2024, Bulan Bahasa Bali Tetap Digelar
Selama Sebulan Penuh, Sajikan 20 Lomba
DENPASAR, NusaBali - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali melalui Dinas Kebudayaan kembali menggelar kegiatan sastra daerah bertajuk Bulan Bahasa Bali (BBB) VI. Berlangsung sepanjang bulan Februari sejak tahun 2019, pelaksanaan BBB tahun 2024 ini akan berlangsung dari tanggal 1 Februari hingga 2 Maret 2024.
Pelaksanaan BBB 2024 tetap digelar selama sebulan penuh. Hanya saja, karena ada pesta demokrasi, maka pada tanggal 13 dan 14 Februari dikosongkan untuk memberikan kesempatan masyarakat mengikuti Pemilu, sehingga pelaksanaannya berlangsung hingga 2 Maret 2024. Di samping itu, di bulan Februari warga Hindu Bali juga merayakan Hari Raya Galungan.
“BBB ke-6 pasti ada di tahun 2024 ini. Nah, rapat persiapan telah dilaksanakan sekaligus menjawab keraguan serta pertanyaan-pertanyaan yang ada di masyarakat, apakah BBB itu masih berlangsung atau tidak,” kata Plt Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan Bali, I Wayan Ria Arsika, Rabu (2/1). Pelaksanaan BBB ke-6 ini mengangkat tema ‘Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga’ yang bermakna Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemuliaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama Bali.
Tema ini diterjemahkan ke dalam 6 agenda, yakni Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Seni Pertunjukkan), Widyatula (Seminar), Kriyaloka (Workshop), dan Reka Aksara (Pameran). Tahun ini juga memberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh penggiat sastra. “BBB dalam pelaksanaannya sudah memasuki tahun ke-6, sehingga ada hal yang berbeda dari pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya. Ini penting, sehingga berikutnya ini bisa memperkuat jati diri krama Bali,” jelasnya.
Pembukaan BBB ke-6 akan dimulai pada Kamis, 1 Februari 2024. Pada saat pembukaan dimeriahkan dengan Festival Nyurat Lontar yang menghadirkan 500 orang peserta, dan Festival Ngetik Aksara Bali dengan Keyboard Aksara Bali dengan melibatkan sebanyak 200 orang peserta.
Sementara dalam agenda Wimbakara (Lomba) menyajikan berbagai jenis lomba dengan jumlah 20 lomba. “Lomba akan dibagi menjadi 2 kategori, yakni lomba yang pesertanya adalah perwakilan Kabupaten/Kota (6 Lomba) dan Lomba yang diikuti oleh masyarakat umum (14 Lomba). “Peserta lomba sudah pasti, publish lomba akan dimulai Rabu 3 Februari 2024,” imbuhnya.
Untuk Sesolahan (Seni Pertunjukkan) akan mementaskan sebanyak 5 kali pertunjukan, dengan rincian pertunjukan pembukaan dengan lakon Smaradahana, pertunjukkan penutupan dengan lakon Andabhuwana, Panggung Apresiasi Sastra dengan lakon Jaratkaru. Untuk Panggung Apresiasi Sastra ini akan mementaskan kesenian Wayang . Untuk agenda Widyatula (Seminar) akan dilaksanakan sebanyak 2 kali, yakni Seminar Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Diisi pula bedah Lontar dengan judul Wreti Sesana/Dharma Kahuripan/Putra Sesana/Sila Krama.
Untuk Kriyaloka (Workshop) juga diselenggarakan sebanyak 2 kali, yaitu Pengembangan Aksara dan Pasang Aksara Bali dan workshop Drama Bali Modern. Sementara Reka Aksara (Pameran) mengambil tema Pameran Dharmakriya ‘Transformasi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dalam Teknologi Kreatif’.
