Bekas Minyak Babi Guling Disulap Jadi Biodiesel
Siswa Smansa Denpasar Raih Juara Lomba Essay di UI
Pembentukan biodiesel ini menggunakan proses transesterifikasi yakni menggunakan katalis NaOH. Sehingga biodiesel yang dihasilkan memiliki sifat ramah lingkungan karena tidak mengganggu kesehatan
DENPASAR, NusaBali
Tim dari SMAN 1 Denpasar berjaya dalam lomba essay di acara Metallurgy and Materials Week yang diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Mereka berhasil keluar sebagai pemenang berkat penelitian limbah bekas minyak babi yang ternyata bisa diubah menjadi biodiesel.
Tim yang tampil terdiri dari Gek Ayu Prabha Indah Cahya Dewi, 16 (kelas XI MIPA 2), Ni Kadek Dwi Febriani, 16 (kelas XI MIPA 3), dan Ketut Kartika Permata Dewi ,16 (kelas XI MIPA 2). Mereka membawakan judul penelitian "Energi Baru Terbarukan Biodiesel Berbahan Limbah Minyak Goreng Pedagang Babi Guling Melalui Sistem Transesterifikasi, Sebuah Olahan Produk Inovatif Sebagai Energi Alternatif Pengganti Energi Fosil".
Ketua tim, Gek Ayu Prabha Indah Cahya Dewi menjelaskan, ketertarikan mengangkat limbah bekas minyak goreng (jelantah) babi guling lantaran sering dibuang begitu saja oleh pedagang babi guling itu sendiri. Dari sanalah terpikir untuk memanfaatkan kembali minyak jelantah babi guling itu menjadi sesuatu yang berguna.
"Kami berpikir limbah minyak goreng (jelantah) itu pasti bisa diolah menjadi energi terbarukan dalam bentuk biodiesel atau biosolar yang hasil produknya akan memberikan nilai ekonomi yang lebih baik dan dapat dijadikan energi alternatif pengganti energi fosil," ungkapnya Minggu (21/11).
Dikatakan, pembentukan biodiesel ini menggunakan proses transesterifikasi yakni menggunakan katalis NaOH. Sehingga biodiesel yang dihasilkan memiliki sifat ramah lingkungan karena tidak mengganggu kesehatan, memiliki titik nyala yang tinggi, titik kilap tidak berbahaya, viskositasnya cukup baik, serta tidak menimbulkan asap hitam.
"Kami sudah uji coba menggunakan hasil biodiesel ini pada mesin-mesin diesel seperti pemarut kelapa, penggiling daging, dan sebagainya tanpa mengubah atau melakukan modikasi terhadap mesin tersebut. Hasilnya sangat efektif. Tapi biodiesel ini harus segera dipakai. Kalau didiamkan lama sampai seminggu akan berbentuk seperti gel," terang Gek Ayu Prabha.
Gek Ayu Prabha dan dua teman lainnya tidak menyangka jika hasil penelitiannya akan keluar sebagai pemenang dalam kompetisi itu. Apalagi ini adalah ajang yang pertama diikuti oleh mereka. Mereka bahkan masih tidak percaya, karena merasa penelitian yang mereka ambil sebenarnya biasa-biasa saja. "Kami agak surprise dengan hasilnya. Padahal kami merasa penelitian ini penelitian yang biasa saja. Dengan perolehan ini kami tentu bersyukur," jelas pelajar yang tinggal di wilayah Badung ini.
