Potensi Besar, Buleleng Perluas Lahan Bawang Putih
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng terus menggenjot optimalisasi potensi pertanian di Buleleng. Salah satunya dari komoditas bawang putih yang pangsa pasarnya sangat besar.
SINGARAJA, NusaBali
Buleleng yang sudah sukses mengembangkan dan melakukan panen pertama di tahun 2018 ini, berencana akan memperluas lahan tanam bawang putih seluas 50 hektare.
Kabid Hortikultura, Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi yang ditemui belum lama ini menjelaskan jika potensi Buleleng dalam mengembangkan budidaya bawang putih sangat besar. Letak geografis Buleleng dengan daerah perbukitannya disebut sangat mendukung upaya pemerintah menimimalkan impor bawang putih.
“Memang untuk bawang putih ini perlu lahan di ketinggian tertentu dan di Buleleng ada lahan itu, kemarin sudah berhasil Wanagiri dan sudah panen pertama, tahun depan akan disebar di sejumlah daerah di Buleleng untuk pemerataan,” katanya.
Lahan-lahan yang sudah dilirik pun berada di kisaran ketinggian 600-800 meter di permukaan laut. Sejauh ini Dinas Pertanian juga sudah memetakan daerah mana saja yang akan disasar. Seperti Desa Munduk, Gesing, Gobleg di Kecamatan Banjar, Desa Bontihing di Kubutambahan, Desa Umajero dan Bengkel di Kecamatan Busungbiu.
Sementara itu dalam pembudidayaan bawang putih menurut Subudi hanya diperlukan lahan yang memiliki suhu yang pas, tidak terlalu tinggi atau rendah. Ia pun mengatakan khusus untuk di daerah tropis seperti Indonesia varietas bawang putih yang adapat dikembangkan adalah yang memiliki ukuran lebih kecil daripada yang beredar di pasaran saat ini.
“Kalau yang di pasaran yang besar-besar itu produksi China, kalau lokal Indonesia bawang putih kecil-kecil, tapi rasanya dan kandungan vitaminnya malah lebih bagus yang lokal,” imbuh dia. Hanya saja produksi bawang putih lokalan saat ini masih berangsur bangkit kembali setelah dibukanya kran ekspor bawnag putih di tahun 1990an.
Petani Indoneisa termasuk petani di Bali yang menanam Bawang Putih pun disebut kalah saing. Bawang putih impor selain ukuran lebih besar harganya lebih murah dibandingkan bawang putih lokalan. Sehingga banyak petani bawang yang beralih menanam jenis tanaman lain. *k23
Buleleng yang sudah sukses mengembangkan dan melakukan panen pertama di tahun 2018 ini, berencana akan memperluas lahan tanam bawang putih seluas 50 hektare.
Kabid Hortikultura, Dinas Pertanian Buleleng, I Gede Subudi yang ditemui belum lama ini menjelaskan jika potensi Buleleng dalam mengembangkan budidaya bawang putih sangat besar. Letak geografis Buleleng dengan daerah perbukitannya disebut sangat mendukung upaya pemerintah menimimalkan impor bawang putih.
“Memang untuk bawang putih ini perlu lahan di ketinggian tertentu dan di Buleleng ada lahan itu, kemarin sudah berhasil Wanagiri dan sudah panen pertama, tahun depan akan disebar di sejumlah daerah di Buleleng untuk pemerataan,” katanya.
Lahan-lahan yang sudah dilirik pun berada di kisaran ketinggian 600-800 meter di permukaan laut. Sejauh ini Dinas Pertanian juga sudah memetakan daerah mana saja yang akan disasar. Seperti Desa Munduk, Gesing, Gobleg di Kecamatan Banjar, Desa Bontihing di Kubutambahan, Desa Umajero dan Bengkel di Kecamatan Busungbiu.
Sementara itu dalam pembudidayaan bawang putih menurut Subudi hanya diperlukan lahan yang memiliki suhu yang pas, tidak terlalu tinggi atau rendah. Ia pun mengatakan khusus untuk di daerah tropis seperti Indonesia varietas bawang putih yang adapat dikembangkan adalah yang memiliki ukuran lebih kecil daripada yang beredar di pasaran saat ini.
“Kalau yang di pasaran yang besar-besar itu produksi China, kalau lokal Indonesia bawang putih kecil-kecil, tapi rasanya dan kandungan vitaminnya malah lebih bagus yang lokal,” imbuh dia. Hanya saja produksi bawang putih lokalan saat ini masih berangsur bangkit kembali setelah dibukanya kran ekspor bawnag putih di tahun 1990an.
Petani Indoneisa termasuk petani di Bali yang menanam Bawang Putih pun disebut kalah saing. Bawang putih impor selain ukuran lebih besar harganya lebih murah dibandingkan bawang putih lokalan. Sehingga banyak petani bawang yang beralih menanam jenis tanaman lain. *k23
1
Komentar