Koster–Giri Temui Cok Ace di Puri Ubud
GIANYAR, NusaBali - Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomor urut 2 Wayan Koster dan I Nyoman Giri Prasta (Koster–Giri), menemui mantan Wagub Bali Prof Dr Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati MSi alias Cok Ace di kediamannya, Puri Saren Agung Ubud, Kelurahan/Kecamatan Ubud, Gianyar, Sabtu (2/10) siang.
Ikut menerima rombongan ini, Panglingsir Puri Agung Ubud Tjokorda Gde Putra Sukawati alias Cok Putra yang kakak kandung Cok Ace, dan adik kandungnya, Prof Dr Tjokorda Gde Raka Sukawati MSi alias Cok De.
Ikut mendampingi Koster–Giri, Cabup Paket Aman untuk Pilkada Gianyar 2024 I Made Agus Mahayastra, Ketua DPRD Gianyar 2024–2029 sekaligus Ketua Tim Pemenangan Paket Aman Ketut Sudarsana, bersama anggota Fraksi PDIP DPRD Gianyar dari Dapil Kecamatan Ubud.
Giri Prasta dan Koster datang terpisah dengan tim masing–masing. Giri Prasta tiba mendahului di Puri Saren Agung sekitar pukul 10.20 Wita. Disusul sekitar 10 menit kemudian, Koster tiba di puri bersama Cabup Gianyar Agus Mahayastra dan Tim Pemenangan Paket Aman. Sebelum tiba di puri, Koster dan Agus Mahayastra dan timnya sempat bersembahyang di Pura Puseh, Desa Adat Ubud, sekitar 200 meter barat Puri Ubud. Di pura yang kini sedang dilaksanakan upacara Karya Agung itu, Koster, Agus Mahayastra dan tim, disambut Bendesa Adat Ubud Tjokorda Raka Kerthyasa alias Cok Ibah, dan prajuru desa adat. Tampak ikut menyambut Koster di pura, yakni Cok Ace dan Cok De, lanjut mengantar ke arah timur menuju Puri Agung Ubud.
Selama pertemuan itu, Giri Prasta menyampaikan kedatangan rombongan mereka ke Puri Agung Ubud karena selama ini puri ini menjadi pusat perhatian dalam peradaban kehidupan bermasyarakat. Peradaban dimaksud mulai dari pemuliaan alam, manusia, dan Ida Bhatara-bhatari sasuhunan. Peradaban ini terwujud karena Bali tak terpisahkan dari keberadaan pura, puri, pari (kehidupan bertani melalui subak), para (kemasyarakatan), dan purana (sastra agama Hindu).
Menimpali pandangan tamunya tentang Bali khususnya Ubud, Cok Putra memaparkan perjuangan para tokoh di Puri Ubud dan para seniman merintis pariwisata Ubud sejak tahun 1930-an. Peran ayahnya kala itu, Tjokorda Gde Agung Sukawati dengan penuh kasih menyambut dan melayani tetamu asing di Puri Ubud. Kehadiran tetamu ini diperkuat dengan hubungan budaya antara Ubud dengan negara-negara luar. “Praktik–praktik budaya inilah yang menjadi cikal bakal pariwisata budaya Bali sekarang,” ujarnya.
Cok Ace dan Cok De mengapresiasi kedatangan Koster–Giri dan tim. Cok Ace mengharapkan agar pemimpin Bali ke depan tetap menyeimbangkan pembangunan Bali berkonsepkan padma bhuwana. Karena Bali layaknya bunga dengan helai-helai kuntum yang indah dan seimbang yang terjaga melalui zona-zona wilayah sejak zaman lampau. Zona ini ini terbagi menjadi kabupaten/kota. Sedangkan Cok De mengingatkan agar budaya Bali dirawat secara konsisten, antara lain dengan ketulusan yadnya.
Pertemuan diakhiri dengan jamuan makan siang di puri setempat. 7 lsa
Komentar