Diterjang Banjir, Panyengker SMPN 3 Bebandem Jebol
Hujan lebat di Gunung Agung mengakibatkan banjir di sungai Mbah Api, Banjar Butus, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Karangasem, Rabu (6/2) pukul 14.30 Wita.
AMLAPURA, NusaBali
Banjir mengakibatkan bangunan di bantaran sungai yakni tanggul dan tembok panyengker SMPN 3 Bebandem jebol. Arus lalu lintas dari Banjar Butus menuju Banjar Bukit Paon, Banjar Nangka, Banjar Tegal Bengkak, Banjar Gula, Banjar Tanah Aron, dan sekitarnya terhambat.
Saat terjadi banjir warga kesulitan melintas karena jalan utama terbelah sungai. Titik krusial terhambatnya arus lalu lintas terjadi di utara kantor LPD Desa Pakraman Nangka atau utara SMPN 3 Bebandem. Setiap warga yang dari Banjar Butus menuju beberapa banjar mesti melintasi sungai untuk menyeberang. Banjir terjadi sekitar 4 jam dan arus lalulintas mulai normal pukul 18.30 Wita. “Sejak seminggu terakhir, tiap hari terjadi banjir di sini. Baru kali ini menjebol tanggul dan menyulitkan pengendara melintas,” ungkap warga setempat, I Ketut Ngurah Subrata.
Ketut Subrata mengatakan, tembok panyengker kantor LPD Desa Pakraman Nangka juga dirongrong banjir karena berbatasan langsung dengan sungai Mbah Api. Tembok panyengker SMPN 3 Bebandem bagian timur yang berbatasan dengan sungai Mbah Api jebol sepanjang sekitar 10 meter dengan ketinggian 5 meter. Beruntung tembok panyengker masih jauh dari gedung sekolah. Tembok itu sebagai batas lahan milik SMPN 3 Bebandem yang merupakan lahan kosong. “Syukur proses belajar mengajar tidak terganggu atas jebolnya tembok panyengker karena jauh dari gedung sekolah. Tembok itu untuk pembatas lahan kosong milik sekolah,” kata Wakasek Kesiswaan SMPN 3 Bebandem, Ida Wayan Gotama,.
Ida Wayan Gotama mengingatkan, walau banjir telah reda warga mesti tetap berhati-hati melintas menyeberangi sungai Mbah Api. Sebab material pasir, kerikil, dan batu berserakan, di samping jalannya licin karena berlumpur. Sedangkan siswa SMPN 3 Bebandem kebanyakan berasal dari kawasan rawan bencana (KRB) III, Banjar Butus, Banjar Tanah Aron, Banjar Bukit Paon, Banjar Nangka, dan sekitarnya, yang mesti melintasi alur sungai Mbah Api saat menuju ke sekolah atau saat pulang ke rumah masing-masing. *k16
Banjir mengakibatkan bangunan di bantaran sungai yakni tanggul dan tembok panyengker SMPN 3 Bebandem jebol. Arus lalu lintas dari Banjar Butus menuju Banjar Bukit Paon, Banjar Nangka, Banjar Tegal Bengkak, Banjar Gula, Banjar Tanah Aron, dan sekitarnya terhambat.
Saat terjadi banjir warga kesulitan melintas karena jalan utama terbelah sungai. Titik krusial terhambatnya arus lalu lintas terjadi di utara kantor LPD Desa Pakraman Nangka atau utara SMPN 3 Bebandem. Setiap warga yang dari Banjar Butus menuju beberapa banjar mesti melintasi sungai untuk menyeberang. Banjir terjadi sekitar 4 jam dan arus lalulintas mulai normal pukul 18.30 Wita. “Sejak seminggu terakhir, tiap hari terjadi banjir di sini. Baru kali ini menjebol tanggul dan menyulitkan pengendara melintas,” ungkap warga setempat, I Ketut Ngurah Subrata.
Ketut Subrata mengatakan, tembok panyengker kantor LPD Desa Pakraman Nangka juga dirongrong banjir karena berbatasan langsung dengan sungai Mbah Api. Tembok panyengker SMPN 3 Bebandem bagian timur yang berbatasan dengan sungai Mbah Api jebol sepanjang sekitar 10 meter dengan ketinggian 5 meter. Beruntung tembok panyengker masih jauh dari gedung sekolah. Tembok itu sebagai batas lahan milik SMPN 3 Bebandem yang merupakan lahan kosong. “Syukur proses belajar mengajar tidak terganggu atas jebolnya tembok panyengker karena jauh dari gedung sekolah. Tembok itu untuk pembatas lahan kosong milik sekolah,” kata Wakasek Kesiswaan SMPN 3 Bebandem, Ida Wayan Gotama,.
Ida Wayan Gotama mengingatkan, walau banjir telah reda warga mesti tetap berhati-hati melintas menyeberangi sungai Mbah Api. Sebab material pasir, kerikil, dan batu berserakan, di samping jalannya licin karena berlumpur. Sedangkan siswa SMPN 3 Bebandem kebanyakan berasal dari kawasan rawan bencana (KRB) III, Banjar Butus, Banjar Tanah Aron, Banjar Bukit Paon, Banjar Nangka, dan sekitarnya, yang mesti melintasi alur sungai Mbah Api saat menuju ke sekolah atau saat pulang ke rumah masing-masing. *k16
1
Komentar