RSUP Prof Ngoerah Paparkan Layanan di Hadapan Konjen Negara Sahabat
DENPASAR, NusaBali - RSUP Prof dr I GNG Ngoerah menggelar kegiatan Customer Gathering bertajuk 'Pelayanan Pasien Asing Menguntungkan?' bertempat di Swiss-Belresort, Sanur, Denpasar, Kamis (19/10).
Direktur Layanan Operasional RSUP Prof Ngoerah dr I Gusti Lanang Suartana Putra menyatakan kesiapan rumah sakit terbesar di Bali memberikan layanan kesehatan kepada warga negara asing (WNA) yang tengah berada di Pulau Dewata.
Kegiatan dihadiri perwakilan konsulat jenderal (Konjen) negara sahabat di Bali, seperti Konjen Jepang, Korea Selatan, India, dan negara sahabat lainnya. Direktur dr Lanang Suartana mengatakan, pertemuan diharapkan memberikan pemahaman kepada Konjen negara sahabat terkait pelayanan kesehatan bagi warga negaranya yang datang ke Bali.
"Kita sadari Bali adalah tujuan wisata utama sehingga benar-benar akan banyak wisatawan yang memilih Bali dan mereka butuh keamanan dari segi kesehatan. Karena itulah kami RSUP Prof Ngoerah menyatakan siap untuk bisa memberikan layanan kepada mereka," ujar dr Lanang.
RSUP Prof Ngoerah secara khusus menawarkan layanan medical tourism yang bisa dimanfaatkan warga negara asing sambil menikmati keindahan Bali. Layanan medical tourism yang ditawarkan yakni medical check up disertai dengan tambahan pelayanan berupa traditional medicine tenaga prana.
"Energi disalurkan oleh mereka yang sudah terlatih kepada pasien yang butuh kebugaran atau penyegaran atau butuh istirahat yang baik dan lain sebagainya," jelas dr Lanang.
Sementara itu terkait salah satu layanan medical tourism RSUP Prof Ngoerah Aesthetic Center, dr Lanang mengungkapkan masih dalam proses penyempurnaan kerja sama dengan pihak Korea Selatan. Ia berharap layanan tersebut dapat beroperasi pada tahun depan. "Masih butuh penyempurnaan mungkin real-nya tahun depan," ujarnya.
Menurut dr Lanang, sejauh ini RSUP Prof Ngoerah melayani sekitar 50-100 pasien WNA setiap bulannya. Customer gathering dengan Konjen menjadi penting untuk memperlancar pelayanan kepada pasien-pasien WNA yang tentu dilindungi oleh konjen masing-masing.
Dokter Lanang mengungkapkan permasalahan yang dihadapi Konjen di Bali selama ini banyak terkait dengan administrasi akibat kesulitan menghubungi keluarga. Selain itu juga berkaitan dengan layanan kesehatan yang membutuhkan pembiayaan. "Ketika keluarga yang datang tidak di-back up pembiayaan dan itu juga konsulat bisa menjembatani," ungkapnya.
Adanya kasus kematian yang menimpa WNA di Bali, juga dapat dijembatani oleh Konjen. Pihak Konjen membantu melacak keluarga WNA yang meninggal di negara asalnya menyelesaikan proses administrasi. Sehingga sedapat mungkin jenazah WNA tersebut tidak menjadi telantar dan menjadi beban rumah sakit.
"Kita sudah beberapa kali melaksanakan kremasi jenazah telantar hampir tiap tahun dan terakhir kemarin awal Oktober kita melaksanakan jenazah telantar di dalamnya ada juga warga negara asing. Butuh waktu sampai dua tahun untuk memastikan bahwa mereka memang benar-benar telantar," jelas dr Lanang.
