Krama Perasi Gelar Usaba Gunung di Pura Bale Agung
AMLAPURA, NusaBali - Krama Desa Adat Perasi, Banjar Dinas Perasi Kaler, Desa Adat Perasi, Kecamatan Karangasem, menggelar Aci Usaba Gunung, Sukra Pon Medangsia, Jumat (18/10). Aci ini digelar di Pura Pura Bale Agung.
Persembahyangan dikoordinasikan Bendesa Adat Perasi I Nengah Suastika. Pamuput persembahyangan para pamangku secara silih berganti dikoordinasikan Jro Mangku Pasek Gelgel.
Puncak Aci Usaba Gunung dirayakan setiap tiga tahun sekali ini pada Purnama Kapat, Wraspati Paing Medangsia, Kamis (17/10). Ida Bhatara masineb pada Saniscara Wage Medangsia, Sabtu (19/10).
Ribuan pelamedek melaksanakan persembahyangan silih berganti diatur pecalang hingga tertib. Bendesa Adat Perasi I Nengah Suastika memaparkan rangkaian Aci Usaba Gunung mlasti ke Segara Bangklangan, Desa Adat Perasi, Wraspati Kliwon Langkir, Kamis (10/10), berlanjut Ida Bhatara masucian di beji desa.
Sedangkan upacara berikutnya, nuduk pajeg (memungut pajak) menyasar 250 KK, tiap KK kena 10 kilogram beras, kemudian melaksanakan Usaba Betenan di Pura Gaduh, di Banjar Perasi Kelod, Redite Pon Medangsia, Minggu (13/10), dan puncak Aci Usaba Gunung di Pura Bale Agung atau Pura Desa, Purnama Kapat, Wraspati Paing Medangsia, Kamis (17/10), berlanjut upacara nganyarin Sukra Pon Medangsia, Jumat (18/10) dan nyineb Saniscara Wage Medangsia, Sabtu (19/10).
"Ini upacara setiap tiga tahun sekali, di puncak aci datang Ida Bhatara dari Desa Adat Padangkerta, Kecamatan Karangasem katuran banten usaba, sedangkan hari Jumat (18 Oktober 2024), datang Ida Bhatara dari Desa Adat Siig, Kecamatan Manggis juga katuran upacara.
Krama yang ngempon berasal dari enam banjar adat: Pengadangan, Dulun Beji, Manik Bendega, Paswikan, Bendesa dan Kerta Ampura.
"Syukurnya di sini ada paiketan pamangku, sehingga sangat dimudahkan di saat melayani pemedek yang melakukan persembahyangan, karena pamangku yang bertugas bergilir," jelas mantan Perbekel Pertima, Kecamatan Karangasem, tersebut.
Pamedek terus berdatangan silih berganti dari pagi hingga malam. Pamedek yang tidak dapat muspa pada pagi hari memilih sore. Karena pada pagi hari masih sibuk bekerja. Namun tempat persembahyangan cukup luas, sekali muspa mampu menampung sekitar 1.000 pamedek.
Selain Jro Mangku Pasek Gelgel yang bertugas, ada Jro Mangku Suanta dan pamangku pangayah lainnya.
Selama proses Ida Bhatara mabiasa, arus lalulintas dari arah Amlapura menuju Denpasar atau sebaliknya ditutup, diatur petugas Polres Karangasem dengan menempatkan petugasnya di sudut desa bagian timur dan bagian barat. Di samping itu diberlakukan larangan parkir di bahu jalan. Prosesi hanya beberapa jam, selanjutnya arus lalulintas kembali normal.7k16
Komentar