Kemarau Panjang, Kasus DBD di Bali Menurun
DENPASAR, NusaBali - Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Bali pada Agustus 2023 menurun drastis dibanding bulan sebelumnya.
Kemarau panjang yang terjadi saat ini turut mempengaruhi menurunnya jumlah nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus dengue penyebab DBD.
Berdasar data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah kasus DBD di Bali pada Agustus sebanyak 110 kasus, jauh menurun dibandingkan pada Juli sebanyak 446 kasus. Kasus DBD di Pulau Dewata masih dominan terjadi di tiga wilayah yakni Kota Denpasar (29), dan Kabupaten Badung (22), dan Kabupaten Buleleng (18).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widya, mengungkapkan musim kemarau yang terjadi saat ini ikut berperan menurunkan angka kasus DBD di Bali, karena berkurangnya genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Yang berbahaya adalah ketika musim kemarau disertai hujan sesekali, air yang menggenang jadi tempat nyamuk berkembangbiak,” kata Widia, Rabu (6/9).
Dia menjelaskan, pada pertengahan tahun kasus DBD di Bali memang biasanya memiliki kecenderungan mengalami penurunan. Widia memperkirakan pada akhir tahun, seiring musim hujan datang, kasus DBD kemungkinan akan kembali mengalami kenaikan.
Menurutnya upaya fogging kini tengah dilakukan di Kota Denpasar sebagai salah satu wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak.
“Hal ini sebagai langkah antisipasi penyebaran DBD di Kota Denpasar. Kasus DBD cenderung meningkat saat musim penghujan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati.
Nantinya langkah fogging akan semakin ditinggalkan seiring optimisme terhadap keberhasilan program pelepasan nyamuk Wolbachia. Berbeda dengan pemberantasan sarang nyamuk yang hendak memberangus nyamuk (Aedes aegypti), metode Wolbachia sebaliknya melepasliarkan nyamuk yang sudah diintroduksi dengan bakteri Wolbachia ke lingkungan.
Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng akan menjadi dua wilayah pertama yang akan menerapkan teknik ini dengan menyebar ratusan ribu nyamuk yang sebelumnya sudah diinduksi dengan bakteri Wolbachia.
“Terkait dengan inovasi Wolbachia ini, kita akan jadwalkan soft release pada pertengahan September 2023 mendatang di wilayah Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, dan akan diikuti oleh semua lokus di Kota Denpasar pada November 2023,” ujar Candrawati. 7 cr78
Berdasar data Dinas Kesehatan Provinsi Bali, jumlah kasus DBD di Bali pada Agustus sebanyak 110 kasus, jauh menurun dibandingkan pada Juli sebanyak 446 kasus. Kasus DBD di Pulau Dewata masih dominan terjadi di tiga wilayah yakni Kota Denpasar (29), dan Kabupaten Badung (22), dan Kabupaten Buleleng (18).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Bali I Wayan Widya, mengungkapkan musim kemarau yang terjadi saat ini ikut berperan menurunkan angka kasus DBD di Bali, karena berkurangnya genangan air sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk.
“Yang berbahaya adalah ketika musim kemarau disertai hujan sesekali, air yang menggenang jadi tempat nyamuk berkembangbiak,” kata Widia, Rabu (6/9).
Dia menjelaskan, pada pertengahan tahun kasus DBD di Bali memang biasanya memiliki kecenderungan mengalami penurunan. Widia memperkirakan pada akhir tahun, seiring musim hujan datang, kasus DBD kemungkinan akan kembali mengalami kenaikan.
Menurutnya upaya fogging kini tengah dilakukan di Kota Denpasar sebagai salah satu wilayah dengan jumlah kasus DBD terbanyak.
“Hal ini sebagai langkah antisipasi penyebaran DBD di Kota Denpasar. Kasus DBD cenderung meningkat saat musim penghujan,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar dr Anak Agung Ayu Agung Candrawati.
Nantinya langkah fogging akan semakin ditinggalkan seiring optimisme terhadap keberhasilan program pelepasan nyamuk Wolbachia. Berbeda dengan pemberantasan sarang nyamuk yang hendak memberangus nyamuk (Aedes aegypti), metode Wolbachia sebaliknya melepasliarkan nyamuk yang sudah diintroduksi dengan bakteri Wolbachia ke lingkungan.
Kota Denpasar dan Kabupaten Buleleng akan menjadi dua wilayah pertama yang akan menerapkan teknik ini dengan menyebar ratusan ribu nyamuk yang sebelumnya sudah diinduksi dengan bakteri Wolbachia.
“Terkait dengan inovasi Wolbachia ini, kita akan jadwalkan soft release pada pertengahan September 2023 mendatang di wilayah Pemecutan Kelod, Denpasar Barat, dan akan diikuti oleh semua lokus di Kota Denpasar pada November 2023,” ujar Candrawati. 7 cr78
Komentar