Buleleng Luncurkan Program 'Desa STAR Pajak'
Gugah Kesadaran Membayar Pajak
SINGARAJA, NusaBali
Pemkab Buleleng melalui Badan Keuangan Daerah (BKD), resmi meluncurkan program bernama Desa STAR (Sadar, Taat, Bayar) Pajak, dan maskot pajak bernama Yan STARPA. (Pelayanan Sadar, Taat, Bayar, Pajak).
Program ‘Desa STAR Pajak’ diharapkan mampu meningkatkan sinergi Pemkab dengan pemerintahan di desa dalam meningkatkan dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah di bidang pajak. Sedangkan maskot Yan STARPA, diharapkan dapat memberi image positif kepada masyarakat terhadap perpajakan.
Dua produk di bidang perpajakan itu, di-launching saat malam penghargaan dan pemberiaan cenderamata kepada 32 wajib pajak terbaik, Rabu (27/3) malam di La Costa Beach Lounge, Desa Temukuh, Kecamatan Banjar. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, bersama seluruh pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng, serta para pengusaha.
Kepala BKD Buleleng, Bimantara mengatakan, program ‘Desa STAR Pajak’ dan maskot Yan STARPA merupakan salah satu inovasi dari BKD Buleleng, dalam upaya peningkatan dan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah. Dijelaskan, Desa STAR merupakan program memberdayakan peran pemerintahan desa, baik dalam menggali potensi-potensi pendapatan daerah, sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran membayar pajak. Langkah ini, karena pemerintahan desa adalah pihak paling tahu kondisi di masing-masing wilayahnya.
Sedangkan maskot Yan STARPA dihadirkan guna lebih mendekatkan diri pada masyarakat wajib pajak. Kehadiran maskot Yan STARPA diharapkan dapat memberi kesan positif terhadap perpajakan itu sendiri. “Ini untuk meningkatkan peran serta pemerintahan desa dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah. Bentuknya nanti mendekatkan pelayanan perpajakan kepada masyarakat, berupa penyebaran informasi tentang perpajakan dan sosialisasi,” katanya.
Menurut Bimantara, inovasi tersebut sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak. Karena di tahun 2019, total ketepatan SPPT sebesar Rp 40.469.601.537, dengan total objek pajak sebanyak 202.188. “Kami juga memberikan penghargaan terhadap wajib pajak terbaik dan penyetor pajak terbesar dari berbagai katagori, baik itu pajak hotel, restoran, dan yang lainnya. Ini sebagai ungkapan terimakasih kami kepada WP yang telah memebayar pajak,“ ujarnya.
Sementara Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, menyatakan pihaknya terus berupaya memajukan Buleleng mulai dari pembenahan infrastruktur jalan perdesaan dan mulai merambah infrastruktur perkotaan. Langkah itu agar investasi di Buleleng terus berkembang, sehingga daerah memiliki sumber pendapatan yang cukup untuk terus membangun. “Sekarang ada sistem perizinan yang baru, pelayanan cepat. Saya minta KPT, BKD, LH dan SKPD terkait berdiskusi bagaimana menyikapi sistem perizinan terbaru tersebt. Dan saya juga protes tarif PBB, kalau terlalu tinggi kasihan juga yang mau berinvestasi. Jangan lagi ada istilah negosiasi, jangan biasanya, bikin yang tegas,” tandasnya. *k19
Program ‘Desa STAR Pajak’ diharapkan mampu meningkatkan sinergi Pemkab dengan pemerintahan di desa dalam meningkatkan dan menggali sumber-sumber pendapatan daerah di bidang pajak. Sedangkan maskot Yan STARPA, diharapkan dapat memberi image positif kepada masyarakat terhadap perpajakan.
Dua produk di bidang perpajakan itu, di-launching saat malam penghargaan dan pemberiaan cenderamata kepada 32 wajib pajak terbaik, Rabu (27/3) malam di La Costa Beach Lounge, Desa Temukuh, Kecamatan Banjar. Acara tersebut dihadiri oleh Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, bersama seluruh pimpinan SKPD lingkup Pemkab Buleleng, serta para pengusaha.
Kepala BKD Buleleng, Bimantara mengatakan, program ‘Desa STAR Pajak’ dan maskot Yan STARPA merupakan salah satu inovasi dari BKD Buleleng, dalam upaya peningkatan dan penggalian sumber-sumber pendapatan daerah. Dijelaskan, Desa STAR merupakan program memberdayakan peran pemerintahan desa, baik dalam menggali potensi-potensi pendapatan daerah, sosialisasi dan pembinaan pada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesadaran membayar pajak. Langkah ini, karena pemerintahan desa adalah pihak paling tahu kondisi di masing-masing wilayahnya.
Sedangkan maskot Yan STARPA dihadirkan guna lebih mendekatkan diri pada masyarakat wajib pajak. Kehadiran maskot Yan STARPA diharapkan dapat memberi kesan positif terhadap perpajakan itu sendiri. “Ini untuk meningkatkan peran serta pemerintahan desa dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah. Bentuknya nanti mendekatkan pelayanan perpajakan kepada masyarakat, berupa penyebaran informasi tentang perpajakan dan sosialisasi,” katanya.
Menurut Bimantara, inovasi tersebut sebagai upaya meningkatkan kesadaran masyarakat membayar pajak. Karena di tahun 2019, total ketepatan SPPT sebesar Rp 40.469.601.537, dengan total objek pajak sebanyak 202.188. “Kami juga memberikan penghargaan terhadap wajib pajak terbaik dan penyetor pajak terbesar dari berbagai katagori, baik itu pajak hotel, restoran, dan yang lainnya. Ini sebagai ungkapan terimakasih kami kepada WP yang telah memebayar pajak,“ ujarnya.
Sementara Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, menyatakan pihaknya terus berupaya memajukan Buleleng mulai dari pembenahan infrastruktur jalan perdesaan dan mulai merambah infrastruktur perkotaan. Langkah itu agar investasi di Buleleng terus berkembang, sehingga daerah memiliki sumber pendapatan yang cukup untuk terus membangun. “Sekarang ada sistem perizinan yang baru, pelayanan cepat. Saya minta KPT, BKD, LH dan SKPD terkait berdiskusi bagaimana menyikapi sistem perizinan terbaru tersebt. Dan saya juga protes tarif PBB, kalau terlalu tinggi kasihan juga yang mau berinvestasi. Jangan lagi ada istilah negosiasi, jangan biasanya, bikin yang tegas,” tandasnya. *k19
Komentar