PMK ‘Mengancam’, Bali Masih Aman
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali
I Wayan Sunada
penyakit kuku dan mulut (PMK)
Disinfektan
Peternak diminta tetap selalu jaga kebersihan dan penyemprotan kandang
DENPASAR, NusaBali
Bali masih aman dari penyakit kuku dan mulut (PMK) yang mewabah di sejumlah daerah belakangan ini. Untuk sementara, tidak ditemukan kasus PMK di Bali. Walau demikian Bali tetap waspada. Kepada peternak diminta tetap selalu menjaga kebersihan kandang dengan melakukan spraying (penyemprotan).
Kewaspadaan tersebut tentu bertujuan jangan sampai PMK mewabah di Bali. Apalagi belakangan ini cuaca buruk, hujan dan angin kencang sering terjadi dikhawatirkan bisa mempercepat mutasi atau persebaran bakteri atau virus penyakit ternak.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali melakukan sosialisasi untuk antisipasi ancaman PMK tersebut.
“Kita di Bali masih aman. Mudah-mudahan jangan sampai terjadi (PMK),” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, I Wayan Sunada Minggu (5/1).
Sebelumnya, memang ada kasus laporan kematian sapi di Kabupaten Bangli. “Itu sudah lama. Sekitar 2 bulan lalu,” ungkapnya.
Dikatakan sempat ada kekhawatiran terhadap kematian sapi tersebut terkait PMK. Hal itu mengingat di luar daerah, kasus PMK belakangan ini merebak. Namun setelah dilakukan pemeriksaan pada hati dan organ dalam, bukan disebabkan PMK.
“Setelah dilakukan pemeriksaan bukan karena PMK, namun diduga akibat keracunan pada rumput pakannya. Itu yang mendekati. Bukan karena PMK,” jelasnya.
Diperkirakan rumput yang dipakan sapi tersebut sempat terkontaminasi dari penyemprotan tanaman kebun lain di sekitarnya.
Sebelumnya untuk mengantisipasi ancaman PMK, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan sudah siap dengan disinfektan yang didistribusikan ke Dinas Peternakan Kabupaten/Kota. Selanjutnya Dinas Peternakan Kabupaten/Kota membagikan kepada peternak.
“Nanti kalau habis, Kabupaten/Kota yang bersurat, agar bisa dijadikan dasar. Itu (disinfektan) barang milik pemerintah ,” jelasnya.
Berapa banyak persediaannya, Sunada tidak menyebutnya. Menurutnya, persediaaan mencukupi. “Untuk 1 tahun, jumlahnya mencukupi,” klaimnya.
Sementara populasi sapi di Bali saat ini 405 ribu ekor. Jumlah tersebut secara keseluruhan, mulai dari godel (anak sapi), bakalan atau bibit, sapi dewasa berupa sapi penggemukan untuk sapi potong dan sapi induk/betina.
Populasi sapi tersebar di seluruh kabupaten/kota di Bali. Beberapa kabupaten/kota yang populasinya banyak antara lain Karangasem, Buleleng dan Gianyar.
Untuk diketahui belakangan ini penyakit PMK merebak di beberapa daerah di Indonesia. Ciri-ciri hewan terserang PMK diantaranya lepuh berisi cairan atau luka pada lidah, gusi, hidung dan bercak pada kuku hewan yang terinfeksi.
Gejala lainnya, ternak atau hewan tidak mampu berjalan karena pincang. Mengeluarkan air liur berlebih dan kehilangan nafsu makan. PMK merupakan penyakit hewan menular yang potensial menjangkiti hewan berkuku belah atau genap. Sehingga tidak hanya sapi, namun juga kerbau, kambing, domba dan babi serta yang lainnya. k17.
Komentar