Industri Mode Bali Perlu Peran Milenial
Era 1980an yang melahirkan desainer mengusung seni budaya Bali hingga menembus mancanegara diharapkan bisa terulang kembali.
MANGUPURA, NusaBali
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali Putri Suastini Koster mengajak generasi milenial untuk kembali membangkitkan industri mode bertema seni budaya Bali, sebagai langkah menghadapi tantangan globalisasi yang semakin merongrong budaya lokal.
"Generasi muda sebagai generasi pembangunan harus peka melihat kondisi Bali saat ini. Banyak tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya, karena jika dibiarkan terus-menerus maka akan menghilangkan budaya Bali yang merupakan warisan adiluhung para leluhur," kata Putri Koster saat menjadi narasumber pada seminar bertajuk 'Milenial Tourism dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan', Sabtu (31/8).
Oleh karena itu, menurut dia, di lini dunia fesyen dalam menghadapi tantangan ini dengan memunculkan berbagai mode desain yang bertajuk ornamen khas Bali seperti bentuk pepatran (flora), kekarangan (fauna) dan nuansa seni budaya Bali lainnya.
Wanita yang dikenal seniman multitalenta ini mengatakan bahwa pada era 80-an, banyak desainer Bali yang memunculkan desain mode bertajuk seni budaya Bali, bahkan bisa sampai go international. "Untuk itu, mari kita gairahkan lagi dan munculkan desain-desain Bali yang tentunya menyesuaikan juga dengan pembaharuan yang ada sekarang," ajak istri Gubernur Bali tersebut.
Selain itu, Putri Koster mengharapkan dengan terselenggaranya berbagai kegiatan mode dan pameran-pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta, akan mampu memacu kreasi desainer muda Bali untuk menciptakan berbagai karya desain berkualitas yang berdaya saing nasional maupun internasional.
"Berbagai karya desain, tentunya tetap mengedepankan kearifan lokal Bali seperti berbahan dasar kain endek. Saya harapkan para desainer muda kita bisa menciptakan desain berbahan dasar endek agar bisa go nasional bahkan internasional," ujarnya.
Untuk itu, ke depan ia berharap dengan seminar ini dapat memberikan masukan dan semangat bagi generasi muda atau kalangan swasta, untuk semakin menggeliatkan kemajuan sentra-sentra produksi busana asal Bali sehingga pasarannya makin meluas hingga keluar, seperti yang sempat jaya di era tahun 80-an.
Dalam acara yang dihadiri oleh 200 orang peserta berasal dari para pelaku bisnis, mahasiswa maupun pelaku usaha terkait, juga disuguhkan sajian materi oleh beberapa narasumber lainnya, diantaranya Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Gusti Kade Sutawa, Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, anggota Dewan Pertimbangan Kadin Panudiana Kuhn, Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Sutrisno Bahar serta Ketua Kadin Bali Made Ariandi. *ant
"Generasi muda sebagai generasi pembangunan harus peka melihat kondisi Bali saat ini. Banyak tantangan yang harus dihadapi dan dicarikan solusinya, karena jika dibiarkan terus-menerus maka akan menghilangkan budaya Bali yang merupakan warisan adiluhung para leluhur," kata Putri Koster saat menjadi narasumber pada seminar bertajuk 'Milenial Tourism dalam Menghadapi Peluang dan Tantangan', Sabtu (31/8).
Oleh karena itu, menurut dia, di lini dunia fesyen dalam menghadapi tantangan ini dengan memunculkan berbagai mode desain yang bertajuk ornamen khas Bali seperti bentuk pepatran (flora), kekarangan (fauna) dan nuansa seni budaya Bali lainnya.
Wanita yang dikenal seniman multitalenta ini mengatakan bahwa pada era 80-an, banyak desainer Bali yang memunculkan desain mode bertajuk seni budaya Bali, bahkan bisa sampai go international. "Untuk itu, mari kita gairahkan lagi dan munculkan desain-desain Bali yang tentunya menyesuaikan juga dengan pembaharuan yang ada sekarang," ajak istri Gubernur Bali tersebut.
Selain itu, Putri Koster mengharapkan dengan terselenggaranya berbagai kegiatan mode dan pameran-pameran yang diselenggarakan oleh pemerintah ataupun swasta, akan mampu memacu kreasi desainer muda Bali untuk menciptakan berbagai karya desain berkualitas yang berdaya saing nasional maupun internasional.
"Berbagai karya desain, tentunya tetap mengedepankan kearifan lokal Bali seperti berbahan dasar kain endek. Saya harapkan para desainer muda kita bisa menciptakan desain berbahan dasar endek agar bisa go nasional bahkan internasional," ujarnya.
Untuk itu, ke depan ia berharap dengan seminar ini dapat memberikan masukan dan semangat bagi generasi muda atau kalangan swasta, untuk semakin menggeliatkan kemajuan sentra-sentra produksi busana asal Bali sehingga pasarannya makin meluas hingga keluar, seperti yang sempat jaya di era tahun 80-an.
Dalam acara yang dihadiri oleh 200 orang peserta berasal dari para pelaku bisnis, mahasiswa maupun pelaku usaha terkait, juga disuguhkan sajian materi oleh beberapa narasumber lainnya, diantaranya Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali Gusti Kade Sutawa, Plt Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali I Putu Astawa, anggota Dewan Pertimbangan Kadin Panudiana Kuhn, Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional Sutrisno Bahar serta Ketua Kadin Bali Made Ariandi. *ant
Komentar