Sementara itu terkait medical tourism dengan pembiayaan asuransi, dr Lanang menyatakan pihaknya siap memfasilitasi penggunaan asuransi yang dimiliki WNA di negara asalnya. Pihak RSUP Prof Ngoerah bekerjasama dengan Bali Medical Tourism Association (BMTA) untuk mengkoordinasikan hal tersebut dengan sejumlah perusahaan asuransi, sehingga ketika berkunjung ke RSUP Prof Ngoerah pasien WNA sudah ter-cover oleh asuransi. "Asuransi-asuransi mana yang punya anggota di wilayah negara mereka untuk bisa kita ajak kerjasama," jelasnya. 7 cr78
Kegiatan dihadiri perwakilan konsulat jenderal (Konjen) negara sahabat di Bali, seperti Konjen Jepang, Korea Selatan, India, dan negara sahabat lainnya. Direktur dr Lanang Suartana mengatakan, pertemuan diharapkan memberikan pemahaman kepada Konjen negara sahabat terkait pelayanan kesehatan bagi warga negaranya yang datang ke Bali.
"Kita sadari Bali adalah tujuan wisata utama sehingga benar-benar akan banyak wisatawan yang memilih Bali dan mereka butuh keamanan dari segi kesehatan. Karena itulah kami RSUP Prof Ngoerah menyatakan siap untuk bisa memberikan layanan kepada mereka," ujar dr Lanang.
RSUP Prof Ngoerah secara khusus menawarkan layanan medical tourism yang bisa dimanfaatkan warga negara asing sambil menikmati keindahan Bali. Layanan medical tourism yang ditawarkan yakni medical check up disertai dengan tambahan pelayanan berupa traditional medicine tenaga prana.
"Energi disalurkan oleh mereka yang sudah terlatih kepada pasien yang butuh kebugaran atau penyegaran atau butuh istirahat yang baik dan lain sebagainya," jelas dr Lanang.
Sementara itu terkait salah satu layanan medical tourism RSUP Prof Ngoerah Aesthetic Center, dr Lanang mengungkapkan masih dalam proses penyempurnaan kerja sama dengan pihak Korea Selatan. Ia berharap layanan tersebut dapat beroperasi pada tahun depan. "Masih butuh penyempurnaan mungkin real-nya tahun depan," ujarnya.
Menurut dr Lanang, sejauh ini RSUP Prof Ngoerah melayani sekitar 50-100 pasien WNA setiap bulannya. Customer gathering dengan Konjen menjadi penting untuk memperlancar pelayanan kepada pasien-pasien WNA yang tentu dilindungi oleh konjen masing-masing.
Dokter Lanang mengungkapkan permasalahan yang dihadapi Konjen di Bali selama ini banyak terkait dengan administrasi akibat kesulitan menghubungi keluarga. Selain itu juga berkaitan dengan layanan kesehatan yang membutuhkan pembiayaan. "Ketika keluarga yang datang tidak di-back up pembiayaan dan itu juga konsulat bisa menjembatani," ungkapnya.
Adanya kasus kematian yang menimpa WNA di Bali, juga dapat dijembatani oleh Konjen. Pihak Konjen membantu melacak keluarga WNA yang meninggal di negara asalnya menyelesaikan proses administrasi. Sehingga sedapat mungkin jenazah WNA tersebut tidak menjadi telantar dan menjadi beban rumah sakit.
"Kita sudah beberapa kali melaksanakan kremasi jenazah telantar hampir tiap tahun dan terakhir kemarin awal Oktober kita melaksanakan jenazah telantar di dalamnya ada juga warga negara asing. Butuh waktu sampai dua tahun untuk memastikan bahwa mereka memang benar-benar telantar," jelas dr Lanang.
Sementara itu terkait medical tourism dengan pembiayaan asuransi, dr Lanang menyatakan pihaknya siap memfasilitasi penggunaan asuransi yang dimiliki WNA di negara asalnya. Pihak RSUP Prof Ngoerah bekerjasama dengan Bali Medical Tourism Association (BMTA) untuk mengkoordinasikan hal tersebut dengan sejumlah perusahaan asuransi, sehingga ketika berkunjung ke RSUP Prof Ngoerah pasien WNA sudah ter-cover oleh asuransi. "Asuransi-asuransi mana yang punya anggota di wilayah negara mereka untuk bisa kita ajak kerjasama," jelasnya. 7 cr78
Komentar