Pameran akan diikuti oleh perajin, penenun, pangusada, dan sebagainya. “Untuk Bali Kerthi Nugraha Mahottama, penerimanya 2 orang. Proses seleksinya, dimulai dari usulan dari masing-masing kabupaten/kota yang mengirimkan 2 nama sebagai calon penerima penghargaan, lalu diseleksi oleh tim penilai,” pungkas Ria Arsika. 7 cr78
“BBB ke-6 pasti ada di tahun 2024 ini. Nah, rapat persiapan telah dilaksanakan sekaligus menjawab keraguan serta pertanyaan-pertanyaan yang ada di masyarakat, apakah BBB itu masih berlangsung atau tidak,” kata Plt Kepala Bidang Sejarah dan Dokumentasi Kebudayaan Dinas Kebudayaan Bali, I Wayan Ria Arsika, Rabu (2/1). Pelaksanaan BBB ke-6 ini mengangkat tema ‘Jana Kerthi Dharma Sadhu Nuraga’ yang bermakna Bulan Bahasa Bali merupakan altar pemuliaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali sebagai sumber kebenaran, kebijaksanaan dan cinta kasih untuk memperkuat jati diri krama Bali.
Tema ini diterjemahkan ke dalam 6 agenda, yakni Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Seni Pertunjukkan), Widyatula (Seminar), Kriyaloka (Workshop), dan Reka Aksara (Pameran). Tahun ini juga memberikan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama kepada tokoh penggiat sastra. “BBB dalam pelaksanaannya sudah memasuki tahun ke-6, sehingga ada hal yang berbeda dari pelaksanaan-pelaksanaan sebelumnya. Ini penting, sehingga berikutnya ini bisa memperkuat jati diri krama Bali,” jelasnya.
Pembukaan BBB ke-6 akan dimulai pada Kamis, 1 Februari 2024. Pada saat pembukaan dimeriahkan dengan Festival Nyurat Lontar yang menghadirkan 500 orang peserta, dan Festival Ngetik Aksara Bali dengan Keyboard Aksara Bali dengan melibatkan sebanyak 200 orang peserta.
Sementara dalam agenda Wimbakara (Lomba) menyajikan berbagai jenis lomba dengan jumlah 20 lomba. “Lomba akan dibagi menjadi 2 kategori, yakni lomba yang pesertanya adalah perwakilan Kabupaten/Kota (6 Lomba) dan Lomba yang diikuti oleh masyarakat umum (14 Lomba). “Peserta lomba sudah pasti, publish lomba akan dimulai Rabu 3 Februari 2024,” imbuhnya.
Untuk Sesolahan (Seni Pertunjukkan) akan mementaskan sebanyak 5 kali pertunjukan, dengan rincian pertunjukan pembukaan dengan lakon Smaradahana, pertunjukkan penutupan dengan lakon Andabhuwana, Panggung Apresiasi Sastra dengan lakon Jaratkaru. Untuk Panggung Apresiasi Sastra ini akan mementaskan kesenian Wayang . Untuk agenda Widyatula (Seminar) akan dilaksanakan sebanyak 2 kali, yakni Seminar Bahasa, Aksara dan Sastra Bali. Diisi pula bedah Lontar dengan judul Wreti Sesana/Dharma Kahuripan/Putra Sesana/Sila Krama.
Untuk Kriyaloka (Workshop) juga diselenggarakan sebanyak 2 kali, yaitu Pengembangan Aksara dan Pasang Aksara Bali dan workshop Drama Bali Modern. Sementara Reka Aksara (Pameran) mengambil tema Pameran Dharmakriya ‘Transformasi Bahasa, Aksara dan Sastra Bali dalam Teknologi Kreatif’.
Pameran akan diikuti oleh perajin, penenun, pangusada, dan sebagainya. “Untuk Bali Kerthi Nugraha Mahottama, penerimanya 2 orang. Proses seleksinya, dimulai dari usulan dari masing-masing kabupaten/kota yang mengirimkan 2 nama sebagai calon penerima penghargaan, lalu diseleksi oleh tim penilai,” pungkas Ria Arsika. 7 cr78
Komentar