Tiga Jam Ngelawang di Pantai Sanur Dapat Rp 1 Juta
Sekaa Barong Suara Agung asal Banjar Palak, Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar, menghibur pengunjung di Pantai Sanur, Denpasar Selatan, saat Umanis Galungan, Kamis (20/2) sore.
DENPASAR, NusaBali
Tidak tanggung-tanggung dalam tiga jam beratraksi, sekaa ngelawang ini memperoleh sumbangan sukarela sekitar Rp 1 juta dari pengunjung pantai.
Sebanyak 20 orang anggota sekaa ini rela jauh-jauh datang dari Gianyar hanya untuk menghibur pengunjung saat Umanis Galungan, kemarin. Mereka membawa mobil rombongan lengkap dengan barong bangkung dan gamelan menuju Pantai Matahari Terbit.
Ngelawang yang dilakukan anak-anak SD hingga SMP ini berhasil menarik perhatian pengunjung mulai baik wisatawan lokal hingga wisatawan mancanegara yang memadati pantai. Pengunjung pantai pun banyak yang mengambil foto dan kemudian memberikan sekedar sumbangan sukarela kepada sekaa ngelawang tersebut.
"Kami sengaja ke sini (Pantai Sanur, red) pengen mencari dana untuk membeli peralatan ngelawang. Sekarang yang kami bawa hanya untuk hiburan saja," ungkap Ketua Sekaa Barong Suara Agung, I Nyoman Bagus Jnana, 13.
Menurut Bagus, untuk mencari dana tersebut, dia dan teman-temannya, ngelawang dari Hari Raya Galungan, hingg Paing Galungan. Mereka menghibur masyarakat mulai dari desanya sendiri yang rata-rata mendapatkan sumbangan sebesar Rp 250.000, Taman Kota Gianyar hingga Keramas mendapatkan Rp 500.000, sedangkan di Pantai Sanur dan di Taman Janggan Renon bisa mendapatkan hingga Rp 1.000.000.
Jumlah tersebut, diperolehnya dengan pentas selama tiga jam dari pukul 18.00 Wita hingga 20.00 Wita. "Biasanya dari jam 6 sore sampai jam 8 malam. Tapi itu juga menurut teman-teman seberapa mampunya, soalnya kan mereka bisa saja capek sebelum jam 8 ya kita berhenti langsung pulang besok lagi dilanjutkan," jelasnya.
Menurut Bagus, ngelawang di Pantai Sanur sudah keempat kalinya. Dia mengatakan tidak ada izin khusus ngelawang di tempat wisata karena hanya bersifat menghibur melalui seni dan tradisi. "Awalnya hanya coba-coba, kalau gak dilarang kami lanjutkan. Ternyata gak dilarang jadi kami terus pentas di sini (pantai Sanur, red)," imbuhnya.
Sementara salah satu pengunjung Pantai Sanur, Wayan Eka Prasetya mengaku terhibur dan sangat mendukung dengan kegiatan ngelawang anak-anak ini. Dikatakan, walaupun bukan asli Denpasar, mereka masih mau melakukan dan mementaskan tradisi yang turun temurun dilakukan di Bali. "Mereka jauh-jauh datang menghibur kami di sini, jadi saya pribadi sangat mendukung anak-anak ini dan mereka masih berusaha melestarikan seni dan tradisi Bali itu sendiri," ungkapnya. *mis
Sebanyak 20 orang anggota sekaa ini rela jauh-jauh datang dari Gianyar hanya untuk menghibur pengunjung saat Umanis Galungan, kemarin. Mereka membawa mobil rombongan lengkap dengan barong bangkung dan gamelan menuju Pantai Matahari Terbit.
Ngelawang yang dilakukan anak-anak SD hingga SMP ini berhasil menarik perhatian pengunjung mulai baik wisatawan lokal hingga wisatawan mancanegara yang memadati pantai. Pengunjung pantai pun banyak yang mengambil foto dan kemudian memberikan sekedar sumbangan sukarela kepada sekaa ngelawang tersebut.
"Kami sengaja ke sini (Pantai Sanur, red) pengen mencari dana untuk membeli peralatan ngelawang. Sekarang yang kami bawa hanya untuk hiburan saja," ungkap Ketua Sekaa Barong Suara Agung, I Nyoman Bagus Jnana, 13.
Menurut Bagus, untuk mencari dana tersebut, dia dan teman-temannya, ngelawang dari Hari Raya Galungan, hingg Paing Galungan. Mereka menghibur masyarakat mulai dari desanya sendiri yang rata-rata mendapatkan sumbangan sebesar Rp 250.000, Taman Kota Gianyar hingga Keramas mendapatkan Rp 500.000, sedangkan di Pantai Sanur dan di Taman Janggan Renon bisa mendapatkan hingga Rp 1.000.000.
Jumlah tersebut, diperolehnya dengan pentas selama tiga jam dari pukul 18.00 Wita hingga 20.00 Wita. "Biasanya dari jam 6 sore sampai jam 8 malam. Tapi itu juga menurut teman-teman seberapa mampunya, soalnya kan mereka bisa saja capek sebelum jam 8 ya kita berhenti langsung pulang besok lagi dilanjutkan," jelasnya.
Menurut Bagus, ngelawang di Pantai Sanur sudah keempat kalinya. Dia mengatakan tidak ada izin khusus ngelawang di tempat wisata karena hanya bersifat menghibur melalui seni dan tradisi. "Awalnya hanya coba-coba, kalau gak dilarang kami lanjutkan. Ternyata gak dilarang jadi kami terus pentas di sini (pantai Sanur, red)," imbuhnya.
Sementara salah satu pengunjung Pantai Sanur, Wayan Eka Prasetya mengaku terhibur dan sangat mendukung dengan kegiatan ngelawang anak-anak ini. Dikatakan, walaupun bukan asli Denpasar, mereka masih mau melakukan dan mementaskan tradisi yang turun temurun dilakukan di Bali. "Mereka jauh-jauh datang menghibur kami di sini, jadi saya pribadi sangat mendukung anak-anak ini dan mereka masih berusaha melestarikan seni dan tradisi Bali itu sendiri," ungkapnya. *mis
Komentar