GABSI Bali Rancang Program Bridge Masuk Sekolah

Rakerda ini bertujuan menghasilkan beberapa program kerja, antara lain, rencana kerja pendek yang memiliki jangka waktu tahunan, rencana kerja menengah jangka waktu dua tahunan, dan rencana kerja panjang yaitu selama empat tahun atau satu periode kepengurusan.

“GABSI Bali tahun ini berfokus menyusun rencana kerja, dan menggencarkan rancangan yang wajib dilaksanakan oleh seluruh Pengkab/Pengkot yaitu Bridge Masuk Sekolah,” kata Ketua Umum GABSI Bali, Nyoman Winata.

Program Bridge masuk Sekolah (BMS) diharapkan menjadi salah satu cabang olahraga yang bisa dikompetisikan dalam ajang Porsenijar. “Usaha tersebut kami gencarkan guna mengangkat kembali eksistensi olahraga bridge di tengah-tengah masyarakat Bali,” ujar Winata.

Dari Sembilan kabupaten/kota di Bali saat ini, tinggal Kabupaten Bangli yang belum memiliki kepengurusan. Diharapkan Bangli segera memiliki kepengurusan. Sedangkan Kabupaten Karangasem kini sudah memiliki kepengurusan.

“Kami sangat gembira dapat bergabung dalam GABSI Provinsi Bali dan akan segera menyusun program-program kerja selanjutnya,” kata Ketua Pengcab GABSI Karangasem, Putu Gede Asnawa Dikta.

Rencananya GABSI sudah menggelar turnamen pada bulan Oktober mendatang yang dirangkaikan dengan Hari Sumpah Pemuda. “Kami juga mendukung progam BMS dengan mulai mensosialisasikan kepada masyarakat luas dan sekolah-sekolah agar bridge punya eksistensi dan diterima pihak sekolah serta menjadi salah satu cabang olahraga yang diajarkan,” ujar Putu Gede Asnawa Dikta.

Untuk diketahui bridge adalah suatu olahraga yang memakai media kartu. Permainan ini menggunakan satu set kartu yang dimainkan oleh empat orang dalam satu meja. Olahraga bridge pun dapat melatih otak guna berpikir kreatif  untuk memecahkan sebuah masalah.  Bridge juga melatih kinerja benak kiri dan benak kanan dalam berpikir sehingga dapat meningkatkan kemampuan otak untuk melatih keseimbangan berpikir dan emosi. *rma