Anggota TNI Diserang, 10 Orang Diamankan
MANGUPURA, NusaBali - Salah seorang anggota TNI yang bertugas di Kompi A Yonif 900/Satya Bhakti Wirottama berinisial SS mengalami luka-luka setelah diserang oleh puluhan orang tak dikenal saat main futsal di sebuah arena futsal di Jalan Raya Kerobokan, Kelurahan Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung, Rabu (7/2) malam sekitar pukul 20.00 Wita.
SS menderita luka memar pada bagian kening dan pipi akibat terkena lemparan batu. Dia dilarikan ke RS Bali Med, Jalan Mahendradatta, Denpasar Barat untuk dilakukan perawatan medis.
Peristiwa penyerangan itu diduga terjadi akibat salah paham antara SS (korban) dengan salah seorang dari kelompok pelaku. Diceritakan, sekitar pukul 19.30 Wita SS bersama 15 orang temannya berangkat dari asrama untuk ikut pertandingan futsal di arena futsal di Kerobokan. Saat tiba di TKP, SS turun dari motor langsung masuk ke dalam arena futsal. Setelah sampai di dalam baru dia sadar kalau HP miliknya tertinggal di dashboard motor.
"Pada saat tiba di motornya, SS tidak menemukan HP tersebut. Dia pun tanya kepada salah seorang yang merupakan kelompok dari pelaku, apakah ada yang melihat HP saya? Orang itu diduga salah paham dan mengira SS menuduhnya mencuri. Terjadilah cekcok mulut antara keduanya," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Kamis (8/2) siang.
Selesai cekcok dengan orang tak dikenal itu SS lanjut main bola. Namun sekitar pukul 20.30 Wita datang 10 orang membawa senjata tajam. Mereka langsung menyerang SS dengan temannya dengan lemparan batu. Tak berhenti di situ, sekitar pukul 20.45 Wita datang lagi 30 orang membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan secara membabi buta. Untung saja waktu itu SS dan temannya ada di dalam lapangan sehingga bisa terlindung dari lemparan batu. Selesai melakukan penyerangan puluhan orang itu meninggalkan TKP. "Menerima informasi tentang adanya kejadian tersebut aparat Polsek Kuta Utara mendatangi lokasi TKP. Pada saat tiba di TKP para pelaku sudah kabur. Setelah meminta keterangan para saksi dan rekaman kamera CCTV di TKP anggota langsung melakukan pengejaran," ungkap Kombes Jansen.
Kombes Jansen juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kodim 1612/Badung, dan unsur TNI lainnya untuk bersama memberikan imbauan kepada anggota TNI, serta seluruh lapisan masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan seterusnya untuk selalu saling mengingatkan dan menguatkan serta agar menahan diri, mohon tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut agar Bali tetap aman.
Sementara Kapolres Badung, AKBP Teguh Priyo Wasono dikonfirmasi terpisah kemarin siang mengatakan pihaknya telah berhasil menangkap 10 orang pelaku. Sayangnya perwira melati dua di pundak itu enggan menjelaskan siapa saja pelaku tersebut.
"Kejadian itu terjadi karena salah paham. Kami sudah amankan 10 orang dari kelompok yang melempar batu. Saat ini masih dalam pemeriksaan untuk mengetahui kronologis dan peran mereka," ungkap AKBP Teguh. Sementara dikonfirmasi terpisah Kapendam IX/Udayana, Kolonel Ing Agung Udayana membenarkan ada anggota Yonif 900/SBW yang jadi korban penyerangan. Kolonel Udayana juga masih enggan menjelaskan kronologis kejadian tersebut. "Kejadian penyerangan itu benar. Untuk informasi lebih lanjut masih dilakukan pengecekan di lapangan," tuturnya. 7 pol
Peristiwa penyerangan itu diduga terjadi akibat salah paham antara SS (korban) dengan salah seorang dari kelompok pelaku. Diceritakan, sekitar pukul 19.30 Wita SS bersama 15 orang temannya berangkat dari asrama untuk ikut pertandingan futsal di arena futsal di Kerobokan. Saat tiba di TKP, SS turun dari motor langsung masuk ke dalam arena futsal. Setelah sampai di dalam baru dia sadar kalau HP miliknya tertinggal di dashboard motor.
"Pada saat tiba di motornya, SS tidak menemukan HP tersebut. Dia pun tanya kepada salah seorang yang merupakan kelompok dari pelaku, apakah ada yang melihat HP saya? Orang itu diduga salah paham dan mengira SS menuduhnya mencuri. Terjadilah cekcok mulut antara keduanya," ungkap Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan, Kamis (8/2) siang.
Selesai cekcok dengan orang tak dikenal itu SS lanjut main bola. Namun sekitar pukul 20.30 Wita datang 10 orang membawa senjata tajam. Mereka langsung menyerang SS dengan temannya dengan lemparan batu. Tak berhenti di situ, sekitar pukul 20.45 Wita datang lagi 30 orang membawa senjata tajam dan melakukan penyerangan secara membabi buta. Untung saja waktu itu SS dan temannya ada di dalam lapangan sehingga bisa terlindung dari lemparan batu. Selesai melakukan penyerangan puluhan orang itu meninggalkan TKP. "Menerima informasi tentang adanya kejadian tersebut aparat Polsek Kuta Utara mendatangi lokasi TKP. Pada saat tiba di TKP para pelaku sudah kabur. Setelah meminta keterangan para saksi dan rekaman kamera CCTV di TKP anggota langsung melakukan pengejaran," ungkap Kombes Jansen.
Kombes Jansen juga mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kodim 1612/Badung, dan unsur TNI lainnya untuk bersama memberikan imbauan kepada anggota TNI, serta seluruh lapisan masyarakat, tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan seterusnya untuk selalu saling mengingatkan dan menguatkan serta agar menahan diri, mohon tidak terprovokasi dengan kejadian tersebut agar Bali tetap aman.
Sementara Kapolres Badung, AKBP Teguh Priyo Wasono dikonfirmasi terpisah kemarin siang mengatakan pihaknya telah berhasil menangkap 10 orang pelaku. Sayangnya perwira melati dua di pundak itu enggan menjelaskan siapa saja pelaku tersebut.
"Kejadian itu terjadi karena salah paham. Kami sudah amankan 10 orang dari kelompok yang melempar batu. Saat ini masih dalam pemeriksaan untuk mengetahui kronologis dan peran mereka," ungkap AKBP Teguh. Sementara dikonfirmasi terpisah Kapendam IX/Udayana, Kolonel Ing Agung Udayana membenarkan ada anggota Yonif 900/SBW yang jadi korban penyerangan. Kolonel Udayana juga masih enggan menjelaskan kronologis kejadian tersebut. "Kejadian penyerangan itu benar. Untuk informasi lebih lanjut masih dilakukan pengecekan di lapangan," tuturnya. 7 pol
Komentar