Penyaluran KUR Bank BPD Bali Capai Rp1,65 T
Sektor Produksi Serap 57,87 Persen
DENPASAR, NusaBali - PT Bank Bank Pembangunan Daerah Bali (Bank BPD Bali) telah berhasil merealisasikan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp1,65 triliun. Jumlah tersebut 95,91 persen dari yang ditargetkan Rp1,72 triliun tahun 2023.
Sementara tingkat non-performing loan, tetap terjaga yakni 0,49 persen. Penyaluran KUR, dominan terserap di sektor produksi sebesar Rp959,36 miliar atau sebesar 57,87 persen dari total penyaluran kredit. Direktur Bank BPD Bali I Nyoman Sudharma mengatakan Minggu (12/11).
“Bank BPD Bali konsisten mendukung program pemerintah menjaga pertumbuhan ekonomi tetap pada sasaran,” ujarnya.
Salah satunya dengan memperkuat pembiayaan UMKM melalui penyaluran kredit usaha rakyat (KUR). Tujuannya meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif, meningkatkan kapasitas daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Kemudian mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja merupakan salah satu alternatif sebagai solusi UMKM dalam mengakses pembiayaan dari lembaga keuangan formal.
Lanjut Nyoman Sudharma, Bank BPD Bali juga menyediakan fasilitas kredit bagi pelaku usaha UMKM untuk naik kelas (graduasi) melalui Kredit KUSUMA (Kredit Usaha untuk Sejahtera Unggul dan Maju). Kredit KUSUMA khusus untuk debitur KUR yang tidak dapat memperoleh KUR kembali.
“Per 9 November 2023 Kredit KUSUMA telah terealisasi sebesar Rp181,6 miliar yang terdiri dari 352 rekening,” terangnya.
Meski dalam beberapa tahun terakhir industri perbankan dihadapkan pada guncangan ekonomi nasional yang cukup berat, namun Bank BPD Bali tetap berupaya menunjukkan daya tahan yang baik (resilience) dengan pertumbuhan yang cukup stabil.
Berbagai strategi dan upaya ekstra dilakukan oleh Bank BPD Bali dalam percepatan penyaluran kredit kepada sektor UMKM, diantaranya dengan melakukan weekend banking, serta melakukan inovasi digital pada proses analisa kredit yaitu melalui Digiloan System.
Dengan Digiloan System proses analisa kredit dilakukan lebih efisien dan dapat dilakukan dimana saja. Bank BPD Bali juga mengadakan program pojok UMKM dimana UMKM binaan difasilitasi untuk dapat memajang produknya di setiap kantor cabang, serta dilibatkan dalam pameran-pameran yang diadakan oleh Bank BPD Bali. UMKM tersebut juga telah diedukasi mengenai transaksi secara digital.
Nyoman Sudharma, menambahkan disamping memprioritaskan usaha dalam penyaluran kredit kepada UMKM, Bank BPD Bali juga melakukan tindakan konsistens dalam meningkatkan kemampuan dalam memperoleh dana selain dana pemerintah atau dana nonpemerintah/swasta.
Terutama dana retail yang memiliki karakteristik dana murah dan berisiko rendah dari segi konsentrasi yang mampu meminimalkan kewajiban serta mempertahankan keberlangsungan perolehan laba bank.
"Kepuasan nasabah atas pelayanan Bank juga diimbangi dengan digitalisasi untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bertransaksi kepada nasabah,” ujarnya.
Sementara untuk meningkatkan ketahanan kelembagaan, Bank BPD Bali melakukan penguatan permodalan dan governance, risk, and compliance (GRC) maupun good corporate governance (GCG). K17.
Komentar