Kumuh, Pantai Pengastulan Seririt Penuh Sampah
Bukan hanya dibanjiri sampah kiriman, tapi video yang diunggah di media social memperlihatkan bocah membuang sampah dari kereta pasir.
SINGARAJA, NusaBali
Video yang diunggah netizen dengan nama Michael Vrana menjadi viral. Betapa tidak mencengangkan, di kawasan pantai yang dikatakan sebagai Seririt, terlihat bocah kecil mendorong gerobak/kereta pasir yang penuh sampah dan dengan santainya dibuang di tepi pantai. Video yang awal mula diunggah 26 Oktober 2016 sudah ditonton 25 ribu netizen di media social dan mendapat beragam tanggapan.
Camat Seririt, Nyoman Riang Pustaka, tidak menampik, perilaku kesadaran masyarakat di sekitar Pantai Desa Pengastulan Seririt masih dirasa kurang. Apalagi di dekat lokasi sejumlah rumah warga juga belum dilengkapi dengan sanitasi. Pihaknya pun mengaku kewalahan untuk mengubah perilaku masyarakatnya yang belum sadar diri dan masih membuang sampah sembarangan. Dan hingga saat ini belum menemukan titik temu alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Padahal khusus untuk Kecamatan Seririt, program perang sampah, sudah dilakukan di dua puluh desa dan satu kelurahan. Sebagian desa bahkan sudah berhasil dalam menangani sampah secara mandiri dengan merekrut tukang pengangkut sampah, yang biaya operasionalnya dikeluarkan dari dana desa. Seperti Desa Tangguwisia, Desa Sulanyah, Desa Bubunan, Desa Ringdikit, sudah mulai menampakkan wajah bersihnya. Hanya saja karena banyaknya warga, mengubah mindset untuk hidup bersih dan sehat, kadang masih susah diterima oleh sebagian warga.
Tapi Riang Pustaka juga menyatakan bahwa justru sebagian besar sampah yang menumpuk di pantai Desa Pengastulan merupakan sampah kiriman dari desa yang ada di hulu.“Karena Pengastulan adalah muara Sungai Saba, jadi semua sampah kiriman dari daerah atas seperti beberapa daerah di Kecamatan Busungbiu yang dilalui oleh sungai Saba, berhenti di sini, sehingga keberadaannya memang sangat memprihatinkan,” kata Riang, Jumat (18/11).
Sementara itu, ke depannya ia mengaku akan segera mengkoordinasikan hal tersebut dengan kecamatan lainnya seperti Busungbiu, terkait sampah kiriman dari Sungai Saba. Selain juga meminta solusi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) terbasuk Badan Lingkungan Hidup (BLH) Buleleng untuk mengakaji dan mencari jalan keluar masalah tersebut.
Dari pantauan NusaBali pada Jumat (18/11) sore di Pantai Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, memang terlihat sangat kumuh dengan sejumlah tumpukan berbagai jenis sampah yang menyebar hampir di seluruh bibir pantai. Kondisi tersebut pun tak pelak mengganggu pemandangan mata, setiap pengunjung yang datang ke sana. Meski selama ini anak-anak warga setempat terlihat biasa saja bermain dan mandi di laut yang pantainya sangat kotor.
Seorang ibu rumah tangga Mia, 28, yang sedang menunggu anaknya mandi di pantai mengatakan bahwa masalah sampah di pantai Pengastulan, merupakan masalah bertahun-tahun yang belum dapat tertanggulangi. “Sudah begini dari dulu, banyak sampahnya, setiap bulan gotong royong dibersihin juga tidak habis-habis,” katanya. *k23
Camat Seririt, Nyoman Riang Pustaka, tidak menampik, perilaku kesadaran masyarakat di sekitar Pantai Desa Pengastulan Seririt masih dirasa kurang. Apalagi di dekat lokasi sejumlah rumah warga juga belum dilengkapi dengan sanitasi. Pihaknya pun mengaku kewalahan untuk mengubah perilaku masyarakatnya yang belum sadar diri dan masih membuang sampah sembarangan. Dan hingga saat ini belum menemukan titik temu alternatif yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Padahal khusus untuk Kecamatan Seririt, program perang sampah, sudah dilakukan di dua puluh desa dan satu kelurahan. Sebagian desa bahkan sudah berhasil dalam menangani sampah secara mandiri dengan merekrut tukang pengangkut sampah, yang biaya operasionalnya dikeluarkan dari dana desa. Seperti Desa Tangguwisia, Desa Sulanyah, Desa Bubunan, Desa Ringdikit, sudah mulai menampakkan wajah bersihnya. Hanya saja karena banyaknya warga, mengubah mindset untuk hidup bersih dan sehat, kadang masih susah diterima oleh sebagian warga.
Tapi Riang Pustaka juga menyatakan bahwa justru sebagian besar sampah yang menumpuk di pantai Desa Pengastulan merupakan sampah kiriman dari desa yang ada di hulu.“Karena Pengastulan adalah muara Sungai Saba, jadi semua sampah kiriman dari daerah atas seperti beberapa daerah di Kecamatan Busungbiu yang dilalui oleh sungai Saba, berhenti di sini, sehingga keberadaannya memang sangat memprihatinkan,” kata Riang, Jumat (18/11).
Sementara itu, ke depannya ia mengaku akan segera mengkoordinasikan hal tersebut dengan kecamatan lainnya seperti Busungbiu, terkait sampah kiriman dari Sungai Saba. Selain juga meminta solusi dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) terbasuk Badan Lingkungan Hidup (BLH) Buleleng untuk mengakaji dan mencari jalan keluar masalah tersebut.
Dari pantauan NusaBali pada Jumat (18/11) sore di Pantai Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, memang terlihat sangat kumuh dengan sejumlah tumpukan berbagai jenis sampah yang menyebar hampir di seluruh bibir pantai. Kondisi tersebut pun tak pelak mengganggu pemandangan mata, setiap pengunjung yang datang ke sana. Meski selama ini anak-anak warga setempat terlihat biasa saja bermain dan mandi di laut yang pantainya sangat kotor.
Seorang ibu rumah tangga Mia, 28, yang sedang menunggu anaknya mandi di pantai mengatakan bahwa masalah sampah di pantai Pengastulan, merupakan masalah bertahun-tahun yang belum dapat tertanggulangi. “Sudah begini dari dulu, banyak sampahnya, setiap bulan gotong royong dibersihin juga tidak habis-habis,” katanya. *k23
Komentar