Dewan Optimistis Target Pendapatan 2024 Tercapai
MANGUPURA, NusaBali - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung angkat bicara terkait target pendapatan pada Perubahan APBD 2024 sebesar Rp 12,1 triliun yang berpotensi tak tercapai.
Dewan juga menyoroti terkait rancangan APBD Badung 2025 yang dipasang lebih rendah. Berdasarkan data yang dihimpun, Kamis (10/10), rancangan APBD 2025 dipasang Rp 10,4 triliun.
“Itu kan asumsi dari angka-angka. Saya yakin teman-teman di organisasi perangkat daerah masih optimis bahwa angka itu masih bisa tercapai. Ingat, bulan masih berjalan, akhir tahun belum sampai,” kata Ketua DPRD Badung I Gusti Anom Gumanti.
Anom Gumanti pun optimistis target yang telah ditetapkan akan tercapai. Maka dari itu, politisi PDIP asal Kuta ini menekankan perlunya memberi kesempatan kepada Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk bekerja maksimal dalam meningkatkan pendapatan. “Kita berikan kesempatan seluas-luasnya kepada teman-teman Bapenda untuk bekerja lebih maksimal lagi. Astungkara ini bisa terwujud, sehingga semua program dapat terbiayai. Kita harus optimis demi rakyat Badung,” tegasnya.
Anom Gumanti menjelaskan bahwa APBD terdiri dari tiga unsur penting yakni pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Terkait rancangan APBD 2025 yang diusulkan lebih kecil dari Perubahan APBD 2024, kata dia, hal ini semata-mata sebagai bentuk kehati-hatian. Menurutnya, penetapan APBD harus memenuhi parameter seperti kebutuhan dasar dan biaya mandatory, khususnya dalam sektor pendidikan dan kesehatan. “Program-program prioritas terutama infrastruktur, seperti masalah sampah, kemacetan, air, dan pariwisata harus tetap ada di Badung,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, dalam wawancara dengan media, Plt Bupati Badung I Ketut Suiasa mengungkapkan dipasangnya APBD 2025 lebih rencah dibanding Perubahan APBD 2024 lantaran memikirkan realitas anggaran. APBD 2025 yang dirancang tersebut adalah angka optimis yang akan dicapai. Menurutnya, bila rancangan APBD 2025 tidak realistis, maka akan berpotensi mempengaruhi kinerja di pemerintahan. Selain itu juga bisa mempengaruhi kegiatan pembangunan di Kabupaten Badung.
“Anggaran yang lebih realistis akan dapat menjaga stabilitas dinamika penyelenggaran pemerintahan itu sendiri. Baik itu secara vertikal maupun horizontal. Jika dipaksakan APBD 2025 lebih tinggi dari saat ini, maka akan lebih berat untuk mencapai target,” ungkapnya.
Untuk diketahui, postur rancangan APBD 2025 yaitu pendapatan daerah dirancang Rp 10,4 triliun lebih, meningkat sebesar Rp 897 miliar lebih atau 9,36 persen dibandingkan anggaran induk 2024 sebesar Rp 9,5 triliun lebih. Pendapatan daerah terdiri dari PAD dirancang sebesar Rp 9,6 triliun lebih dan pendapatan transfer Rp 799 miliar lebih.
Sedangkan untuk belanja daerah dirancang sebesar Rp 10,5 triliun lebih, meningkat Rp 861 miliar lebih atau 8,93 persen dari anggaran induk 2024 sebesar Rp 9,6 triliun lebih. Belanja daerah terdiri dari belanja operasi dirancang Rp 5,5 triliun lebih, belanja modal Rp 3,1 triliun lebih, belanja tidak terduga Rp 72 miliar lebih dan belanja transfer Rp 1,7 triliun lebih.
Pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan dirancang Rp 115 miliar lebih yang bersumber dari sisa lebih perhitungan tahun anggaran sebelumnya dan pengeluaraan pembiayaan Rp 100 miliar untuk penyertaan modal pada PT Bank Pembangunan Daerah Bali. 7 ind
Komentar