Bendesa Adat Selumbung Gagal Majaya-jaya di Pura Bale Agung
Versi pamangku Pura Puseh, menggembok pintu pura agar aman dari kasus pencurian dan kebakaran.
AMLAPURA, NusaBali
Bendesa Adat Selumbung, Kecamatan Manggis, Karangasem gagal menggelar upacara majaya-jaya di Pura Bale Agung Desa Adat Selumbung pada Purnama Kawulu, Soma Pon Matal, Senin (17/1) lalu. Penyebabnya, prajuru Desa Adat Selumbung tidak bisa masuk pura karena pintu Pura Bale Agung digembok. Upacara majaya-jaya prajuru Desa Adat Selumbung kemudian dipindahkan ke catuspata atau perempatan desa. Terungkap, Pura Tri Kahyangan Desa Adat Selumbung semuanya digembok.
Krama baru mengetahui jika Pura Bale Agung, Pura Puseh, dan Pura Dalem Desa Adat Selumbung digembok saat Bendesa Adat Selumbung I Made Gede Toya Cahaya Surya menggelar sosialisasi proses ngadegang bendesa adat di Balai Banjar Tengah, Desa Selumbung, Sabtu (29/1). Sehari sebelum upacara majaya-jaya, krama Desa Adat Selumbung hendak menggelar persembahyangan di Pura Bale Agung, Minggu (16/1). Namun pintu pura digembok, warga akhirnya sembahyang dari jaba pura. Salah seorang pamedek Ni Komang Trisnawati dari Banjar Tengah, karauhan dan menyentuh gembok, ajaibnya kunci gembok terbuka.
Sosialisasi ngadegang Bendesa Adat Selumbung di Banjar Tengah dihadiri Perbekel Desa Selumbung I Wayan Sudiarka, Ketua BPD Desa Selumbung I Gede Kartika Wijaya, anggota BPD I Nyoman Mudana, Panyarikan I Nengah Mertana, tokoh masyarakat I Gede Sugita, I Wayan Simpen, dan lainnya. “Kami sangat menyayangkan Pura Kahyangan Tiga digembok, kunci dipegang pamangku. Saya menduga ada yang mengendalikan pamangku,” ungkap Cahaya Surya. Sementara anggota BPD Desa Selumbung I Nyoman Mudana memperkirakan pintu pura digembok sejak enam bulan lalu. “Saya tidak mengerti tujuan menggembok pintu pura,” kata Mudana.
Saat dikonfirmasi, pamangku Pura Puseh, Jro Mangku Komang Budiarta, mengakui menggembok pintu Pura Puseh. “Pintu Pura Puseh digembok sejak tahun 2012. Saya yang gembok pintu, sebelumnya sudah berkoordinasi dengan prajuru adat,” ungkap Jro Mangku Budiarta. Tujuannya agar pura aman dari kasus pencurian dan kebakaran. Sebab terjadi pencurian pratima di Pura Dalem dan kebakaran di Pura Puseh akibat percikan api dupa. “Sebelumnya banyak wisatawan nyelonong masuk Pura Puseh tanpa busana adat karena kurang ada pengawasan. Sering ada orang luar muspa tanpa izin, datangnya malam,” jelas Jro Mangku Budiarta.
Mengenai prajuru Desa Adat Selumbung gagal majaya-jaya di Pura Bale Agung karena tanpa koordinasi atau pemberitahuan. “Jika ada pemberitahuan melakukan persembahyangan, saya buka gembok itu,” tegas Jro Mangku Budiarta yang juga Ketua LPD Desa Adat Selumbung. Hingga berita ini diturunkan, belum berhasil konfirmasi kepada pamangku Pura Bale Agung dan Pura Dalem. *k16
Krama baru mengetahui jika Pura Bale Agung, Pura Puseh, dan Pura Dalem Desa Adat Selumbung digembok saat Bendesa Adat Selumbung I Made Gede Toya Cahaya Surya menggelar sosialisasi proses ngadegang bendesa adat di Balai Banjar Tengah, Desa Selumbung, Sabtu (29/1). Sehari sebelum upacara majaya-jaya, krama Desa Adat Selumbung hendak menggelar persembahyangan di Pura Bale Agung, Minggu (16/1). Namun pintu pura digembok, warga akhirnya sembahyang dari jaba pura. Salah seorang pamedek Ni Komang Trisnawati dari Banjar Tengah, karauhan dan menyentuh gembok, ajaibnya kunci gembok terbuka.
Sosialisasi ngadegang Bendesa Adat Selumbung di Banjar Tengah dihadiri Perbekel Desa Selumbung I Wayan Sudiarka, Ketua BPD Desa Selumbung I Gede Kartika Wijaya, anggota BPD I Nyoman Mudana, Panyarikan I Nengah Mertana, tokoh masyarakat I Gede Sugita, I Wayan Simpen, dan lainnya. “Kami sangat menyayangkan Pura Kahyangan Tiga digembok, kunci dipegang pamangku. Saya menduga ada yang mengendalikan pamangku,” ungkap Cahaya Surya. Sementara anggota BPD Desa Selumbung I Nyoman Mudana memperkirakan pintu pura digembok sejak enam bulan lalu. “Saya tidak mengerti tujuan menggembok pintu pura,” kata Mudana.
Saat dikonfirmasi, pamangku Pura Puseh, Jro Mangku Komang Budiarta, mengakui menggembok pintu Pura Puseh. “Pintu Pura Puseh digembok sejak tahun 2012. Saya yang gembok pintu, sebelumnya sudah berkoordinasi dengan prajuru adat,” ungkap Jro Mangku Budiarta. Tujuannya agar pura aman dari kasus pencurian dan kebakaran. Sebab terjadi pencurian pratima di Pura Dalem dan kebakaran di Pura Puseh akibat percikan api dupa. “Sebelumnya banyak wisatawan nyelonong masuk Pura Puseh tanpa busana adat karena kurang ada pengawasan. Sering ada orang luar muspa tanpa izin, datangnya malam,” jelas Jro Mangku Budiarta.
Mengenai prajuru Desa Adat Selumbung gagal majaya-jaya di Pura Bale Agung karena tanpa koordinasi atau pemberitahuan. “Jika ada pemberitahuan melakukan persembahyangan, saya buka gembok itu,” tegas Jro Mangku Budiarta yang juga Ketua LPD Desa Adat Selumbung. Hingga berita ini diturunkan, belum berhasil konfirmasi kepada pamangku Pura Bale Agung dan Pura Dalem. *k16
Komentar