nusabali

Hidup Mandiri, Penyandang Disabilitas Jualan Keliling

  • www.nusabali.com-hidup-mandiri-penyandang-disabilitas-jualan-keliling

GIANYAR, NusaBali - Keterbatasan fisik tak membuat penyandang disabilitas I Wayan Geria Yasa, 35, patah semangat. Difabel yang kesehariannya tinggal di Yayasan Cahaya Mutiara Ubud ini punya usaha jualan keliling. Sepeda motornya dimodifikasikan menjadi roda tiga. Pada jok belakang, Wayan Geria menata kayu menyerupai lapak. Aneka ragam makanan minuman sachet dijejer rapi. Terdapat termos air panas dan juga termos es batu.

Lajang asal Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem ini mengaku sudah berjualan keliling sejak Oktober 2020. "Dulu tinggal di Denpasar, rute jualan saya dari Monang-maning sampai ke Sesetan," ujarnya, Rabu (14/8). Berkat kegigihannya, Wayan Geria pernah mendapatkan bantuan motor listrik. Hanya saja, motor listrik tersebut tidak kuat menahan beban barang dagangan. "Astungkara dari hasil jualan keliling, saya punya cukup tabungan untuk membeli motor baru," ungkap Wayan Geria. 

Motor baru tersebut kemudian dimodifikasi sedemikian rupa untuk dijadikan lapak jualan. "Motor listrik masih istirahat di yayasan, sewaktu-waktu saja saya gunakan," jelasnya. Di lapaknya, Wayan Geria menjual kopi, snack, dan sejenisnya. Wayan Geria biasa nangkring di pinggir jalan yang ramai. "Di Denpasar saya jualan selama 3 tahun, setahun terakhir tinggal dan jualan di Tampaksiring," terangnya. Meski hasilnya tak banyak, bagi Wayan Geria kerja kerasnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. 

Hidup mandiri ini memang menjadi harapan Yayasan Cahaya Mutiara terhadap puluhan penyandang disabilitas. Seperti diungkap Sekretaris Yayasan, Wayan Sukarmen. "Selain banyak program, yayasan juga ada kebun di belakang. Kita sewa lahan 10 are, tanam sayur mayur hasil panen konsumsi sendiri lebihnya dijual," jelasnya. Selain lahan, juga ada budidaya ikan untuk dikonsumsi dan dijual. 

"Kami ajarkan kemandirian agar tidak selamanya kita bergantung sama orang lain. Yang belum sepenuhnya dapat akses pendidikan, kami berusaha bantu. Kalau masih usia sekolah, kami sekolahkan di SD formal. Yang lampaui usia, salurkan ke kejar paket A, B atau C. Kami juga ada kelas membaca menulis, kelas komputer dan kelas bahasa Inggris," ujar Sukarmen. 7 nvi

Komentar