22 KK di Perbukitan Desa Subaya Terlepas dari Isolasi
Lanal Denpasar Sudah Buatkan Jembatan Permanen Sepanjang 15 Meter
Jembatan penghubung antara Desa Subaya (Kecamatan Kintamani, Bangli) dan Desa Tejakula (Kecamatan Tejakula, Buleleng) diresmikan secara virtual oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono, Minggu kemarin
BANGLI, NusaBali
Warga dari kawasan perbukitan Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Bangli berjumlah 22 kepala keluarga (KK) dengan 75 jiwa, kini tidak lagi terisolasi. Mereka terlepas dari isolasi setelah dibuatkan jembatan sepanjang 15 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 3 meter oleh Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, yang diresmikan langsung Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Minggu (6/6) siang.
Jembatan permanen dari beton yang diberi nama ‘Bahari Mulia Abadi’ ini dibangun Lanal Denpasar untuk menghubungkan Desa Subaya (Kecamatan Kintamani, Bangli) di sisi selatan dan Desa Tejakula (Kecamatan Tejakula, Buleleng) di sisi utara. Posisi Desa Subaya berada di bagian atas Desa Tejakula. Jembatan untuk membuka isolasi 22 KK warga Desa Subaya ini dibangun aggota Lanal Denpasar dengan dibantu warga setempat selam sebulan.
Peresmian jembatan yang dilakukan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono secara virtual, Minggu siang pukul 11.00 Wita, diikuti oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Sedangkan yang hadir langsung di lokasi peresmian jembatan di Desa Subaya adalah Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) KSAL, Mayjen TNI Widodo Dwi Purwanto dan Dan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana, disaksikan oleh pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat setempat.
Aspotmar KSAL, Mayjen TNI Widodo Dwi Purwanto, mengatakan pembangunan jembatan ini untuk membuka isolasi 22 KK warga Desa Subaya, yang sudah puluhan tahun lamanya kesulitan untuk menjual hasil pertanian. Satu-satunya akses yang mudah dilalui menuju desa di kawasan perbukitan ini hanya melalui Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng. Itu pun, mereka hanya bisa menggunakan jalan setapak selebar 2 meter sejauh 3 kilometer ke atas perbukitan, yang medannya terjal.
Ketika musim hujan tiba, warga 22 KK dari Desa Subaya ini tidak bisa dengan leluasa keluar masuk desanya. Selama ini, masyarakat setempat mebuat jembatan dari kayu. Namun, seringkali jembatan darurat dari kayu itu disapu banjir bandang. Nah, dengan dibangunnya beton permanen oleh Lanal Denpasar ini, diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Subaya.
Pembangunan jembatan beton sebagai wujud pembinaan potensi maritim oleh TNI AL ini, dilakukan selama sebulan penuh pada Mei 2021, melalui karya bakti TNI AL. "Sudah menjadi tugas TNI AL untuk melaksanakan pembinaan potensi maritim. Pembinaan potensi maritim itu merupakan pembinaan teritorial versi Angkatan Laut," jelas Mayjen Widodo Dwi seusai acara peresmian jembatan kemarin.
Mayjen Widodo Dwi mengungkapkan, keberadaan jembatan ini sangat diharapkan masyarakat Desa Subaya sebagai akses utama untuk menjual hasil pertanian. Jembatan sudah lama didambakan, namun baru sekarang terealisasi.
Menurut Mayjen Widodo, dalam melaksanakan pembinaan potensi maritim, TNI AL bersinergi dengan pemerintah daerah, kementerian lembaga, dan instansi terkait lainnya, juga kalangan pengusaha. "Kolaborasi perlu dilakukan agar bisa mengatasi permasalahan di masyarakat," katanya.
