Bupati Badung Minta Stakeholder Kebencanaan Buat Kajian
MANGUPURA, NusaBali.com – Cuaca ekstrem yang terjadi pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023 menjadi perhatian khusus Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta.
Kabupaten Badung terutama wilayah Badung utara menjadi kawasan yang rentan terhadap bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, pohon tumbang, dan lainnya.
Oleh karena itu, semua stakeholder kebencanaan di bawah leading sector BPBD Badung diminta meningkatkan kualitas kerja melalui kajian kebencanaan. Hal ini demi mengantisipasi dan meminimalisasi dampak bencana alam maupun bencana sosial.
“Saya tidak mau BPBD turun ke lapangan terus tengok kanan, tengok kiri saja. Jangan sampai seperti itu. Jadi saya mohon kualitas kerjanya ditingkatkan,” tegas Giri Prasta dalam acara penyerahan bantuan stimulus kepada 46 korban bencana di Puspem Badung pada Selasa (27/12/2022) siang.
Bupati Badung meminta agar segala lini dalam hal ini BPDB Badung kemudian dinas, camat, perbekel, dan lurah agar berkolaborasi membuat kajian kebencanaan di daerah masing-masing.
Kajian kebencanaan tersebut difokuskan pada pemetaan potensi tinggi bencana di setiap kecamatan hingga ke tingkat desa. Berangkat dari pemetaan tersebut, kemudian dapat dilakukan langkah-langkah minimalisasi dampak bencana.
“Kaji potensi bencana di wilayah masing-masing. Kalau misalnya tahun ini terjadi banjir (di suatu wilayah), bagaimana caranya agar tahun depan tidak terjadi banjir lagi,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Badung.
Pemkab Badung menyebut akan menjamin setiap warga yang terkena dampak bencana alam maupun sosial. Akan tetapi, apabila bencana dapat diminimalisasi hingga dinihilkan, dampaknya akan jauh lebih besar daripada hanya memberikan bantuan stimulus.
“Karena bencana di Badung ini ada di tiga kecamatan. Petang, Abiansemal, dan Mengwi. Di selatan tidak ada kecuali karena meru tersambar petir kemarin,” tutur Giri Prasta.
Bupati Badung berharap potensi bencana yang masih cukup terpusat ini dapat segera ditangani dengan baik lewat kajian kebencanaan. Dengan demikian, dampak bencana terhadap warga Badung dapat diantisipasi lebih komprehensif. *rat
Oleh karena itu, semua stakeholder kebencanaan di bawah leading sector BPBD Badung diminta meningkatkan kualitas kerja melalui kajian kebencanaan. Hal ini demi mengantisipasi dan meminimalisasi dampak bencana alam maupun bencana sosial.
“Saya tidak mau BPBD turun ke lapangan terus tengok kanan, tengok kiri saja. Jangan sampai seperti itu. Jadi saya mohon kualitas kerjanya ditingkatkan,” tegas Giri Prasta dalam acara penyerahan bantuan stimulus kepada 46 korban bencana di Puspem Badung pada Selasa (27/12/2022) siang.
Bupati Badung meminta agar segala lini dalam hal ini BPDB Badung kemudian dinas, camat, perbekel, dan lurah agar berkolaborasi membuat kajian kebencanaan di daerah masing-masing.
Kajian kebencanaan tersebut difokuskan pada pemetaan potensi tinggi bencana di setiap kecamatan hingga ke tingkat desa. Berangkat dari pemetaan tersebut, kemudian dapat dilakukan langkah-langkah minimalisasi dampak bencana.
“Kaji potensi bencana di wilayah masing-masing. Kalau misalnya tahun ini terjadi banjir (di suatu wilayah), bagaimana caranya agar tahun depan tidak terjadi banjir lagi,” ujar Ketua DPC PDI Perjuangan Badung.
Pemkab Badung menyebut akan menjamin setiap warga yang terkena dampak bencana alam maupun sosial. Akan tetapi, apabila bencana dapat diminimalisasi hingga dinihilkan, dampaknya akan jauh lebih besar daripada hanya memberikan bantuan stimulus.
“Karena bencana di Badung ini ada di tiga kecamatan. Petang, Abiansemal, dan Mengwi. Di selatan tidak ada kecuali karena meru tersambar petir kemarin,” tutur Giri Prasta.
Bupati Badung berharap potensi bencana yang masih cukup terpusat ini dapat segera ditangani dengan baik lewat kajian kebencanaan. Dengan demikian, dampak bencana terhadap warga Badung dapat diantisipasi lebih komprehensif. *rat
1
Komentar