Mariana. Tapi, tak lama berselang, Kadek Sujana kembali mendatangi kelompok pelajar SMA yang pesta miras di depan kamar kos nomor 6, dengan maksud mencari rekannya atas nama Mamo.
Kala itu, Mamo disebutkan sedang bersama Yoga di kamar kos nomor 12. Sesampainya di kamar kos nomor 12, terjadilah kesalahpahaman dan cekcok antara Kadek Sujana vs KYP. Kemudian, KYP pergi dari kos dengan mengendarai motor menuju tempat kos rekannya. Begitu juga KDW, ikut meninggalkan kos milik Wayan Mariana tersebut.
Namun, beberapa menit kemudian, KYP kembali datang ke TKP sambil membawa senjata tajam berupa sabit dan pedang sepanjang hampir 50 cm. “Yang minum di sana tidak semuanya kos di rumah tersebut, ada beberapa kos di tempat lain namun jaraknya masih terbilang dekat,” beber AKP Sulhadi.
Ketika KYP datang membawa senjata pedang dan sabit, kondisi jalan umum di depan warung milik Wayan Mariana sudah ramai. Melihat KYP membawa senjata pedang, pemilik kos langsung menghalau siswa SMA ini dan berusaha merebut senjatanya. Kemudian, datanglah KDW yang sebelumnya sempat balik ke tempat kosnya. Seperti halnya KYP, KDW pun balik ke lokasi dengan membawa pisau lipat.
Tidak jelas apa masalahnya, terjadilan penusukan terhadap dua korban, Putu Mas Wibawa dan Wayan Sumarta, hingga mereka terkapar bersimbah darah dengan luka tusuk di bagian perut. “Kedua korban yang terluka langsung dilarikan ke RSUD Bangli, yang selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah,” papar AKP Sulhadi.
Menurut AKP Suladi, ada 11 orang yang diamankan untuk dimintai keterangannya sebagai saksi. Hingga Jumat kemarin, 9 orang dari mereka yang semuanya berstatus pelajar masih diamankan di Mapolres Bangli. Belum ada penetapan tersangka dalam insiden berdarah di lokasi pesta miras ini. “Baru satu orang yang jadi calon tersangka,” katanya.
AKP Sulhadi menyebutkan, untuk mengantisipasi permasalahan ini jangan sampai melebar, Kabag Ops Polres Bangli telah memfasilitasi pertemuan antara tokoh masyarakat Desa Songan dan tokoh masyarakat Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli tempat asal kedua korban luka. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa kasus ini diselesaikan secara hukum oleh Polres Bangli.
Selain itu, masing-masing tokoh dari kedua desa juga sepakat untuk meredam warganya agar tidak emosi. “Kami imbau masyarakat agar tidak termakan oleh isu yang tak bertanggung jawab, baik yang beredar di media sosial maupun di masyarakat,” tandas AKP Sulhadi. *esa
Korban Putu Mas Wibawa mengalami dua luka tusuk di bagian perut, sementara korban Wayan Summarta mengalami luka tusuk di perut bagian kiri. Kedua koban yang merupa-kan warga Kelurahan Kawaan, Kecamatan Bangli ini telah dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk mendapatkan penanganan intensif, setelah sempat ditangani di RSUD Bangli malam itu
Sebaliknya, para pelajar SMA yang terlibat keributan berdarah malam itu langsung diamankan ke Mapolres Bangli. Ada 9 pelajar SMA yang diamankan polisi dan hingga Jumat (22/11) masih menjalani pemeriksaan. Mereka masing-masing KYP, 17, KA,19, PA, 16, KD, 16, NAY, 16, KDW, 17, PKS,16, KAS, 15, dan KP, 16.
Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Sulhadi, mengatakan kronologis kejadian berdarah malam itu berawal dari pesta minuman keras (miras) yang digelar 7 pelajar SMA asal Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Bangli, yakni KDW, KA, KYP, KP, PA, KAS, dan KD. Mereka pesta miras di rumah kos milik keluarga Wayan Mariana yang menyatu dengan warungnya, Kamis malam sekitar pukul 19.00 Wita.
