Tewas Tertimpa Pohon yang Ditebangnya
Maksud hati membeli kayu, namun justru tewas tertimpa pohon yang dibelinya saat ditebang.
BANGLI, NusaBali
Inilah yang dialami I Nyoman Nawa, 42, yang meregang nyawa tertimpa pohon jati di tegalan milik keluarga I Nengah Susana alias Jero Usada Susana di Banjar Gunaksa, Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli, Senin (3/6) pagi.
Korban Nyoman Nawa dan pemilik pohon jati, Jero Usada Susana, sama-sama berasal dari Banjar Gunaksa, Kelurahan Cempaga. Korban sudah sepakat membeli sebatang pohon jati dengan harga Rp 1 juta. Senin pagi sekitar pukul 10.00 Wita, korban Nyoman Nawa datang ke tegalan Jero Usada untuk menebang pohon jati yang dibelinya.
Saat kejadian, korban datang ke lokasi mengajak I Wayan Mondel, 55, asal Banjar Bungkuan, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli untuk menebang pohon jati di tegalan Jero Usada tersebut. “Sehari sebelumnya, korban Nyoman Nawa mendatangi rumah Wayan Mondel untuk meminta tebangkan pohon jati. Wayan Mondel pun menyanggupi permintaan menebang pohon tersebut,” ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Senin kemarin.
Singkat cerita, kemarin pagi korban Nyoman Nawa dan Wayan Mondel datang ke tegalan Jero Usada untuk menebang pohon jati. Setibanya di lokasi TKP pukul 10.00 Wita, Wayan Mondel meminta bantuan korban Nyoman Nawa memasang tali yang akan digunakan untuk menarik kayu setinggi 7 meter dengan diameter 15 cm yang ditebang tersebut.
Rencananya, pohon jati yang ditebang itu akan ditumbangkan ke arah selatan. Tidak berselang lama, Wayan Mondel pun mulai menebang sebatang pohon jati menggunakan senso (mesin pemotong). Saat tumbang, pohon jati yang ditebang itu memang sesuai dengan rencana yakni ke arah selatan. Namun sayang, pohon tumbang menimpa kayu yang ada di sebelahnya hingga patah. Patahan kayu itulah yang menimpa korban Nyoman Nawa hingga langsung tewas di tempat.
Medan yang terjal dan di sebelahnya terdapat jurang, tidak memungkinkan korban Nyoman Nawa untuk menghindar. Ayah dua anak ini tewas mengenaskan dengan tubuh remuk tertimpa kayu. Panik karena korban tertimpa kayu, Wayan Mondel bergegas minta tolong kepada pemilik tegalan, Jero Usada. “Wayan Mondel pergi dari lokasi meninggalkan korban yang tertimpa pohon, untuk mencari pertolongan,” papar sumber tersebut.
Beberapa lama kemudian, sejumlah warga berdatangan ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban Nyoman Nawa. Korban dilarikan ke RSUD Bangli yang berjarak hanya beberapa kilometer ke arah selatan. Sayang, korban dinyatakan sudah keburu keminggal sebelum dibawa ke rumah sakit.
Kapolsek Bangli, Kompol Dewa Made Raka, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, korban Nyoman Nawa tertimpa dahan pohon sebelah yang roboh karena dihantam pohon yang ditebang. “Pohon yang ditebang menimpa pohon lain, sehingga dahannya patah dan menimpa korban. Di lokasi ada tiga pohon jati. Satu ditebang, tapi menimpa pohon di sebelahnya,” papar Kompol Dewa Raka saat dkonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Dari hasil pemeriksaan medis di RSUD Bangli, korban Nyoman Nawa tewas mengenaskan dalam kondisi patah kaki kanan dan luka berat di kepala. Menurut Kompol Dewa Raka, pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi, termasuk Wayan Mondel selaku penebang pohon. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti satu unit senso, seutas tali nilon warna biru dengan panjang 20 meter, dan satu jerigen berisi 2 liter bahan bakar.
Di sisi lain, sejumlah keluarga Wayan Mondel kemarin datangi Mapolsek Bangli untuk memberikan support. Menurut salah seorang kerabatnya, korban Nyoman Nawa beberapa kali datang ke rumah Wayan Mondel untuk minta bantuan menebang pohon. Permintaannya sempat ditolak, namun korban terus datang lagi bahkan rela menunggu lama. “Dia (Nyaman Nawa) samai tiga kali ke rumah, padahal sudah dibilang mesin senso rusak. Karena tetap memaksa untuk dibantu menebang pohon, maka senso segera diperbaiki. Akhirnya, permintaan untuk menebang pohon disanggupi,” katanya.
Sementara itu, pemilik tegalan Jero Usada Susana mengatakan korban Nyoman Nawa membeli sebatang pohon jati dengan harga Rp 1 juta. “Di tegalan saya ada tiga pohon sejenis, namun yang dibeli hanya satu,” ungkap Jero Usada saat dihubungi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Menurut Jero Usada, kematian tragis korban Nyoman Nawa akibat tertimpa pohon, sepertinya sudah takdir. Sebelumnya, kata dia, ada tiga orang dari keluarga Nyoman Nawa yang meninggal karena tertimpa pohon. *esa
Korban Nyoman Nawa dan pemilik pohon jati, Jero Usada Susana, sama-sama berasal dari Banjar Gunaksa, Kelurahan Cempaga. Korban sudah sepakat membeli sebatang pohon jati dengan harga Rp 1 juta. Senin pagi sekitar pukul 10.00 Wita, korban Nyoman Nawa datang ke tegalan Jero Usada untuk menebang pohon jati yang dibelinya.
