Masyarakat Bali Terima Bansos Rp92 miliar
DENPASAR,NusaBali - Kepala Dinas Sosial P3A Bali Luh Ayu Aryani menyampaikan bantuan sosial (bansos) 2024 jenis Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) sudah mulai cair dan diterima masyarakat dengan nilai total Rp 92 miliar. Dana tersebut disalurkan melalui bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).
“Sudah diterima masyarakat melalui bank Himbara dan PT Pos. BPNT satu bulan cair untuk 126.219 KPM (Keluarga Penerima Manfaat) sekitar Rp25 miliar, untuk PKH sudah tiga bulan cair total Rp67 miliar,” kata Aryani di Denpasar, Rabu (28/2).
Lebih rinci penerima PKH di Bali tiga bulan pertama sebanyak 105.112 KPM dengan total yang dicairkan Rp 67.250.276.021, sementara BPNT sebulan pertama 126.219 KPM dengan total Rp 25.243.800.000, sehingga total bantuan yang sudah cair Rp 92.494.076.021.
Untuk PKH nominal masing-masing KPM berbeda tergantung kategori penerima seperti anak usia dini, lansia, ibu hamil, dan penyandang lansia mulai dari Rp 900 ribu sampai Rp 3 juta, sementara untuk BPNT Rp 200 ribu per KPM.
Kadissos Aryani menyebut jumlah penerima bansos dapat berubah dan pencairannya juga kerap tidak sesuai jadwal seperti kondisi saat ini, namun dipastikan jumlahnya setara 12 kali dalam setahun. Untuk 2023, pada akhir tahun Aryani mencatat total PKH yang disalurkan Rp 355 miliar dan BPNT Rp 389 miliar. Jumlah ini belum bisa dipastikan akan sama dengan kondisi akhir 2024 nanti.
Di setiap desa juga telah ditempatkan pendamping PKH. Mereka yang akan mendata tambahan maupun pengurangan penerima bansos 2024. “Kita juga melakukan pengawasan. Misalkan ibu hamil memang untuk membeli susu dipantau oleh pendamping PKH. Ini untuk mengurangi beban masyarakat, artinya dia biasanya kan untuk beli kebutuhan dasar pokok, beras, pangan agar tidak kelaparan,” ujar Aryani.
“Diharapkan bansos tidak untuk judi, kemudian rokok. Rokok juga tidak bikin kenyang, tidak bikin sehat,” sambungnya.
Aryani juga menyampaikan agar masyarakat tidak terlarut dengan bansos 2024 ini. Mereka juga sudah menyiapkan serangkaian pelatihan kerja, termasuk tambahan bantuan modal bagi KPM yang dinilai pemerintah pusat berkompeten untuk menjalankan usaha.n ant
Lebih rinci penerima PKH di Bali tiga bulan pertama sebanyak 105.112 KPM dengan total yang dicairkan Rp 67.250.276.021, sementara BPNT sebulan pertama 126.219 KPM dengan total Rp 25.243.800.000, sehingga total bantuan yang sudah cair Rp 92.494.076.021.
Untuk PKH nominal masing-masing KPM berbeda tergantung kategori penerima seperti anak usia dini, lansia, ibu hamil, dan penyandang lansia mulai dari Rp 900 ribu sampai Rp 3 juta, sementara untuk BPNT Rp 200 ribu per KPM.
Kadissos Aryani menyebut jumlah penerima bansos dapat berubah dan pencairannya juga kerap tidak sesuai jadwal seperti kondisi saat ini, namun dipastikan jumlahnya setara 12 kali dalam setahun. Untuk 2023, pada akhir tahun Aryani mencatat total PKH yang disalurkan Rp 355 miliar dan BPNT Rp 389 miliar. Jumlah ini belum bisa dipastikan akan sama dengan kondisi akhir 2024 nanti.
Di setiap desa juga telah ditempatkan pendamping PKH. Mereka yang akan mendata tambahan maupun pengurangan penerima bansos 2024. “Kita juga melakukan pengawasan. Misalkan ibu hamil memang untuk membeli susu dipantau oleh pendamping PKH. Ini untuk mengurangi beban masyarakat, artinya dia biasanya kan untuk beli kebutuhan dasar pokok, beras, pangan agar tidak kelaparan,” ujar Aryani.
“Diharapkan bansos tidak untuk judi, kemudian rokok. Rokok juga tidak bikin kenyang, tidak bikin sehat,” sambungnya.
Aryani juga menyampaikan agar masyarakat tidak terlarut dengan bansos 2024 ini. Mereka juga sudah menyiapkan serangkaian pelatihan kerja, termasuk tambahan bantuan modal bagi KPM yang dinilai pemerintah pusat berkompeten untuk menjalankan usaha.n ant
Komentar