Menurut AKP Sulhadi, 7 pelajar yang merupakan siswa dari SMAN 2 Bangli dan SMAN 1 Susut ini pesta miras di kamar kos nomor 6. Berselang 1 jam kemudian, 7 pelajar SMA ini didatangi oleh I Kadek Sujana alias Kadek Berang Berang yang juga sedang tenggak miras bersama kedua korban, Putu Mas Wibawa dan Wayan Summarta, di warung milik sang tuan rumah.
Saat itu, Kadek Sujana menyuruh para siswa yang pesta miras ini untuk mengecilkan volume musik. “Setelah volume musik dikecilkan, Kadek Berang Berang (Sujana) sempat ditawari minum dan ikut bergabung pesta miras di kamar nomor 6,” ungkap AKP Sulhadi.
Setelah beberapa lama bergabung, Kadek Sujana kembali ke depan untuk melanjutkan minum bersama rekan-rekannya di warung Wayan Mariana. Tapi, tak lama berselang, Kadek Sujana kembali mendatangi kelompok pelajar SMA yang pesta miras di depan kamar kos nomor 6, dengan maksud mencari rekannya atas nama Mamo.
Kala itu, Mamo disebutkan sedang bersama Yoga di kamar kos nomor 12. Sesampainya di kamar kos nomor 12, terjadilah kesalahpahaman dan cekcok antara Kadek Sujana vs KYP. Kemudian, KYP pergi dari kos dengan mengendarai motor menuju tempat kos rekannya. Begitu juga KDW, ikut meninggalkan kos milik Wayan Mariana tersebut.
Namun, beberapa menit kemudian, KYP kembali datang ke TKP sambil membawa senjata tajam berupa sabit dan pedang sepanjang hampir 50 cm. “Yang minum di sana tidak semuanya kos di rumah tersebut, ada beberapa kos di tempat lain namun jaraknya masih terbilang dekat,” beber AKP Sulhadi.
Ketika KYP datang membawa senjata pedang dan sabit, kondisi jalan umum di depan warung milik Wayan Mariana sudah ramai. Melihat KYP membawa senjata pedang, pemilik kos langsung menghalau siswa SMA ini dan berusaha merebut senjatanya. Kemudian, datanglah KDW yang sebelumnya sempat balik ke tempat kosnya. Seperti halnya KYP, KDW pun balik ke lokasi dengan membawa pisau lipat.
Tidak jelas apa masalahnya, terjadilan penusukan terhadap dua korban, Putu Mas Wibawa dan Wayan Sumarta, hingga mereka terkapar bersimbah darah dengan luka tusuk di bagian perut. “Kedua korban yang terluka langsung dilarikan ke RSUD Bangli, yang selanjutnya dirujuk ke RSUP Sanglah,” papar AKP Sulhadi.
Menurut AKP Suladi, ada 11 orang yang diamankan untuk dimintai keterangannya sebagai saksi. Hingga Jumat kemarin, 9 orang dari mereka yang semuanya berstatus pelajar masih diamankan di Mapolres Bangli. Belum ada penetapan tersangka dalam insiden berdarah di lokasi pesta miras ini. “Baru satu orang yang jadi calon tersangka,” katanya.
AKP Sulhadi menyebutkan, untuk mengantisipasi permasalahan ini jangan sampai melebar, Kabag Ops Polres Bangli telah memfasilitasi pertemuan antara tokoh masyarakat Desa Songan dan tokoh masyarakat Kelurahan Kawan, Kecamatan Bangli tempat asal kedua korban luka. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa kasus ini diselesaikan secara hukum oleh Polres Bangli.
Selain itu, masing-masing tokoh dari kedua desa juga sepakat untuk meredam warganya agar tidak emosi. “Kami imbau masyarakat agar tidak termakan oleh isu yang tak bertanggung jawab, baik yang beredar di media sosial maupun di masyarakat,” tandas AKP Sulhadi. *esa
Komentar