Saat kejadian, korban datang ke lokasi mengajak I Wayan Mondel, 55, asal Banjar Bungkuan, Desa Sulahan, Kecamatan Susut, Bangli untuk menebang pohon jati di tegalan Jero Usada tersebut. “Sehari sebelumnya, korban Nyoman Nawa mendatangi rumah Wayan Mondel untuk meminta tebangkan pohon jati. Wayan Mondel pun menyanggupi permintaan menebang pohon tersebut,” ungkap sumber NusaBali di kepolisian, Senin kemarin.
Singkat cerita, kemarin pagi korban Nyoman Nawa dan Wayan Mondel datang ke tegalan Jero Usada untuk menebang pohon jati. Setibanya di lokasi TKP pukul 10.00 Wita, Wayan Mondel meminta bantuan korban Nyoman Nawa memasang tali yang akan digunakan untuk menarik kayu setinggi 7 meter dengan diameter 15 cm yang ditebang tersebut.
Rencananya, pohon jati yang ditebang itu akan ditumbangkan ke arah selatan. Tidak berselang lama, Wayan Mondel pun mulai menebang sebatang pohon jati menggunakan senso (mesin pemotong). Saat tumbang, pohon jati yang ditebang itu memang sesuai dengan rencana yakni ke arah selatan. Namun sayang, pohon tumbang menimpa kayu yang ada di sebelahnya hingga patah. Patahan kayu itulah yang menimpa korban Nyoman Nawa hingga langsung tewas di tempat.
Medan yang terjal dan di sebelahnya terdapat jurang, tidak memungkinkan korban Nyoman Nawa untuk menghindar. Ayah dua anak ini tewas mengenaskan dengan tubuh remuk tertimpa kayu. Panik karena korban tertimpa kayu, Wayan Mondel bergegas minta tolong kepada pemilik tegalan, Jero Usada. “Wayan Mondel pergi dari lokasi meninggalkan korban yang tertimpa pohon, untuk mencari pertolongan,” papar sumber tersebut.
Beberapa lama kemudian, sejumlah warga berdatangan ke lokasi TKP untuk mengevakuasi korban Nyoman Nawa. Korban dilarikan ke RSUD Bangli yang berjarak hanya beberapa kilometer ke arah selatan. Sayang, korban dinyatakan sudah keburu keminggal sebelum dibawa ke rumah sakit.
Kapolsek Bangli, Kompol Dewa Made Raka, mengungkapkan pihaknya sudah melakukan olah TKP dan minta keterangan saksi-saksi. Berdasarkan hasil olah TKP, korban Nyoman Nawa tertimpa dahan pohon sebelah yang roboh karena dihantam pohon yang ditebang. “Pohon yang ditebang menimpa pohon lain, sehingga dahannya patah dan menimpa korban. Di lokasi ada tiga pohon jati. Satu ditebang, tapi menimpa pohon di sebelahnya,” papar Kompol Dewa Raka saat dkonfirmasi terpisah, Senin kemarin.
Dari hasil pemeriksaan medis di RSUD Bangli, korban Nyoman Nawa tewas mengenaskan dalam kondisi patah kaki kanan dan luka berat di kepala. Menurut Kompol Dewa Raka, pihaknya masih memeriksa sejumlah saksi, termasuk Wayan Mondel selaku penebang pohon. Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti satu unit senso, seutas tali nilon warna biru dengan panjang 20 meter, dan satu jerigen berisi 2 liter bahan bakar.
Di sisi lain, sejumlah keluarga Wayan Mondel kemarin datangi Mapolsek Bangli untuk memberikan support. Menurut salah seorang kerabatnya, korban Nyoman Nawa beberapa kali datang ke rumah Wayan Mondel untuk minta bantuan menebang pohon. Permintaannya sempat ditolak, namun korban terus datang lagi bahkan rela menunggu lama. “Dia (Nyaman Nawa) samai tiga kali ke rumah, padahal sudah dibilang mesin senso rusak. Karena tetap memaksa untuk dibantu menebang pohon, maka senso segera diperbaiki. Akhirnya, permintaan untuk menebang pohon disanggupi,” katanya.
Sementara itu, pemilik tegalan Jero Usada Susana mengatakan korban Nyoman Nawa membeli sebatang pohon jati dengan harga Rp 1 juta. “Di tegalan saya ada tiga pohon sejenis, namun yang dibeli hanya satu,” ungkap Jero Usada saat dihubungi NusaBali terpisah, Senin kemarin.
Menurut Jero Usada, kematian tragis korban Nyoman Nawa akibat tertimpa pohon, sepertinya sudah takdir. Sebelumnya, kata dia, ada tiga orang dari keluarga Nyoman Nawa yang meninggal karena tertimpa pohon. *esa
Komentar