Karena baru pertama kalinya ikut kompetisi semacam ini, mereka pun mengaku sempat deg-degan. "Waktu penelitian kami sebenarnya biasa saja. Tapi saat lomba, sedikit deg-degan," cerita Gek Ayu Prabha. Namun demikian, mereka bangga dan termotivasi untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Sementara itu Kasek SMAN 1 Denpasar, M Rida mengaku sangat mendukung penuh anak-anak didiknya dalam menggali penelitian-penelitian dengan mengambil material dari apa yang ditemui di sekitarnya. "Kami mendukung anak-anak agar semakin kreatif menggali apa yang ada di sekitarnya. Kami fasilitasi dengan berbagai dukungan seperti menyediakan tempat lab dan juga guru pembina yang akan membimbing penelitian yang mereka kerjakan," kata Rida. *ind
Tim yang tampil terdiri dari Gek Ayu Prabha Indah Cahya Dewi, 16 (kelas XI MIPA 2), Ni Kadek Dwi Febriani, 16 (kelas XI MIPA 3), dan Ketut Kartika Permata Dewi ,16 (kelas XI MIPA 2). Mereka membawakan judul penelitian "Energi Baru Terbarukan Biodiesel Berbahan Limbah Minyak Goreng Pedagang Babi Guling Melalui Sistem Transesterifikasi, Sebuah Olahan Produk Inovatif Sebagai Energi Alternatif Pengganti Energi Fosil".
Ketua tim, Gek Ayu Prabha Indah Cahya Dewi menjelaskan, ketertarikan mengangkat limbah bekas minyak goreng (jelantah) babi guling lantaran sering dibuang begitu saja oleh pedagang babi guling itu sendiri. Dari sanalah terpikir untuk memanfaatkan kembali minyak jelantah babi guling itu menjadi sesuatu yang berguna.
"Kami berpikir limbah minyak goreng (jelantah) itu pasti bisa diolah menjadi energi terbarukan dalam bentuk biodiesel atau biosolar yang hasil produknya akan memberikan nilai ekonomi yang lebih baik dan dapat dijadikan energi alternatif pengganti energi fosil," ungkapnya Minggu (21/11).
Dikatakan, pembentukan biodiesel ini menggunakan proses transesterifikasi yakni menggunakan katalis NaOH. Sehingga biodiesel yang dihasilkan memiliki sifat ramah lingkungan karena tidak mengganggu kesehatan, memiliki titik nyala yang tinggi, titik kilap tidak berbahaya, viskositasnya cukup baik, serta tidak menimbulkan asap hitam.
"Kami sudah uji coba menggunakan hasil biodiesel ini pada mesin-mesin diesel seperti pemarut kelapa, penggiling daging, dan sebagainya tanpa mengubah atau melakukan modikasi terhadap mesin tersebut. Hasilnya sangat efektif. Tapi biodiesel ini harus segera dipakai. Kalau didiamkan lama sampai seminggu akan berbentuk seperti gel," terang Gek Ayu Prabha.
Gek Ayu Prabha dan dua teman lainnya tidak menyangka jika hasil penelitiannya akan keluar sebagai pemenang dalam kompetisi itu. Apalagi ini adalah ajang yang pertama diikuti oleh mereka. Mereka bahkan masih tidak percaya, karena merasa penelitian yang mereka ambil sebenarnya biasa-biasa saja. "Kami agak surprise dengan hasilnya. Padahal kami merasa penelitian ini penelitian yang biasa saja. Dengan perolehan ini kami tentu bersyukur," jelas pelajar yang tinggal di wilayah Badung ini.
Karena baru pertama kalinya ikut kompetisi semacam ini, mereka pun mengaku sempat deg-degan. "Waktu penelitian kami sebenarnya biasa saja. Tapi saat lomba, sedikit deg-degan," cerita Gek Ayu Prabha. Namun demikian, mereka bangga dan termotivasi untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi ke depannya.
Sementara itu Kasek SMAN 1 Denpasar, M Rida mengaku sangat mendukung penuh anak-anak didiknya dalam menggali penelitian-penelitian dengan mengambil material dari apa yang ditemui di sekitarnya. "Kami mendukung anak-anak agar semakin kreatif menggali apa yang ada di sekitarnya. Kami fasilitasi dengan berbagai dukungan seperti menyediakan tempat lab dan juga guru pembina yang akan membimbing penelitian yang mereka kerjakan," kata Rida. *ind
Komentar