nusabali

PKB 2024, Tampilkan Sekaa Gong Wanita Dewasa

Sanggar Seni Manik Manggis Karangasem

  • www.nusabali.com-pkb-2024-tampilkan-sekaa-gong-wanita-dewasa

AMLAPURA, NusaBali - Sanggar Seni Manik Manggis di Banjar Bengkel, Desa Antiga, Kecamatan Manggis, Karangasem, konsisten melestarikan seni tari dan seni tabuh.

Terbukti, sanggar ini rutin ikut Pesta Kesenian Bali (PKB) sejak tahun 2017. Kali ini dapat kepercayaan menampilkan Sekaa Gong Wanita Dewasa. Semua potensi penari dan penabuh wanita dipersatukan di sekaa ini.

Tercatat delapan pembina yang memberikan arahan secara kontinyu, dikoordinasikan I Kadek Suryantara Asmara Putra SSn MSn. Dia dibantu Ni Putu Metriani sebagai pembina tari Manukrawa, I Nyoman Suandana Putra penata gerak sandya gita, dibantu I Gede Windu Tianyar, I Ketut Agus Saputra, I Putu Arianta, I Ketut Aditya Wiradarma, dan Putu Pande Budiarta.

Selama ini rutin berlatih setiap Jumat, Sabtu dan Minggu di Pura Puseh, Desa Adat Angantelu, Kecamatan Manggis, dan sebelum memulai latihan rutin menggelar persembahyangan bersama tujuannya, agar diberkati Sang Maha Pencipta, sehingga segala agenda latihan dilancarkan.

Sanggar ini juga aktif mohon anugerah kepada Ida Bhatara Siwa, sebagai dewa penguasa tarian, dalam kultus yang paling mistik dikenal dengan gerak Siwa Nata Raja, gerak Siwa sebagai penguasa tari. Mereka meyakinai gerak Siwa Nata Raja merupakan gerak tari penciptaan, dalam mitologi Hindu, Siwa dikenal sebagai pencipta Dunia, sambil menari  dari dayanya yang teramat hebat mampu memunculkan dunia.

Terlebih lagi, segala tarian didasari  atas konsep, satyam, siwam dan sundaram. Pada tataran satyam, agar mampu tampil berdasarkan konsep kebenaran, tataran siwam agar mencerminkan spirit kesucian, dan tataran sundaram agar tampil dalam bentuk paling indah.

Penari Manukrawa saat menjalani pembinaan -IST

Sehingga tari manukrawa yang dibawakan, nanti, mampu tampil paling indah, dengan harapan mendapatkan berkah dari gerak Siwa Nata Raja itu. Tercatat tujuh penari manukarawa yang mendapatkan kepercayaan mewakili Karangasem melalui Sanggar Seni Manik Manggis, Ni Nyoman Sariasih, Ni Komang Sri Galuh Puspa Dewi, Ni Wayan Alit Pridayanti, Ni Luh Komang Sekar Kumala Dewi, Ni Kadek Klariska Devi Pradnyani, Ni Made Chelsea  Hapsari Indrawati, Ida Ayu Adi Tri Wiranti.

Begitu juga anggota sekaa yang bertugas menembangkan sandyagita, agar mendapatkan berkah vibrasi stabilitas pikiran, harmonis dalam mengatur napas, sehingga mampu menyentuh semua orang yang mendengar, yang dijiwai dewa penguasa suara, yakni, Dewa Iswara. Terlebih lagi pelantun sandyagita itu juga melakukan yoga pranayama dalam hal pengaturan napas. Tercatat delapan pelantun sandyagita yang mendapatkan kepercayaan pentas di PKB, 18 Juni di Art Centre Jalan Nusa Indah Denpasar nanti, Ngurah Made Arya Asmara Jaya, Ni Kadek Indah Lakshmi Dewi, Ni Kadek Unik Jayanti, I Wayan Phala Suwara, I Nyoman Suandana Putra, Ida Ayu Nyoman Werdhi Putri Kusuma, Ni Luh Putu Sheiga Anden Dyantaria, dan I Ketut Dodyk Arya Sugiratmaja.

Sekaa Gong Wanita Sanggar Seni Manik Manggis -IST

Sedangkan 36 penabuh, juga telah kontinyu berlatih, sehingga tampil kompak, seirama dengan gerak tari para penari. Di dalam menampilkan komposisi gending atau tabuh gamelan telah terlatih yang dibagi-bagi beberapa sub divisi, ada melodi, ritme, dan stuktur yang berlapis. Sehingga penabuh mampu menampilkan tabuh kreasi yang optimal. 