Disebutkan, TNI AL mempunyai tugas yang diatur dalam undang-undang. Salah satunya, pemberdayaan wilayah pertahanan. Ada tiga potensi yang diperhatikan, yakni geografi, demografi, dan kondisi sosial. 7 pol
Warga dari kawasan perbukitan Desa Subaya, Kecamatan Kintamani, Bangli berjumlah 22 kepala keluarga (KK) dengan 75 jiwa, kini tidak lagi terisolasi. Mereka terlepas dari isolasi setelah dibuatkan jembatan sepanjang 15 meter, lebar 1,5 meter, dan tinggi 3 meter oleh Pangkalan TNI AL (Lanal) Denpasar, yang diresmikan langsung Kepala Staf TNI AL (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono, Minggu (6/6) siang.
Jembatan permanen dari beton yang diberi nama ‘Bahari Mulia Abadi’ ini dibangun Lanal Denpasar untuk menghubungkan Desa Subaya (Kecamatan Kintamani, Bangli) di sisi selatan dan Desa Tejakula (Kecamatan Tejakula, Buleleng) di sisi utara. Posisi Desa Subaya berada di bagian atas Desa Tejakula. Jembatan untuk membuka isolasi 22 KK warga Desa Subaya ini dibangun aggota Lanal Denpasar dengan dibantu warga setempat selam sebulan.
Peresmian jembatan yang dilakukan KSAL Laksamana TNI Yudo Margono secara virtual, Minggu siang pukul 11.00 Wita, diikuti oleh Gubernur Bali Wayan Koster. Sedangkan yang hadir langsung di lokasi peresmian jembatan di Desa Subaya adalah Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) KSAL, Mayjen TNI Widodo Dwi Purwanto dan Dan Lanal Denpasar Kolonel Laut (P) I Komang Teguh Ardana, disaksikan oleh pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat setempat.
Aspotmar KSAL, Mayjen TNI Widodo Dwi Purwanto, mengatakan pembangunan jembatan ini untuk membuka isolasi 22 KK warga Desa Subaya, yang sudah puluhan tahun lamanya kesulitan untuk menjual hasil pertanian. Satu-satunya akses yang mudah dilalui menuju desa di kawasan perbukitan ini hanya melalui Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng. Itu pun, mereka hanya bisa menggunakan jalan setapak selebar 2 meter sejauh 3 kilometer ke atas perbukitan, yang medannya terjal.
Ketika musim hujan tiba, warga 22 KK dari Desa Subaya ini tidak bisa dengan leluasa keluar masuk desanya. Selama ini, masyarakat setempat mebuat jembatan dari kayu. Namun, seringkali jembatan darurat dari kayu itu disapu banjir bandang. Nah, dengan dibangunnya beton permanen oleh Lanal Denpasar ini, diharapkan dapat membantu masyarakat Desa Subaya.
Pembangunan jembatan beton sebagai wujud pembinaan potensi maritim oleh TNI AL ini, dilakukan selama sebulan penuh pada Mei 2021, melalui karya bakti TNI AL. "Sudah menjadi tugas TNI AL untuk melaksanakan pembinaan potensi maritim. Pembinaan potensi maritim itu merupakan pembinaan teritorial versi Angkatan Laut," jelas Mayjen Widodo Dwi seusai acara peresmian jembatan kemarin.
Mayjen Widodo Dwi mengungkapkan, keberadaan jembatan ini sangat diharapkan masyarakat Desa Subaya sebagai akses utama untuk menjual hasil pertanian. Jembatan sudah lama didambakan, namun baru sekarang terealisasi.
Menurut Mayjen Widodo, dalam melaksanakan pembinaan potensi maritim, TNI AL bersinergi dengan pemerintah daerah, kementerian lembaga, dan instansi terkait lainnya, juga kalangan pengusaha. "Kolaborasi perlu dilakukan agar bisa mengatasi permasalahan di masyarakat," katanya.
Disebutkan, TNI AL mempunyai tugas yang diatur dalam undang-undang. Salah satunya, pemberdayaan wilayah pertahanan. Ada tiga potensi yang diperhatikan, yakni geografi, demografi, dan kondisi sosial. 7 pol
Komentar