Digelontor Dana Miliaran Angka Kemiskinan Turun
TABANAN, NusaBali - Angka kemiskinan di Kabupaten Tabanan terbilang turun. Angkan ini tahun 2022 tercatat 23,46 ribu jiwa, dan tahun 2023 mencapai 21,42 ribu jiwa. Untuk menurunkan angka kemiskinan ini, tahun 2024 dianggarkan Rp 136,12 miliar.
Jumlah anggaran tersebut difokuskan tiga komponen penanganan, yakni untuk menurunkan beban pengeluaran, mengurangi kantong kemiskinan, dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Tak hanya dari APBD, Pemkab Tabanan juga memeroleh anggaran untuk menurunkan angka kemiskinan dari CSR Rp 395 juta.
Kepala Bappeda Tabanan I Gede Urip Gunawan menegaskan angka kemiskinan mulai turun karena sejumlah pihak yang ikut turun tangan dalam penanganan. Terutama dari masing-masing OPD dan pihak legislatif. "Intinya dalam penanganan kemiskinan di Tabanan seluruh komponen bergerak," ujarnya Jumat (11/10).
Dia membeberkan maksud dari fokus penanganan di tiga aspek tersebut. Seperti menurunkan beban pengeluaran itu, Pemkab Tabanan mengalokasikan Rp 126,56 miliar untuk berbagai program agar dapat meringankan beban masyarakat miskin. "Seperti misalnya memberikan bantuan sosial, subsidi kesehatan, dan pendidikan," terangnya.
Kemudian mengurangi kantong kemiskinan yang dimaksud tersebut, Pemkab Tabanan mengalokasikan dana Rp 42 miliar dikhususkan pada daerah yang tingkat kemiskinananya tinggi. "Dana ini digunakan untuk memperbaiki infrastruktur desa tertinggal dan menyediakan akses lebih baik terhadap layanan dasar," tegasnya.
Terakhir, jelas Urip, meningkatkan pendapatan warga miskin. Pemkab juga mendorong peningkatan pendapatan masyarakat miskin dengan menggelontorkan dana sebesar Rp 5,35 miliar untuk program-program pelatihan keterampilan, pemberdayaan usaha mikro, dan akses permodalan. "Selain dari APBD, Pemkab juga mendapatkan dukungan dari CSR dan TJSP (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) dari berbagai pihak," jelasnya.
Program CSR yang turut berkontribusi dalam penanggulangan kemiskinan, yakni DTW Ulun Danu Beratan dan DTW Tanah Lot masing-masing menyumbang Rp 10 juta. Perumda Tirta Amertha Buana (PDAM) menyumbang Rp 10 juta. Sejumlah lembaga perbankan juga ikut berkontribusi melalui program bedah rumah senilai Rp 325 juta untuk delapan keluarga miskin ekstrem. Dari Yayasan Relawan Bali menyalurkan bantuan ongkos tukang untuk bedah rumah sebesar Rp 25 juta.
"Program CSR ini juga mencakup pemasangan sambungan listrik bagi keluarga miskin ekstrem. Selain itu, bantuan berupa alat bantu kesehatan seperti kursi roda dan alat bantu dengar juga disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan," terangnya.
Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan komunitas, Kabupaten Tabanan optimis angka kemiskinan dapat terus ditekan di tahun-tahun mendatang. "Kami akan terus berinovasi dan berkolaborasi untuk memastikan kesejahteraan masyarakat Tabanan meningkat," tandas Urip Gunawan.7des
Komentar