Tak kalah penting, para penabuh saat menabuh selain berlatih dari segi kualitas gending, juga telah terlatih dari sisi posisi tubuh penabuh agar saat duduk. Terutama saat menabuh selalu dalam posisi jeg-jeg artinya badan tegak lurus menghadap ke depan, dalam posisi ngebat yakni siku tangan pemukul bilah setara dengan dada, sedangkan tangan penutup bilah sejajar dengan pinggang, dalam posisi nyekel artinya tangan menggenggam bagian tengah panggul alat pemukul terbuat dari bambu, posisi ngontel yang berarti pergerakan tangan digerakkan secara lentur, posisi nyaplok saat menutup bilah nada, posisi nyaket bertujuan untuk menutup bilah agar tidak bergetar dan lain-lain.

Apalagi saat menjalani pembinaan di Wantilan Pura Puseh, Desa Adat Geriana Kangin, Kecamatan Selat, Senin (13/5), dievaluasi langsung Tim Pembina Provinsi Bali, tidak banyak dikoreksi, baik tabuh maupun tarian.

Lima pembina dari Provinsi Bali memberikan penilaian, yakni Prof Dr I Komang Sudirga SSn MHum, I Wayan Suweca SSKar MMus, Prof Dr Ida Ayu Trisnawati SST MSi, Dr Ni Made Arshiniwati SST MSi dan Tjok Istri Putra Padmini SST MSn.

Para penabuh dari Sanggar Seni Manik Manggis itu, tercatat 7 peniup seruling, Ni Made Soni Noviantari Putri, Ni Ketut Widhi Astiti Drupadi, Ni Putu Eka Widiartini, Komang Ayu Prabaswari, Pande Satya Tri Bhujanti, Ni Putu Ardelia Satya Paramitha, dan Pande Made Wita Dwiyanti.

Penabuh riong yakni Anak Agung Ayu Tri Adnya Swari, Ni Gusti Ayu Bintang Dwi Kartika, Ni Komang Melisa Sintya Dewi, dan Ni Wayan Arika Sanisya Pratiwi. Sepasang penabuh kendang, I Gusti Ayu Hary Satyani dan Ni Putu Meita Swari Melati, penabuh gangsa Ni Putu Metriani, Ni Putu Aprilia Permata Putri, Ni Komang Nova Widnatari dan Ni Kadek Rani Mahyuni,  penabuh ugal Komang Kesya Salya Putri Sawitri, dan Yudek Diah Sutarini, penabuh terompong Pande Nyoman Santi Ardani, rebab Ni Luh Sita Utami dan Ni Nyoman Ayu Kunti Ariyani dan lain-lain.

"Garapan tabuh kreasi, Banyuning Vanita, menceritakan sejarah Desa Adat Angantelu," jelas Koordinator Sanggar Seni Manik Manggis I Kadek Suryantara Asmara Putra SSn MSn, kepada NusaBali di Wantilan Pura Puseh Desa Adat Geriana Kangin, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, Karangasem, Senin (13/5).

Asmara Putra yang juga dosen Unhi Denpasar mengatakan, sebenarnya Sanggar Seni Manik Manggis telah mendapatkan kepercayaan tampil di PKB sejak tahun 2017. Diawali tahun 2017 menampilkan sekaha gong dewasa, tahun 2018 menampilkan taman penasar, tahun 2019 menampilkan sakaa gong dewasa, tahun 2020 ditiadakan, tahun 2021 menampilkan blaganjur, tahun 2022 ditiadakan, tahun 2023 lomba tari barong juara III dan tahun 2024 menampilkan sekaa gong wanita dewasa.

Dari penampilan semua tabuh, salah satunya yang mengesankan para peniup seruling. Walau peniup serulingnya dari penabuh wanita, tetap mampu tampil optimal, padahal selama ini penabuh di bagian peniup seruling merupakan tugas paling berat, mesti memahami tata cara mengatur napas agar seruling tetap berbunyi seirama dengan tabuh yang lain.

Peniup seruling Ni Made Soni Novi Antari Putri mengatakan, dirinya intensif sebagai peniup suling sejak duduk di kelas IX SMPN 2 Bebandem. "Saya ikut PKB tahun 2019 hingga tahun 2023, tetap sebagai peniup ruling," jelas guru TK Cempaka Kids Amlapura yang berasal dari Banjar Tiyingan Tengah, Desa/Kecamatan Bebandem.

Bahkan rekannya Pande Satya Tri Bhujanti, mengaku belajar sebagai peniup seruling sejak duduk di sekolah TK (Taman Kanak-Kanak), diawali seruling kecil dan pendek. "Akhirnya menikmati sebagai peniup seruling, selain asik dan menyenangkan, karena telah mampu mengatur napas," jelas siswi kelas X SMKN 5 Denpasar.

Hal senada juga disampaikan peniup seruling Ni Putu Ardelia Satya Paramita, siswi SMAN 3 Denpasar.

Walau katanya tinggal di Denpasar, tidak ada kendala ikut berlatih. Sebab, dari Denpasar berangkat jadi satu rombongan, terpenting mampu mengatur jam belajar, sehingga tidak pernah ada kendala menjalani latihan. Selain sebagai penabuh karena hobi, juga turut mengisi bagian dari sisi pembangunan desa melalui seni.7 i wayan nantra

Komentar